"Ndi apakah aku pindah sekolah saja ?" Tanya Hasan dengan mata berkaca kaca menahan tangis.
"Menurutku itu bukan jalan yang baik, jika kamu pindah ke sekolah lain aku khawatir tidak ada sekolah yang mau menerima mu, lagi pula kamu sudah menginjak semester terahir di sekolah ini San." Jawab Andi.
"Baiklah... Terima kasih Ndi selalu ada untuk ku."
"Tak apa bukan kah kita teman." Ucap Andi sambil tersenyum.
"Hemmm." Hasan mengangguk sambil mengeluarkan air mata.
....
Tak terasa, Hasan sudah berhasil melewati masa-masa SMA nya. Hasan mengucap syukur atas kelulusannya. Bukan hanya karena ia berhasil lulus melainkan akhirnya ia terlepas dari Daffa dan teman-temannya. Dan ia bisa menjalani perkuliahan tanpa ejekan dan cacian dari teman temannya lagi. Ia semakin bersemangat untuk masuk ke jenjang yang lebih tinggi.
Hari demi hari, Hasan menjalani masa kuliahnya dengan bersemangat dan ketenangan tanpa adanya ejekan dan prilaku yang tidak baik padanya.
Pada suatu hari Andi mengirim pesan ke Hasan. Ia melihat pesan dari bar notifikasi yang isinya meminta bantuan untuk donasi, karena rasa penasaran yang sangat tinggi ia membuka pesan yang di kirim Andi kepadanya, Isi berita itu membuat hasan begitu terkejut, karena isi pesan itu adalah Daffa mengalami kecelakaan dan dirawat disebuah rumah sakit, dengan adanya berita tersebut seluruh teman sekelasnya untuk mengunjuginya dan membantu mencarikan berdonasi untuknya.
Hasan hanya terdiam dan berfikir " apakah ini pembalasan yang pernah ia lakukan padaku ?"
Ia memikirkan pesan itu setiap waktu  dan setiap hari ia selalu bertanya kepada diri nya sendiri sambil menatap langit-langit kamar "apakah aku harus mengunjunginya, jelas jelas sewaktu SMA dia selalu menindas dan mempermalukan ku didepan teman-teman."