Mohon tunggu...
Wilaga Azman Kharis
Wilaga Azman Kharis Mohon Tunggu... -

mahasiswa semester 5 minat menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tentang Sebuah Identitas

23 Agustus 2011   02:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:33 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

perlahan, dari satu tamu, pendatang makin banyak bertandang jumlahnya. penduduk desa semakin akrab saja.

waktu semakin merambat naik, aku sudah lihat masa rembulan naik sudah datang dan pergi berkali-kali.

lama-lama, aku jadi muak, Selain karena burung perkutut berkemeja biru milik pak tua yang tak kunjung bawa berkah dengan keenambelas janji-palsu-nya,

belakangan aku mengetahui dari kertas-kertas yang disebarkan tukang ketik, koin-koin kami akan mulai dipunguti secara tidak langsung oleh pak tua--yang katanya sambil menangis, sudah tujuh tahun bergelora di tampuk kekuasaan--upahnya tak kunjung naik.

sadaralah pak tua, tetanggaku pernah dua kali makan tikus comberan sehari, dan aku juga demikian.

jika kami menengok lihat kesebelah timur dengan hatimu, ah, andai kamu tahu mereka makan apa, kamu akan mengerti kenapa aku begitu tak sanggup berkata mereka makan apa di forum ini.

iya, selain itu, aku sungguh muak, kini desaku semakin tidak beridentitas, lebih tepat ke sakit di penghulu hati. sakit.

teman-temanku itu, akan sungguh berbangga hari jika sudah melancong ke desa asal tamu-tamu itu.

teman-temanku itu, akan sungguh berbahagia jika suatu hari berkesempatan lancar mengemukakan pendapatnya dengan bahasa-bahasa milik tamu itu.

sungguh! kita punya bahasa ibu kita sendiri, kawan!!!!!!

sungguh! kita ini kaya!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun