akhir tahun ke dua ketika Covid mereda, berangsur-angsur Mela mendapatkan kembali pekerjaanya sebagai guru privat. Lalu datang orang baik yang memberinya sebuah kamar gratis, dan dia bebas melakukan aktifitasnya, tanpa dibebani apapun.Â
Mela bersyukur untuk ini.Paling tidak, dia tak lagi pusing menyisihkan penghasilannya untuk membayar uang kos. Dia juga bebas makan, minum teh tiap pagi dan sore. Apapun yang diletakkan orang baik itu di dapur bebas diambil oleh siapapun yang membutuhkan.Â
Mela mulai merasakan sedikit lega di tengah kesempitan yang mengungkungnya selama ini. Dia mulai bisa menjalani hari-harinya dengan lebih santai, lebih bersyukur, lebih nyaman.
Di tengah rasa nyaman dan damai yang mulai dirasakannya, Â entah darimana datangnya , tetiba dia mulai merasakan ada yang agak ganjil dengan penglihatannya, kadang dia seperti melihat sesosok samar menatapnya tajam di sudut kamarnya. Sosok yang kemudian lenyap seperti asap ketika dia mulai membaca AL Quran.Â
Lalu saat menjelang lelap, seolah dia melihat sosok samar berpakaian hitam mendekatinya, yang segera lenyap pula, ketika dia mengucap doa-doa mohon perlindungan.Â
Sosok samar ini, tidak lah bisa terlalu sering menampakkan diri, karena Mela setiap hari membaca Al Quran, mengaji dan melafazkan doa-doa mohon perlindungan dari gangguan jin dan manusia. Namun pada saat-saat lengah, sosok ini seolah menunggu untuk menampakkan dirinya. Entah apapun tujuan  makhluk itu, Mela telah ebrtekad takkan membiarkannya menakutinya.
Lalu datang berita dari kampung halamannya bahwa Pakdenya juga telah meninggal setelah berminggu-minggu saudara-saudaranya berjuang melepaskan jin peliharaanya dari tubuh pakdenya. Â Lalu Mela menyadari bahwa perjuangannya untuk mengusir makhluk itu masih panjang......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H