Mohon tunggu...
Kadek Wika Arinata
Kadek Wika Arinata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bagi saya, musik dan pangan adalah dua hal yang merayakan kekayaan kehidupan. Saat saya mendengarkan musik, setiap melodi dan lirik membawa saya ke dunia lain, mengajak saya merasakan emosi yang beragam, dari kenangan masa lalu hingga harapan untuk masa depan. Sama halnya dengan pangan; di balik setiap bahan makanan ada cerita tentang budaya, sejarah, dan inovasi. Saya terpesona dengan bagaimana sebuah lagu bisa menyentuh hati sementara sebuah hidangan bisa menyatukan orang-orang dari berbagai latar belakang. Kedua passion ini mengajarkan saya untuk menghargai keindahan dalam hal-hal sederhana dan merayakan momen dalam setiap gigitan dan nada.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Menilik Pro dan Kontra Air Susu Ibu (ASI) Kering Beku (Freeze Dried Breast Milk): Kawan atau Lawan bagi Ibu Menyusui?

31 Mei 2024   17:15 Diperbarui: 31 Mei 2024   17:20 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Adella Mutiara Parhusip, Andre Irwansah Samosir, Dewi Rani Safitri, dan Kadek Wika Arinata

Food Business Technology, School of Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM), Universitas Prasetiya Mulya

Pengantar tentang freeze dried breast milk dan proses pembuatannya

Di era modern yang serba dinamis ini, para ibu menghadapi tantangan menyeimbangkan karir dan tanggung jawab mengasuh anak. Pemberian ASI (Air Susu Ibu), yang penting untuk pertumbuhan bayi, sering menjadi dilema. Kendala seperti produksi ASI yang tidak optimal, jadwal kerja yang padat, atau keharusan bepergian jauh, seringkali menghalangi ibu untuk menyusui secara langsung. Di tengah dinamika dunia parenting yang terus berkembang, muncul sebuah inovasi yang menimbulkan perdebatan hangat: Air Susu Ibu (ASI) kering beku, atau lebih dikenal dengan istilah freeze dried breast milk. Bagi sebagian orang tua, inovasi ini dianggap sebagai solusi revolusioner yang dapat mempermudah pemberian ASI eksklusif. Namun, bagi sebagian lainnya, konsep ini menimbulkan kekhawatiran tentang keaslian dan manfaat gizi yang ditawarkan. Adapun, proses pembuatan ASI freeze dried dimulai dengan membekukan ASI di bawah suhu 40°F atau memakai blast freezing dengan rentang suhu -10°C hingga -120°C. Kemudian, ASI yang beku dimasukkan ke dalam ruang vakum dengan tekanan sangat rendah. Dengan proses vakum, es dari ASI beku langsung menguap menjadi uap air (tanpa melewati fase cair) dan dikeluarkan, meninggalkan serbuk kering ASI, sekitar 98% air dihilangkan pada proses ini. Terakhir, bubuk disegel dalam kemasan kedap untuk melindunginya dari kelembapan, oksigen, sinar UV, dan kontaminasi. Hasilnya adalah susu bubuk ASI yang awet hingga 1,5 tahun dan mudah dilarutkan kembali saat dibutuhkan.

Manfaat nutrisi freeze dried breast milk dibandingkan dengan susu formula

ASI freeze dried memiliki keunggulan nutrisi dibandingkan susu formula karena masih mengandung beberapa nutrisi alami, antibodi, dan faktor kekebalan tubuh yang terdapat pada ASI segar yang berperan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Meski telah mengalami proses pengeringan beku, kandungan gizi penting seperti vitamin C, tokoferol, kapasitas antioksidan, dan komposisi asam lemak pada ASI freeze dried tidak menurun secara signifikan. Penelitian menunjukkan bahwa stabilitas nutrisi ASI freeze dried setelah penyimpanan lebih tinggi dibandingkan ASI segar. Proses freeze drying ini terbukti dapat mengandung karakteristik nutrisi ASI secara lebih optimal. Berbeda dengan susu formula yang merupakan produk buatan pabrik untuk meniru kandungan gizi ASI. Meski sudah dirancang untuk memadai, susu formula tidak mengandung faktor kekebalan tubuh dan senyawa bioaktif alami seperti yang ada pada ASI freeze dried. Selain itu, susu formula mungkin lebih sulit dicerna oleh bayi dan bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan tertentu, seperti infeksi telinga dan penyakit pernapasan.

Pro dan kontra penggunaan freeze dried breast milk dari berbagai sudut pandang

Fenomena ASI freeze dried yang tengah ramai diperbincangkan hari-hari belakangan ini telah melahirkan polemik di kalangan masyarakat. Hal ini berkaitan dengan efektivitas waktu dan penghematan ruang, peningkatan masa simpan, privasi ibu di area umum, adanya kemungkinan kontaminasi bakteri, dilema gizi ASI yang dibubukkan, perubahan kandungan zat aktif, hubungan psikologis ibu dan anak, serta kondisi kesehatan bayi. Hal ini menjadi perhatian penuh bagi masyarakat, terutama ibu yang menyusui, untuk memastikan bayi memperoleh gizi yang baik pada hari-hari pertama kehidupannya. Penggunaan ASI freeze dried memberikan kemudahan bagi seorang ibu. Produk akhir ASI freeze dried adalah menyerupai susu formula bubuk. Hal ini akan membantu memperpanjang masa simpan dan menghemat ruang simpan dibandingkan dengan ASI yang disimpan dalam keadaan cair karena kandungan air dalam susu diuapkan dan ketika ingin dikonsumsi, ibu hanya perlu menyeduh susu sebagaimana menyeduh susu formula. Lebih lanjut, hal ini bisa membantu ibu menjaga privasinya karena tidak perlu menyusui bayi di ruang umum, sehingga terhindar dari perhatian yang tidak diperlukan. Selain itu, pemrosesan susu ASI dengan cara freeze drying menurunkan keberadaan mikroba patogen. Penelitian sebelumnya melakukan studi literatur terhadap 48 publikasi ilmiah pada rentang 1980-2022 yang membahas tentang ASI freeze dried dan ditemukan bahwa pemrosesan dengan freeze drying dapat mengurangi konsentrasi bakteri patogen seperti Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Salmonella typhimurium. Uniknya, pemrosesan kapasitas bakteri tidak mengurangi antimikroba patogen susu dan bakteri yang baik bagi bayi. 

Namun, terlepas dari manfaat yang bisa diperoleh, penggunaan ASI freeze dried untuk konsumsi bayi juga ditentang oleh beberapa pihak, disebabkan oleh dilema perubahan zat gizi ASI yang dikeringkan dengan metode freeze drying, perubahan kandungan senyawa bioaktif susu, pengaruh konsumsi ASI freeze dried terhadap kondisi kesehatan bayi, belum adanya regulasi hukum dan anjuran agama terkait produk tersebut, serta penurunan hubungan psikologis ibu dan anak. Penelitian telah menemukan bahwa memang tidak terjadi penurunan kandungan makronutrien (karbohidrat, protein, dan lemak) karena zat gizi tersebut justru disederhanakan sehingga mudah dicerna, tetapi pemrosesan dengan cara ini menyebabkan penurunan kandungan vitamin C susu sebanyak 30% dan mineral seperti kalsium dan fosfor. Keadaan ini dapat menyebabkan bayi kekurangan vitamin C yang baik bagi perbaikan sel darah merah, kekurangan kalsium yang berfungsi untuk membentuk tulang, gigi, dan rangka, serta kekurangan fosfor yang juga baik bagi tulang dan gigi, sehingga pertumbuhan bayi bisa terganggu. Selain itu, pemrosesan dengan freeze drying juga menyebabkan penurunan beberapa senyawa bioaktif yang berpengaruh terhadap penurunan sistem kekebalan tubuh, sehingga bayi rentan menderita sakit. Penggunaan ASI freeze dried ini juga tidak direkomendasikan oleh Ketua Satgas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. Naomi Esthernita Fauzia Dewanto, Sp.A(K), karena teknologi pengolahan ASI bubuk belum didukung oleh BPOM sejauh ini. Metode ini ditakutkan justru menurunkan keamanan susu seperti adanya kontaminasi jika prosesnya tidak steril, sehingga baiknya pemberian ASI dilakukan secara langsung. Ditinjau dari segi anjuran agama, sejauh ini belum ditemui adanya fatwa halal MUI terkait ASI freeze dried. Dikutip dari laman LPPOM MUI, ibu diperbolehkan memperoleh donor ASI dari Bank Susu, tetapi dalam hal ASI yang didonorkan telah diubah menjadi bubuk, belum ada anjuran terkait hal tersebut. Hal ini perlu menjadi pertimbangan bagi ibu sebelum memutuskan memberikan ASI freeze dried kepada bayi, terlebih cara ini akan menurunkan interaksi ibu dan anak saat menyusui yang merupakan salah satu faktor penting terbentuknya ikatan emosional dan rasa aman bayi pada ibu. 

Tantangan dalam mempertahankan kualitas nutrisi dan keamanan freeze dried breast milk selama proses pengeringan dan penyimpanan

Penurunan kandungan vitamin C, mineral kalsium dan fosfor, serta senyawa aktif ASI freeze dried menjadi tantangan yang perlu diperhatikan khusus oleh ibu. Hal ini karena umumnya sumber nutrisi bayi selama enam bulan pertama kehidupan hanya diperoleh dari ASI, sehingga penurunan kadar nutrisi dan senyawa aktif tersebut bisa menyebabkan pertumbuhan bayi terhambat dan kekebalan bayi menurun. Masalah lainnya adalah keamanan produk selama proses penyimpanan. Meski sudah diproses dalam bentuk bubuk yang memperpanjang masa simpan dan terbukti mengurangi bakteri yang bersifat patogen, tetapi pemrosesan dengan freeze drying tidak menurunkan kadar bakteri patogen seperti Cronobacter sakazakii, yakni bakteri yang sering ditemukan pada produk susu, yang menyebabkan masalah kesehatan bahkan kematian pada bayi. Tantangan-tantangan ini dapat diminimalisir dengan pengayaan nutrisi seperti vitamin C, kalsium, dan fosfor pada produk ASI freeze dried, serta melakukan pemrosesan seperti iradiasi gamma untuk membunuh bakteri patogen yang bisa membahayakan bayi. ASI freeze dried juga harus disimpan dalam kemasan tertutup sehingga tidak terpapar udara yang bisa menambah kerusakan susu.

Perbandingan aspek psikologis dan emosional pemberian ASI melalui freeze dried breast milk dengan menyusui langsung (skin to skin)

Pemberian ASI memiliki manfaat yang luas, baik secara fisik maupun psikologis, bagi bayi dan ibu. Dalam konteks psikologis, pemberian ASI secara langsung atau yang dikenal dengan metode skin to skin, dapat memperkuat ikatan emosional antara ibu dan bayi. Kontak fisik langsung ini dapat merangsang pelepasan hormon oksitosin, yang dikenal sebagai "hormon cinta", sehingga mempererat ikatan antara ibu dan bayi. Selain itu, pemberian ASI secara langsung dapat memberikan rasa tenang dan kenyamanan bagi bayi melalui sentuhan, suara, dan aroma ibu. Metode ini juga dapat merangsang perkembangan kognitif bayi melalui interaksi mata ke mata, senyuman, dan proses belajar mengenali wajah dan ekspresi ibu. Bagi ibu, proses menyusui ini dapat mengurangi tingkat inflamasi yang menjadi penyebab depresi dan membantu ibu tidur lebih nyenyak. Namun, pemberian ASI freeze dried memiliki tantangan tersendiri. Metode ini, yang melibatkan penggunaan botol susu, dapat mengurangi kesempatan untuk membangun ikatan emosional antara ibu dan bayi karena tidak melibatkan kontak fisik secara langsung. ASI freeze dried dapat diberikan kepada bayi oleh siapapun, sehingga bayi mungkin merasa kurang nyaman dan kurang tenang. Meski demikian, pemberian ASI freeze dried masih dapat memberikan stimulasi perkembangan kognitif pada bayi melalui interaksi saat proses pemberian susu. 

Studi kasus dan testimoni dari ibu yang menggunakan freeze dried breast milk

Kasus terkait ASI freeze dried kini menjadi perhatian dalam dunia ilmu pengetahuan dan kesehatan. Meskipun ada kekhawatiran tentang penurunan nutrisi, penelitian menunjukkan bahwa proses freeze drying, yang tidak melibatkan panas tetapi hanya pendinginan dan proses vakum, sehingga tidak merusak senyawa volatil ASI. Proses ini juga mencegah oksidasi lipid dan tidak mengubah bentuk protein, kadar protein total, lemak, dan karbohidrat. Selain itu, terkait kekhawatiran tentang penyebaran virus HIV serta virus-1 limfotropik sel T melalui ASI freeze dried komersial, penelitian terbaru menunjukkan bahwa ASI yang didonorkan tidak menyebabkan kontaminasi atau transfer virus. Ini memberikan ketenangan bagi ibu yang ingin menyimpan ASI untuk penggunaan di kemudian hari. Di sisi lain, ASI freeze dried telah menjadi solusi inovatif bagi ibu yang bekerja dan mengalami kesulitan dalam memberikan ASI secara langsung. Salah satu produk yang menawarkan solusi ini adalah Milkify. Seorang konsumen Milkify, Misty Hagood, berbagi pengalamannya menggunakan produk ini. Ia mengatakan, "Kami sering bepergian dan membawa ASI menjadi hal yang merepotkan. Harus membungkusnya dalam cooler, memastikan kami memiliki cukup ice pack, dan lainnya. Seorang teman menyarankan kami untuk mencoba Milkify dan saya terkejut betapa mudahnya proses tersebut. Ini membuat perjalanan menjadi jauh lebih mudah sehingga kami memutuskan untuk terus menggunakannya untuk memudahkan pemberian ASI di malam hari dan saat bepergian sehari-hari." 

Adakah standar keamanan yang mengatur produksi dan peredaran freeze dried breast milk?

Dalam penyebarannya yang sudah mulai meluas secara komersial sudah muncul beberapa merek ASI freeze dried seperti Milkify, Booby-Licious, Booby Food, Milk by Mom, dan Leche. Namun, sejauh ini belum ada peraturan atau rekomendasi penggunaan resmi dari organisasi kesehatan seperti Centers for Disease Control and Prevention (CDC), American Academy of Pediatrics (AAP), dan Food and Drug Administration (FDA). National Library of Medicine menyatakan bahwa belum ada pedoman tertulis secara universal yang diterbitkan untuk mengatur regulasi ASI freeze dried termasuk penampungan bank ASI, namun ibu yang ingin mendonorkan susunya harus memenuhi syarat kesehatan terlebih dahulu, misalnya bayi harus telah berumur 6 bulan, produksi ASI untuk bayi berkecukupan atau pendonoran tidak mempengaruhi konsumsi ASI untuk bayinya sendiri, dan tidak mengonsumsi obat-obatan yang bisa mempengaruhi bayi serta tidak pernah menerima transfusi darah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun