Mohon tunggu...
Kadek Wika Arinata
Kadek Wika Arinata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bagi saya, musik dan pangan adalah dua hal yang merayakan kekayaan kehidupan. Saat saya mendengarkan musik, setiap melodi dan lirik membawa saya ke dunia lain, mengajak saya merasakan emosi yang beragam, dari kenangan masa lalu hingga harapan untuk masa depan. Sama halnya dengan pangan; di balik setiap bahan makanan ada cerita tentang budaya, sejarah, dan inovasi. Saya terpesona dengan bagaimana sebuah lagu bisa menyentuh hati sementara sebuah hidangan bisa menyatukan orang-orang dari berbagai latar belakang. Kedua passion ini mengajarkan saya untuk menghargai keindahan dalam hal-hal sederhana dan merayakan momen dalam setiap gigitan dan nada.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Menilik Pro dan Kontra Air Susu Ibu (ASI) Kering Beku (Freeze Dried Breast Milk): Kawan atau Lawan bagi Ibu Menyusui?

31 Mei 2024   17:15 Diperbarui: 31 Mei 2024   17:20 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penurunan kandungan vitamin C, mineral kalsium dan fosfor, serta senyawa aktif ASI freeze dried menjadi tantangan yang perlu diperhatikan khusus oleh ibu. Hal ini karena umumnya sumber nutrisi bayi selama enam bulan pertama kehidupan hanya diperoleh dari ASI, sehingga penurunan kadar nutrisi dan senyawa aktif tersebut bisa menyebabkan pertumbuhan bayi terhambat dan kekebalan bayi menurun. Masalah lainnya adalah keamanan produk selama proses penyimpanan. Meski sudah diproses dalam bentuk bubuk yang memperpanjang masa simpan dan terbukti mengurangi bakteri yang bersifat patogen, tetapi pemrosesan dengan freeze drying tidak menurunkan kadar bakteri patogen seperti Cronobacter sakazakii, yakni bakteri yang sering ditemukan pada produk susu, yang menyebabkan masalah kesehatan bahkan kematian pada bayi. Tantangan-tantangan ini dapat diminimalisir dengan pengayaan nutrisi seperti vitamin C, kalsium, dan fosfor pada produk ASI freeze dried, serta melakukan pemrosesan seperti iradiasi gamma untuk membunuh bakteri patogen yang bisa membahayakan bayi. ASI freeze dried juga harus disimpan dalam kemasan tertutup sehingga tidak terpapar udara yang bisa menambah kerusakan susu.

Perbandingan aspek psikologis dan emosional pemberian ASI melalui freeze dried breast milk dengan menyusui langsung (skin to skin)

Pemberian ASI memiliki manfaat yang luas, baik secara fisik maupun psikologis, bagi bayi dan ibu. Dalam konteks psikologis, pemberian ASI secara langsung atau yang dikenal dengan metode skin to skin, dapat memperkuat ikatan emosional antara ibu dan bayi. Kontak fisik langsung ini dapat merangsang pelepasan hormon oksitosin, yang dikenal sebagai "hormon cinta", sehingga mempererat ikatan antara ibu dan bayi. Selain itu, pemberian ASI secara langsung dapat memberikan rasa tenang dan kenyamanan bagi bayi melalui sentuhan, suara, dan aroma ibu. Metode ini juga dapat merangsang perkembangan kognitif bayi melalui interaksi mata ke mata, senyuman, dan proses belajar mengenali wajah dan ekspresi ibu. Bagi ibu, proses menyusui ini dapat mengurangi tingkat inflamasi yang menjadi penyebab depresi dan membantu ibu tidur lebih nyenyak. Namun, pemberian ASI freeze dried memiliki tantangan tersendiri. Metode ini, yang melibatkan penggunaan botol susu, dapat mengurangi kesempatan untuk membangun ikatan emosional antara ibu dan bayi karena tidak melibatkan kontak fisik secara langsung. ASI freeze dried dapat diberikan kepada bayi oleh siapapun, sehingga bayi mungkin merasa kurang nyaman dan kurang tenang. Meski demikian, pemberian ASI freeze dried masih dapat memberikan stimulasi perkembangan kognitif pada bayi melalui interaksi saat proses pemberian susu. 

Studi kasus dan testimoni dari ibu yang menggunakan freeze dried breast milk

Kasus terkait ASI freeze dried kini menjadi perhatian dalam dunia ilmu pengetahuan dan kesehatan. Meskipun ada kekhawatiran tentang penurunan nutrisi, penelitian menunjukkan bahwa proses freeze drying, yang tidak melibatkan panas tetapi hanya pendinginan dan proses vakum, sehingga tidak merusak senyawa volatil ASI. Proses ini juga mencegah oksidasi lipid dan tidak mengubah bentuk protein, kadar protein total, lemak, dan karbohidrat. Selain itu, terkait kekhawatiran tentang penyebaran virus HIV serta virus-1 limfotropik sel T melalui ASI freeze dried komersial, penelitian terbaru menunjukkan bahwa ASI yang didonorkan tidak menyebabkan kontaminasi atau transfer virus. Ini memberikan ketenangan bagi ibu yang ingin menyimpan ASI untuk penggunaan di kemudian hari. Di sisi lain, ASI freeze dried telah menjadi solusi inovatif bagi ibu yang bekerja dan mengalami kesulitan dalam memberikan ASI secara langsung. Salah satu produk yang menawarkan solusi ini adalah Milkify. Seorang konsumen Milkify, Misty Hagood, berbagi pengalamannya menggunakan produk ini. Ia mengatakan, "Kami sering bepergian dan membawa ASI menjadi hal yang merepotkan. Harus membungkusnya dalam cooler, memastikan kami memiliki cukup ice pack, dan lainnya. Seorang teman menyarankan kami untuk mencoba Milkify dan saya terkejut betapa mudahnya proses tersebut. Ini membuat perjalanan menjadi jauh lebih mudah sehingga kami memutuskan untuk terus menggunakannya untuk memudahkan pemberian ASI di malam hari dan saat bepergian sehari-hari." 

Adakah standar keamanan yang mengatur produksi dan peredaran freeze dried breast milk?

Dalam penyebarannya yang sudah mulai meluas secara komersial sudah muncul beberapa merek ASI freeze dried seperti Milkify, Booby-Licious, Booby Food, Milk by Mom, dan Leche. Namun, sejauh ini belum ada peraturan atau rekomendasi penggunaan resmi dari organisasi kesehatan seperti Centers for Disease Control and Prevention (CDC), American Academy of Pediatrics (AAP), dan Food and Drug Administration (FDA). National Library of Medicine menyatakan bahwa belum ada pedoman tertulis secara universal yang diterbitkan untuk mengatur regulasi ASI freeze dried termasuk penampungan bank ASI, namun ibu yang ingin mendonorkan susunya harus memenuhi syarat kesehatan terlebih dahulu, misalnya bayi harus telah berumur 6 bulan, produksi ASI untuk bayi berkecukupan atau pendonoran tidak mempengaruhi konsumsi ASI untuk bayinya sendiri, dan tidak mengonsumsi obat-obatan yang bisa mempengaruhi bayi serta tidak pernah menerima transfusi darah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun