Mohon tunggu...
Catur Wijiutomo
Catur Wijiutomo Mohon Tunggu... -

Seorang sarjana informatika yang berusaha mewujudkan mimpi Indonesia masyarakat adil dan makmur. prihatin dengan semua mafia yang ada di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Reposisi Serial-serial TV

26 April 2010   03:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:35 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Serial TV barat

serial TV barat yang saya tonton belakangan banyak jika tidak superhero pasti bertema komedi. Alur cerita yang sangat logis dan mudah tertebak, terkadang sering dimunculkan. Mungkin semua orang di barat memang adalah mendewakan logika dan suka dengan hal-hal yang luar biasa. Ada satu kesamaan dari sinetron yaitu episode yang cukup panjang.


  • Drama Asia Jepang

    serial drama jepang terkenal dengan mini episodenya yang satu judul hanya terdiri dari 8-12 episode saja. Ceritanya cukup beragam namun jika kita telah banyak menonton ada beberapa tema yang cukup sering muncul. Kehidupan sekolah yang penuh haru biru, balada hidup, cerita sukses, dan transisi kehidupan misalnya dari anak sekolah menjadi pekerja. sukses. Pesan yang sering disampaikan adalah terus berjuang dan pantang menyerah.


  • Drama Asia Korea

    walaupun berdekatan dengan jepang, korea memiliki keunikan tersendiri yaitu tema-tema yang diusung tidak jauh dari kesan romantis bahkan terlalu manis. Cerita cinta yang tulus, kesetiaan dan kehidupan yang diombang-ambing oleh cinta sangat umum ditemui. Bahkan menurut saya drama korea lebih cocok dilihat oleh kaum wanita daripada kaum pria karena menurut saya sosok pria yang digambarkan terlalu manis dan baik dalam memahami hati perempuan. Jauh dari kaum pria kebanyakan yang macho dan kaku.

  • Serial yang baik adalah serial yang mampu memicu alam bawah sadar karakter pemirsanya. Sehingga saat kita menonton kita akan mengerti bahwa yang dialami oleh tokoh itu tidak jauh dengan kita. Kita seakan tidak merasa asing dan tanpa sadar ikut hanyut dalam ceritanya

    Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
    Lihat Lyfe Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun