Sedangkan Thanatos mendorong hal-hal negatif. Mekanisme kerja naluri dikontrol oleh EGO (rasionalitas) dan SUPEREGO (norma), bila ego dan superego tidak berfungsi dengan baik maka naluri akan melahirkan karakteristik manusia yang berprilaku hewan karena hanya bertumpu pada dorongan naluri tanpa diberengi dengan akal dan nilai-nilai kemanusian. Mungkin ini sedikit penjelasan dari aspek psikologis menurut sumber yang saya baca.
Jika kita bandingkan dengan aspek teologis khususnya islam juga sebenarnya dibenarkan kok. Mari kita lihat!
Didalam (QS- As-Syams 7-8) bahwa manusia memang diciptakan degan sisi dalamnya, yang memiliki potensi untuk dapat menangkap makna baik dan buruk serta mendorong manusia untuk melakukan kebaikan dan keburukan. Filsuf China juga mengemukakan manusia terlahir dengan potensi alam yang condong mencintai kebaikan. Jika begitu lantas apa yang menyebabkan dominasi naluri negatif/keburukan kemudian menang dan memprakarsai perilaku-perilaku kurang terpuji yang saat ini ditampilkan generasi-generasi muda dan anak-anak itu?
Akan tetapi jika potensi ini tidak didasari dengan pendidikan dan sosialisasi yang benar, maka manusia akan berubah menjadi hewan atau bahkan jauh lebih buruk daripada itu. Di sinilah sebenarnya yang kita maksud faktor Eksternal yaitu Keluarga, sekolah, ekosistem sosial sebagai tempat tumbuhnya anak yang memberikan pengaruh signifikan terhadap pembentukan karakter mereka, anak bisa tampil menjadi pribadi dengan budi pekerti luhur, atau pula bisa lebih ganas daripada hewan, tergantung kondisi sosial yang mereka hadapi. Tidak heran bahwa banyak orang menyebutkan bahwa fenomena kenakalan anak sebenarnya bermula dari rentetan masalah sosial yang saling berkaitan satu sama lain. Bisa keluarga, lingkungan masyarakat, pergaulan hingga pendidikan yg bisa menjadi pemicu penyebab nakalnya anak sekarang. Disisi lain kemajuan teknologi dari internet, HP juga ikut merubah tradisi-tardisi negatif kedalam pikiran anak-anak degan budaya yang tidak baik seprti seks babas, narkoba, kekerasan, tidak punya tata krama dll.
Hal-hal inilah yang kemudian menarik sisi gelap dalam diri anak-anak sekarang. Sampai disini kemudian saya berfikir!!!
Apa jangan-jangan remaja dan anak-anak itu sendiri sebenarnya korban dari perubahan zaman, realitas hidup, korban dari berbagai ketimpangan-ketimpangan politik, sosial, pendidikan yang sebenarnya diciptakan oleh manusia sendiri??
Wallahu a’lamubissowaab....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H