Pendapatan dan lingkungan yang baik akan memperbaiki standar kehidupan masyarakat. Ini dapat dilihat dari tingkat kesehatan, pendidikan, dan daya beli.
6. Perbaikan Masyarakat (Better Community)
Jika setiap keluarga mempunyai kehidupan yang baik, akan tercipta kehidupan masyarakat yang lebih baik pula.
Masyarakat Bandengan Kota Pekalongan merupakan salah satu kelompok masyarakat  yang terdampak banjir rob yang melanda wilayah pesisir pantai Kota Pekalongan. Banjir rob yang melanda daerah pesisir Kota Pekalongan sedikit banyaknya berdampak pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Sawah yang tadinya menjadi lahan penghidupan banyak yang mengalami puso akibat terjangan banjir rob dan tidak bs lagi digunakan sebagai sumber mata pencaharian lagi.
Melihat kondisi di atas, maka masyarakat perlu diberdayakan dengan memberikan ketrampilan yang bisa dijadikan sebagai sumber mata pencaharian baru. Mengingat masyarakat Kelurahan Bandengan termasuk wilayah pesisir, maka dipandang tepat untuk dilakukan pemberian ketrampilan kepada para ibu-ibu sesuatu yang berkaitan dengan ikan sebagai salah satu bahan yang cukup mudah didapatkan.
Ikan sampai saat ini masih dipercaya sebagai sumber protein hewani yang utama bagi manusia. Ikan bukan hanya dipakai sebagai bahan pangan, tetapi juga dapat digunakan untuk menghasilkan produk kesehatan, pakan, kosmetik, dan sebagainya. Hal ini memungkinkan karena bagian-bagian organ dari ikan memiliki struktur histologi dan komposisi kimia yang bervariasi. Ukuran, komposisi kimia dan nilai gizi tergantung pada spesies, umur, jenis kelamin, kondisi fisiologis dan kondisi lingkungan tempat hidupnya.
Ikan sebagai bahan makanan yang mengandung protein tinggi dan mengandung asam amino essensial yang diperlukan oleh tubuh, disamping itu ikan mengandung jaringan pengikat yang sedikit sehingga mudah dicerna. Akan tetapi ikan digolongkan sebagai bahan pangan yang mudah rusak (highly perishable food). Untuk menanggulangi hal tersebut diperlukan suatu cara pengawetan dan pengolahan yang dapat mempertahankan daya awet ikan tanpa mengurangi nilai gizinya.
Bahan baku hasil perikanan termasuk dalam kelompok bahan pangan yang sangat mudah rusak (highly perishable) karena memiliki kadar air yang tinggi dan kandungan nutrisi yang dapat menjadi substrat yang baik bagi pertumbuhan mikroba pembusuk, sehingga perlu penanganan yang baik sejak proses penangkapan hingga pengolahan baik di industri maupun di tingkat rumah tangga. Selain aspek mikrobiologis dalam ikan, keberadaan enzim yang bersumber dari tubuh ikan juga sangat berperan dalam proses kemunduran mutu ikan. Pengetahuan akan kondisi ikan baik secara fisiologis dan kiwiawi, menjadi dasar dalam teknik penanganan ikan segar.
Kadar protein ikan segar atau olahan cukup tinggi, seperti cakalang 24,2%, tuna 23,7%, bandeng 21,7%, lemuru 20,2%, ikan mas 16%, pindang 27%, ikan asap 30%, ikan asin 42-50%, udang segar 21% dan udang kering 62,4%. Kandungan lemak ikan rendah, umumnya di bawah 5%. Bandingkan dengan kandungan lemak ayam yang mencapai 25 %. Ikan juga kaya akan kalsium, fosfor, besi, Vitamin A dan B1.
Permintaan masyarakat yang semakin tinggi untuk mendapatkan makanan yang sehat dan bergizi menuntut industri pengolahan ikan lebih variatif dalam menyajikan produk makanan dari ikan. Hal ini dapat dilakukan melalui diversifikasi produk hasil perikanan, diantaranya adalah bakso, nugget, ekado, sate, sosis, kaki naga, abon, bandeng presto, bandeng crispy dan lain lain. Prospek pengembangan produk yang berasal dari ikan cukup baik karena dapat dibuat dari berbagai jenis ikan dan dikerjakan dengan teknologi sederhana.
Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian yang telah dilakukan oleh Tim Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan pada bulan Agustus Tahun 2023 tentang pengembangan budidaya ikan nila salin di Kelurahan Bandengan Kota Pekalongan, Ibu PKK mengusulkan supaya ada kegiatan serupa dengan olahan olahan  ikan yang lainnya. Dengan adanya kegiatan tersebut dapat menambah pengetahuan tentang olahan ikan sehingga bisa meningkatkan konsumsi ikan pada keluarga.