Pendidikan Agama Islam (PAI) berbasis multicultural penting untuk ditawarkan dalam menanggulangi radikalisme di sekolah yang cenderung menganut sikap toleransi terhadap penganut agama lainnya dan berorientasi pada kesalehan individu. Jika dikaitkan dengan Pendidikan Agama Islam (PAI).
Pada pendidikan Islam berbasis multikultural terdapat nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, meliputi: Nilai Andragogi; Â Nilai Perdamaian; Nilai Inklusivisme; Â
Nilai Kearifan; Nilai Toleransi; Nilai Humanisme; Â Nilai Kebebasan. Nilai-nilai tersebut harus mampu dibumikan di dalam dunia pendidikan, sehingga lahirlah rasa saling menghargai anatar satu dengan yang lainnya dan akan tumbuh sikap mampu dalam menerima perbedaan yang merupakan suatu kekayaan yang harus dipupuk dengan baik, bukan menimbulkan persengketaan sehingga mampu hidup secara berdampingan dalam perbedaan dan kedamaian.Â
Diharapkan dengan berkembangnya Pendidikan Islam berbasis multikultural, kurikulum mampu membawa output pendidikan memahami tentang ke-bhineka tunggal ikaan, mengakui dan menghargai adanya perbedaan dalam kesetaraan baik gender, ras, suku, budaya, bahasa, dan agama, serta kurikulum yang mampu memenuhi kebutuhan dalam pasar lokal, nasional dan global.
Selain Dari sistem pendidikan,faktor Yang lain Dalam menanggulangi Radikalisme yaitu keberadaan seorang Guru,Guru agama merupakan aktor utama dalam menginternalisasikan nilai-nilai keberagaman yang inklusif dan moderat di sekolah maupun madrasah.Â
Peran guru agama dalam hal ini antara lain: Pertama, seorang guru harus mampu untuk bersikap adil dan demokratis, artinya dalam segala tingkah lakunya, baik sikap maupun perkataannya tidak diskriminatif (bersikap tidak adil atau menyinggung) terhadap murid-murid penganut agama yang berbeda dengan agama yang dianut oleh gurunya.Â
Kedua, guru agama sebaiknya memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap kejadiankejadian tertentu yang ada kaitannya dengan agama. Seperti halnya kasus bom yang dilakukan oleh Amrozi di bali. Tugas guru ialah menyampaikan keprihatinannya bahwa janagan sampai hal seperti itu kembali terjadi.Â
Baca juga : Mencegah Radikalisme Dengan Menanamkan Nilai-nilai Pancasila Dalam Setiap Individu
Karena seluruh agama yang ada melarang adanya tindak kekerasan dalam bentuk apapun, apalagi sampai menghilangkan beribu-ribu nyawa manusia. Kekerasan hanya akan memicu masalah-masalah baru.Â
Guru sebaiknya menjelaskan bahwa agama mengajarkan kedamaian dan kesejahteraan umat. Jika terdapat perbedaan anatar kelompok, ras, atau golongan sebaiknya diselesaikan secara baik-baik dengan cara musyawarah.Â
Dengan menerapkan pendidikan agama berbasis multikultural di sekolah maupun dalam dunia pendidikan diyakini mampu menjadi solusi nyata bagi terjadinya konflik dan disharmonisasi yang kerap terjadi di lingkungan masyarakat Indonesia yang beraneka ragam merupakan upaya preventif bagi peserta didik dalam menghadapi realitas sosial-budaya di era globalisasi.