Mohon tunggu...
Wijaya Yasmin
Wijaya Yasmin Mohon Tunggu... Insinyur - Wijaya Yasmin alumni IPB

Wijaya Yasmin, alumni IPB, Bogor. Ahli dan praktisi manajemen perkebunan kelapa sawit. Agama dan politik pun faham.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Manusia, Bergerak Sendiri atau Digerakkan?

4 Juli 2019   15:49 Diperbarui: 4 Juli 2019   16:00 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya awali artikel ini dengan beberapa pertanyaan :

1. Apakah manusia itu dalam setiap aktivitasnya digerakkan atau bergerak atas inisiatif sendiri?

2. Kalau digerakkan, siapa yang menggerakkan ?

3. Kalau bergerak atas inisiatif sendiri, lalu bagaimana dengan manusia yang sudah mati (mayat), koq nggak bisa bergerak?

4. Ada pula manusia yang masih hidup, tapi tidak bisa bergerak, karena menderita sakit, lumpuh, atau stroke.

Itulah sederetan pertanyaan yang sering muncul dalam pikiran saya sejak bersekolah di Sekolah Dasar pada tahun 70-an.

Sekarang mari kita kaji proses penciptaan manusia oleh Sang Maha Pencipta. Diawali dengan bertemunya sel sperma dan ovum, lalu menjadi zigot, embrio dan seterusnya, sehingga dalam waktu 9 bulan sepuluh hari, maka lahirlah manusia baru yang disebut dengan bayi.

Apakah bayi itu bisa langsung bisa bicara, bergerak, atau makan dan minum? O, tidak! Biasanya bayi hanya bisa menangis. Haus menangis. Lapar menangis. Kepanasan menangis. Kedinginan menangis. Sakit menangis. Ya, saat itu bahasa sibayi hanya menangis, menangis dan menangis.

Selanjutnya perlahan tapi pasti, sibayi mulai bisa tengkurap, merangkak dan akhirnya setelah berusia setahun lebih bisa berjalan. Lalu secara berangsur-angsur, atas bimbingan sang ibu, maka sibayi mulai bisa berbicara. Dari sepata dua patah kata, satu kalimat dua kalimat, sampai bicara lancar ceplas-ceplos.

Lalu dari tidak tahu apa-apa, sang bayi mulai bisa mengenal benda-benda di sekelilingnya dan diajarkan nama-nama benda itu oleh sang bunda. Kemudian menjelang umur 3 tahun sibayi mulai belajar berhitung, membaca, bahkan menulis.

Nah, dari uraian singkat di atas jelas bahwa semua manusia ini ada Yang Menciptakan, ada Yang Menghidupkan, ada Yang Membesarkan dan pada akhirnya ada Yang Mematikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun