Namun, jika tidak dilakukan dengan hati-hati, teguran bisa berujung pada perasaan sakit hati atau defensif. Oleh karena itu, sangat penting untuk memilih kata-kata dengan bijak.
Sebelum menegur, pertimbangkan konteks dan perasaan orang yang akan kita ajak bicara. Sebuah pendekatan yang baik adalah menggunakan metode "sandwich," di mana kita memulai dengan pujian, diikuti dengan teguran, dan diakhiri dengan pujian lagi.Â
Misalnya, "Saya sangat menghargai usaha yang kamu lakukan dalam proyek ini. Namun, saya merasa ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki. Saya yakin, dengan sedikit perbaikan, hasilnya bisa menjadi lebih baik. Semangatmu sangat menginspirasi!"
Memuji dan menegur anak memang terlihat seperti perkara simpel. Namun, ternyata tidak.Sebab pujian dan teguran bisa jadi fondasi terkuat kita dalam membangun karakter positif anak, sekaligus meningkatkan kualitas hubungan orang tua dan anak.Â
Jangan sampai pujian kita hanya memberi kesenangan sesaat pada anak, dan teguran kita justru membuat anak rendah diri.
Buku ini membahas tentang pentingnya memuji dan menegur dalam kehidupan sehari-hari.Â
Pujian dan teguran yang disampaikan dengan tepat dan bijak dapat memberikan dampak positif bagi diri sendiri dan orang lain.Â
Kesimpulan
Memuji dengan hati dan menegur dengan hati-hati adalah dua keterampilan komunikasi yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan.Â
Ketika kita mampu melakukannya dengan bijaksana, kita tidak hanya memperkuat hubungan, tetapi juga menciptakan lingkungan yang positif dan mendukung.Â
Mari kita ingat untuk selalu menggunakan kata-kata kita dengan bijak, agar dapat membangun dan memperbaiki, bukan merusak.Â