Memuji dengan Hati dan Menegur dengan Hati-Hati. Inilah kisah omjay kali ini. Omjay membeli bukunya melalui shopee mall dengan harga Rp. 78.000. Wow isi bukunya sangat bagus sekali untuk dibaca oleh guru dan orangtua.
Dalam kehidupan sehari-hari, interaksi antarindividu sering kali melibatkan dua hal yang krusial: pujian dan teguran.Â
Meskipun keduanya memiliki tujuan yang berbeda, cara kita menyampaikannya dapat memengaruhi hubungan dan suasana hati orang yang kita ajak bicara. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memuji dengan tulus dan menegur dengan hati-hati.
Mari Memuji dengan Hati
Pujian adalah salah satu bentuk pengakuan yang mampu meningkatkan rasa percaya diri seseorang. Saat kita memuji seseorang, kita memberikan dorongan positif yang bisa membuat mereka merasa dihargai dan termotivasi. Namun, pujian yang tulus bukan hanya tentang kata-kata yang indah; itu juga harus disertai dengan ketulusan niat.
Misalnya, ketika kita mengagumi kinerja seorang rekan kerja, ungkapkan pujian tersebut dengan jelas dan spesifik. Alih-alih hanya mengatakan, "Bagus sekali!", kita bisa mengatakan, "Saya sangat terkesan dengan presentasimu tadi.Â
Cara kamu menjelaskan data sangat jelas dan mudah dipahami." Dengan cara ini, kita menunjukkan bahwa kita benar-benar memperhatikan usaha dan dedikasi mereka.
Mari Menegur dengan Hati-Hati
Di sisi lain, menegur adalah hal yang lebih sensitif. Ketika seseorang melakukan kesalahan, teguran bisa menjadi alat yang berguna untuk memperbaiki perilaku.Â
Namun, jika tidak dilakukan dengan hati-hati, teguran bisa berujung pada perasaan sakit hati atau defensif. Oleh karena itu, sangat penting untuk memilih kata-kata dengan bijak.
Sebelum menegur, pertimbangkan konteks dan perasaan orang yang akan kita ajak bicara. Sebuah pendekatan yang baik adalah menggunakan metode "sandwich," di mana kita memulai dengan pujian, diikuti dengan teguran, dan diakhiri dengan pujian lagi.Â
Misalnya, "Saya sangat menghargai usaha yang kamu lakukan dalam proyek ini. Namun, saya merasa ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki. Saya yakin, dengan sedikit perbaikan, hasilnya bisa menjadi lebih baik. Semangatmu sangat menginspirasi!"
Memuji dan menegur anak memang terlihat seperti perkara simpel. Namun, ternyata tidak.Sebab pujian dan teguran bisa jadi fondasi terkuat kita dalam membangun karakter positif anak, sekaligus meningkatkan kualitas hubungan orang tua dan anak.Â
Jangan sampai pujian kita hanya memberi kesenangan sesaat pada anak, dan teguran kita justru membuat anak rendah diri.
Buku ini membahas tentang pentingnya memuji dan menegur dalam kehidupan sehari-hari.Â
Pujian dan teguran yang disampaikan dengan tepat dan bijak dapat memberikan dampak positif bagi diri sendiri dan orang lain.Â
Kesimpulan
Memuji dengan hati dan menegur dengan hati-hati adalah dua keterampilan komunikasi yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan.Â
Ketika kita mampu melakukannya dengan bijaksana, kita tidak hanya memperkuat hubungan, tetapi juga menciptakan lingkungan yang positif dan mendukung.Â
Mari kita ingat untuk selalu menggunakan kata-kata kita dengan bijak, agar dapat membangun dan memperbaiki, bukan merusak.Â
Dengan cara ini, kita dapat menciptakan dunia yang lebih baik, satu pujian dan satu teguran pada satu waktu.Â
Terima kasih buat penulisnya yang sudah memberikan pencerahan dalam buku yang bagus ini. Â Namanya Shimamura Hanako dan Kameyama Tsuruko.Â
Buku ini akan Omjay amalkan dalam membesarkan cucu perempuan pertama Kakek Jay. Namanya Tanaya Faza Atisa.
Salam blogger persahabatanÂ
Omjay/Kakek Jay
Guru blogger IndonesiaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H