Dalam setiap interaksi, guru mengajarkan nilai-nilai seperti kejujuran, kerja keras, dan empati. Dengan menjadi teladan, guru membantu siswa memahami pentingnya menjadi individu yang bertanggung jawab dan beretika.
Ketiga adalah Keterikatan Emosional.
Hubungan antara guru dan siswa sering kali melampaui batasan akademis. Seorang guru yang memahami kebutuhan emosional siswanya dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung. Keterikatan emosional ini memungkinkan siswa merasa dihargai dan didengarkan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar.
Keempat Tantangan dan Pengorbanan.
Panggilan jiwa ini tidak tanpa tantangan. Banyak guru yang harus menghadapi beban kerja yang berat, kurangnya sumber daya, dan bahkan tantangan dari lingkungan sosial di sekitarnya. Namun, meskipun demikian, dedikasi mereka tetap tinggi. Setiap pengorbanan yang dilakukan demi keberhasilan siswa adalah bukti nyata dari cinta dan komitmen mereka terhadap pendidikan.
Kelima adalah Pembelajaran Seumur Hidup atau sepanjang hayat.
Guru juga adalah pembelajar seumur hidup. Dalam proses mengajar, mereka terus belajar dari siswa, lingkungan, dan perkembangan ilmu pengetahuan.Â
Dengan menjalani proses ini, guru dapat memperbaharui metode dan pendekatan mereka, sehingga tetap relevan dan efektif dalam mengajar.
Guru harus berani basah atau belajar sepanjang hayat. Sehingga ilmu yang dikuasainya terus menerus terupdate dengan baik dan mengikuti perkembangan zaman.
Keenam adalah Mendorong Perubahan Sosial di masyarakat berpengetahuan.
Guru memiliki kekuatan untuk mendorong perubahan sosial. Dengan membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat berkontribusi pada masyarakat yang lebih baik.Â