3. Infrastruktur dan Aksesibilitas
Infrastruktur di desa sering kali kurang berkembang. Jalan yang buruk, kurangnya transportasi umum, dan fasilitas yang minim dapat menghambat mobilitas penduduk desa untuk mencari pekerjaan di luar daerah mereka.Â
Di kota, infrastruktur yang lebih baik memungkinkan orang untuk lebih mudah mengakses berbagai peluang kerja. Transportasi umum mudah ditemui selama 24 jam. Beda banget dengan di desa yang transportasinya terbatas. Perlu tahu jadwal kendaraan yang menuju ke desa atau kampung halaman.
4. Modal Usaha yang Terbatas
Banyak penduduk desa yang ingin memulai usaha tetapi menghadapi kendala dalam mendapatkan modal. Akses ke lembaga keuangan seperti bank sering kali terbatas, dan pinjaman dari lembaga non-formal bisa menjadi mahal.Â
Di kota, ada lebih banyak sumber pendanaan dan dukungan bagi wirausaha. Pinjam uang di bank mudah asalkan ada jaminan dari tempat kerja. Pinjaman online dengan mudah ditemukan. Cari modal usaha di kota jauh lebih banyak daripada di desa.
5. Pasar yang Terbatas
Pasar untuk produk yang dihasilkan di desa sering kali lebih kecil dan kurang menguntungkan dibandingkan dengan di kota. Kecuali desa yang mampu mengembangkan UMKM dan bantuan pengusaha yang ikut terjun membantu desa menjadi tempat pariwisata yang mudah dikunjungi wisatawan.
Banyak produk pertanian atau kerajinan tangan yang sulit untuk dipasarkan secara luas. Di kota, terdapat lebih banyak konsumen dan saluran distribusi yang dapat dimanfaatkan. Itulah mengapa perlu kerjasama antara orang kota dan desa sehingga produk UMKM di desa bisa dipasarkan di kota.
6. Ketergantungan pada Musim
Banyak usaha di desa, terutama pertanian, sangat bergantung pada musim. Hal ini menyebabkan pendapatan yang tidak stabil dan ketidakpastian ekonomi. Musim kemarau suka susah air dan akibatnya banyak tanaman mati kekeringan. Kecuali irigasi dan saluran air lancar dari gunung dan sungai.