Tuliskan saja apa yang dialami dan jadikan tulisan yang menarik dan enak dibaca. Ambil tema yang menarik hati pembaca. Misalnya makan soto ayam Surabaya. Bumbunya memang tiada duanya. Racikannya pas di lidah dan ingin nambah.
Siapa yang lagi malas menulis?
Entah kenapa Omjay jadi malas menulis. Padahal banyak ide yang bisa dijadikan bahan untuk menulis. Materi Mr Bams bagus sekali. Blog menjadi media pembelajaran yang menyenangkan siswa. Blog adalah ruang kelas yang tak pernah tutup. Siapa saja boleh masuk ke ruang kelas. Kita bisa belajar bersama dari jarak yang jauh.
Dimana sebaiknya kita belajar?
Sekarang ini kita bisa belajar dimana saja dan kapan saja. Memang lebih enak punya blog pribadi. Kita bisa berekspresi dan menuliskan apa yang disukai dan kuasai. Kita bagikan ilmu dan pengalaman kepada semua pembaca Kompasiana tercinta.Tulisan kita seperti mata air yang selalu terisi. Banyak yang mengambil airnya dan tak pernah habis.
Bagaimana cara kita melawan rasa malas menulis?
Caranya ya harus dipaksakan. Awalnya sih pusing mau mulai dari mana. Namun kalau kita sudah terbiasa memaksa diri sendiri pasti bisa. Apalagi bila melihat gopay Kompasiana di depan mata. Malas menulis menjadi rajin menulis. Tiada hari tanpa menulis, walaupun hanya menulis status. Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi.
Tadi sore habis sholat ashar Omjay sengaja memotong rambut menjadi gundul. Pertama biar terlihat lebih muda dan kedua biar terlihat seperti guru besar. Guru yang berbadan besar. He-he-he.
Mengapa menulis harus dipaksa?
Sebab kita sudah menjadikan menulis sebagai sebuah kebutuhan penting yang harus dilakukan. Kita harus paksa dengan menulis tanpa ide. Omjay belajar ilmu ini dari om Budiman Hakim. Apa yang dilihat dan dirasakan akhirnya bisa menjadi sebuah tulisan yang enak dibaca.