Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ada Apa di Pasar Tanah Abang?

20 Juli 2024   14:55 Diperbarui: 20 Juli 2024   16:16 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar dokpri

Ada apa di pasar tanah abang Jakarta Pusat? Inilah topik pilihan kisah omjay kali ini. 

Pagi ini hari Sabtu, 20 Juli 2024, omjay janjian ketemu Prof. Paidi. Beliau dari Bengkulu dan lagi ada di Jakarta. Kemarin kami tak sempat jumpa. Padahal sudah janjian di stasiun Pasar Senen Jakarta pusat. 

Input sumber gambar dokpri
Input sumber gambar dokpri

Omjay jemput beliau di hotel western STC Senayan Jakarta Pusat. Pukul 08.00 omjay sudah tiba di hotel dan diminta untuk makan pagi dahulu di restoran hotel.

Setelah makan pagi, Prof. PAIDI minta diantar ke pasar tanah abang. Temannya bu dyah minta dibelikan oleh-oleh. Jauh jauh datang dari kota bengkulu pasti pulang bawa oleh-oleh. Belinya di pasar tanah abang.

Input sumber gambar dokpri
Input sumber gambar dokpri

Omjay langsung mengiyakan. Sudah lama sekali tidak ke pasar tanah abang jakarta pusat. Terakhir antar jemput belanja istri tercinta di pasar tanah abang.

Melajulah mobil avanza hitam menuju pasar tanah abang. Sampai di pasar tanah abang bingung cari tempat parkir mobil. 

Dapatlah kami tempat prakir di atas blok F. Ternyata kami ingin belanja barang di blok A. PETUGAS parkir mengatakan salah parkir. Turunlah kami dari atas ke bawah. 

Penuh perjuangan untuk sampai ke lantai atas. Kini perlu perjuangan pula untuk sampai di lantai bawah. Ternyata kita harus pindah parkir mobil supaya tidak jauh dari tempat belanja pakaian murah. Seperti baju batik dan kerudung perempuan.

Sampai di jalan raya kami cari tempat parkir yang mudah saja. Bahu jalan menjadi tempat parkir mobil omjay.

Input sumber gambar dokpri
Input sumber gambar dokpri

Prof. Paidi dan ibu Dyah langsung turun pergi berbelanja. Omjay menulis dan membaca kompasiana di dalam mobil.

Omjay perhatikan lalu lalang pembeli yang tiada henti. Para pedagang tanah abang gigih sekali menawarkan barang dagangannya.

Terjadi transaksi jual beli. Pedagang dan pembeli sama sama suka. Barang pun berpindah tangan. Begitulah yang terjadi di pasar tanah abang yang ramai.

Dahulu sebelum pandemi covid19, omjay sering mengantarkan istri tercinta ke pasar tanah abang ini. 

Omjay parkir mobil di blok A pasar tanah abang rasanya muidah sekali. Istri sudah punya langganan tempat membeli barang. 

Alhamdulillah dari menjual barang yang dibeli di pasar tanah abang, istri mendapatkan keuntungan lumayan. Kami bisa membeli rumah mungil di Wanaraja Garut.

Kalau mau kaya sebaiknya memang menjadi pedagang atau saudagar. Istri berasal dari keluarga pedagang. Sedangkan omjay berasal dari keluarga pegawai.

Perbedaan itu membuat kami saling melengkapi. Istri pintar sekali berdagang. Rasanya apa yang dia beli selalu laku. Jarang sekali barang yang dibeli bersisa di rumah. Selalu habis terjual saat itu.

Pandemi covid19 meruntuhkan bisnis istri tercinta. Menjadi ibu rumah tangga yang baik menjadi pilihan hidup.

Pasar tanah abang sekarang semakin ramai. Omjay bersyukur dapat tempat parkir di bahu jalan. Tukang parkir berkaos kuning membantu dengan ramah. Rupanya ada ongkos parkir yang harus kami bayar. Ada fulus semua berjalan mulus.

Kami diminta membayar Rp. 35.000,-dan Omjay mencari jalan damai dengan memberikan uang Rp. 30.000. Tukang parkir menerima uang tersebut dengan gembira. Untungnya kami tak mau cari keributan.

Begitulah kisah nyata yang kami alami di pasar tanah abang. Omjay bersyukur bisa kembali ke pasar ini dan mengenang masa lalu. Sebuah masa dimana omjay ikut aktif menemani istri belanja barang murah di pasar tanah abang. Barangnya dijual lagi dengan harga meninggi dari harga beli.

Ada apa di pasar tanah abang? Ada penjual dan pembeli. Ada tukang parkir ilegal yang memanfaatkan bahu jalan untuk menjemput rezekinya. Ada omjay yang sedang mengenang masa lalunya.

Salam blogger persahabatan

Omjay

Guru blogger Indonesia

Blog https://wijayalabs.com/about

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun