Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tangisan Pilu Guru Honorer Kini Terjadi Lagi

15 Juli 2024   11:11 Diperbarui: 15 Juli 2024   11:25 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar dokpri

Beberapa waktu lalu omjay mendapatkan kabar duka. Banyak guru honorer di sekolah negeri yang diberhentikan secara sepihak oleh sekolah. Mereka sudah dipanggil kepala sekolah untuk mengajar di tempat lain atau sekolah lain, karena akan diisi oleh guru yang lulus PPPK di sekolah negeri. 

Tangisan pilu guru honorer kini terjadi lagi. Seharusnya mereka sudah lulus PPPK dan diangkat menjadi guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja atau PPPK. Kini impian itu sirna, karena posisi mereka tergantikan guru PPPK yang ditempatkan di sekolah.

Mendengar kabar itu tentu saja omjay eh kakek Jay ikut berduka dan ikut prihatin. Sebab guru honorer itu sudah ada yang bekerja lama menjadi guru honorer di sekolah negeri. 

Mereka berharap diangkat sebagai pegawai negeri sipil atau PNS. Omjay merasa ikut bersedih dan merasakan empati yang mendalam. Walaupun Omjay guru yang mengajar di sekolah swasta.

Beritanya juga sudah dimuat di tribunnews Jawa Barat dengan judul tangis pilu guru honorer yang diberhentikan secara sepihak. Mereka tak tahu lagi akan mengajar dan bekerja dimana. Sebab tidak mudah mencari kerja menjadi guru di sekolah lainnya.

https://jabar.tribunnews.com/2024/07/13/tangis-pilu-guru-honorer-diberhentikan-sepihak-di-hari-pertama-semester-baru-kena-program-cleansing

Tentu harus ada solusi dari permasalahan ini. Guru honorer sudah banyak berjasa untuk negara. Mereka ikut berkontribusi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. PGRI sebagai organisasi guru tertua tentu tak tinggal diam melihat kenyataan ini.

Bila Omjay menjadi pimpinan sekolah tersebut, Omjay akan kumpulkan semua guru honorer tersebut, dan mengupayakan agar mereka ikut tes PPPK tahun ini. Bila masih belum lulus juga dan belum memenuhi persyaratan, maka kita buatkan komunitas belajar yang dapat membantu guru tersebut agar lulus menjadi guru PPPK.

Dalam pelaksanaannya tentu tidak semudah itu. Selama ini guru honorer digaji melalui dana BOS, dan dana lainnya di sekolah yang dapat membantu kesejahteraan guru honorer. 

Memang harus diakui, gaji guru honorer tidaklah besar. Mereka harus aktif dan kreatif agar dapat menambah pemasukan lewat jualan atau pekerjaan lain yang halal. Seperti menjadi tukang ojek atau berjualan barang atau makanan dan minuman untuk menambah pemasukan. Mereka terpaksa melakukan itu karena tuntutan hidup sehari-hari.

Kejadian tentang pemecatan secara sepihak guru honorer di sekolah negeri kini sudah viral di media sosial. Pemberhentian secara sepihak itu sempat membuat banyak guru honorer menjadi shock, dan bingung mencari sendiri solusinya.

Di antara para guru honorer yang terkena program cleansing tersebut beberapa sudah mengajar dalam waktu tak sebentar. Bahkan ada yang mengajar sudah lebih dari 10 tahun.

https://nasional.tempo.co/read/1891375/p2g-puluhan-guru-honorer-di-jakarta-diputus-kontrak-sepihak-karena-kebijakan-cleansing-honor

Omjay membaca berita juga di tempo.co, puluhan guru honorer di Jakarta, diputus kontrak sepihak karena kebijakan cleansing. Omjay merasa ikut terusik karena guru honorer sudah banyak jasanya untuk negara. Jangan sampai habis manis sepah dibuang.

https://www.youtube.com/watch?v=xSoZRHUgwug


Dalam berita di kompas TV, Omjay dapatkan info bahwa masih banyak guru honorer yang belum diangkat menjadi PNS atau PPPK, padahal mereka mengajar sudah lebih dari 14 tahun di sekolah negeri.

https://www.kompas.tv/video/522436/komisi-x-dpr-buka-suara-terkait-masalah-guru-honorer-belum-diangkat-jadi-asn-pppk

Terus terang, Omjay sedih mendengar kawan-kawan guru honorer yang masih belum diangkat menjadi PNS atau PPPK. Semoga ada seleksi yang lebih manusiawi untuk mereka yang sudah mengabikan diri untuk negara tercinta. Bicara tentang guru honorer memang tidak mudah dicarikan solusinya. Kata orang sunda mah "Pabaliyut".

Guru honorer di sekolah negeri telah menunggu kepastian mereka diangkat dengan penuh kesabaran. Kalau pemecatan secara sepihak atau cleansing terjadi, maka pupuslah harapan guru honorer menjadi PNS atau PPPK.

Janji pemerintah untuk mengangkat guru honorer menjadi ASN atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja atau PPPK belum sepenuhnya terpenuhi. Banyak guru honorer mengeluhkan belum juga diangkat sebagai ASN PPPK, padahal pemerintah sudah janji tahun 2025 tidak ada lagi status honorer. 

Dalam lingkup aturan yang berlaku, guru honorer atau yang juga dikenal sebagai guru non-ASN (non-PNS dan non-PPPK) merupakan mereka yang tidak memiliki status kepegawaian tetap. Mereka ada karena dibutuhkan oleh sekolah.

Demikianlah kisah Omjay tentang Tangisan Pilu Guru Honorer Kini Terjadi Lagi. Semoga segera ada solusi dari para penentu kebijakan di negeri ini. Berilah mereka para guru honorer untuk mengikuti seleksi PPPK tahun ini, dan jangan diberhentikan dahulu sebelum mereka diterima dan lolos seleksi PPPK.

Salam Blogger Persahabatan

Omjay/Kakek Jay

Guru Blogger Indonesia

Blog https://wijayalabs.com/about

Input sumber gambar dokpri
Input sumber gambar dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun