Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tapera dan Balada Guru PNS

31 Mei 2024   08:58 Diperbarui: 31 Mei 2024   09:20 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapera dan Balada Guru PNS

Oleh Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd

Pendahuluan 

Presiden Jokowi baru saja mengumumkan bahwa semua pegawai baik negeri maupun swasta akan dipotong 3 persen untuk tabungan perumahan rakyat yang disingkat Tapera. Kita juga dibuat bengong membaca gaji komite tapera sebesar 43 juta sebulan.

Kita tentu harus belajar dari para pensiunan PNS. Honor pensiun adalah tabungannya yang dipotong setiap bulan. Mereka banyak sekali potongan gaji ketika masih berdinas. Setelah pensiun seharusnya mereka semakin sejahtera dan bahagia di hari tua. Terutama buat mereka yang menjadi guru. Bukan malah sebaliknya. Inilah balada guru PNS.

Isi tulisan ini sekedar menulis opini dari pandangan pribadi dan bukan institusi. Omjay berharap kebijakan Tapera ini dibatalkan, dan jangan lagi bebani rakyat dengan berbagai potongan. 

Peraturan pemerintah nomor 21 tahun 2024 tentang perubahan atas PP nomor 25 tahun 2020 tentang penyelenggaraan tabungan perumahan rakyat atau tapera sebaiknya dikaji ulang. Bahkan kalau memungkinkan dibatalkan saja.

Apa yang semestinya dilakukan oleh pemerintah agar Tapera tidak lagi membebani rakyat?

Gaji semua PNS dinaikkan. Minimal 5 persen. Untuk pensiunan PNS dinaikkan 10 persen. Sebab mereka sudah berjasa untuk bangsa dan negaranya. Semestinya mereka harus hidup tenang dan mapan karena sudah ikut membangun negara Indonesia.

Bagaimana dengan pegawai swasta? Pegawai swasta sebaiknya tidak dipotong untuk Tapera. Sebab mereka bukan pegawai negeri sipil. Mereka dibayar oleh pihak swasta. Biarkan mereka menentukan nasibnya sendiri. Seperti guru sekolah swasta yang dipotong gajinya untuk hari tua.

Siapa yang sebaiknya gajinya dipotong untuk Tapera?

Presiden dan wakil presiden serta para menteri sebaiknya dipotong gajinya untuk Tapera. Begitu juga para pejabat pusat hingga di daerah dipotong gajinya untuk Tapera. 

Bisakah hal itu itu dapat terjadi? Rasanya mereka pasti akan menolaknya. Jadi Tapera sebaiknya dibatalkan saja, karena sudah banyak potongan untuk PNS. Apalagi guru PNS saat ini, dan inilah balada guru PNS.

Mereka ingin berteriak-teriak. 'Naikkan gaji guru PNS sekarang juga!" Teriakan itu hanya berada di dalam hati, dan mereka terus bekerja sesuai dengan janji seorang PNS. Terpujilah engkau wahai bapak ibu guru.

Kapan presiden Jokowi mengumumkan informasi yang membahagiakan rakyat?

Seharusnya di akhir masa pemerintahan Jokowi, beliau banyak mengumumkan berita yang membahagiakan rakyat. Jangan sampai karena nila setitik rusak susu sebelanga.

Selama hampir sepuluh tahun menjadi presiden Republik Indonesia sebenarnya banyak prestasi yang sudah dilakukan Jokowi. Namun, karena kekuasaan itu melenakan, maka tak salah bila ada orang yang menyebutnya Fir'aun gaya baru.

Mengapa harus ada Tapera yang membebani hidup rakyat?

Sebenarnya tujuan Tapera itu bagus dan membuat rakyat yang tidak punya rumah menjadi punya rumah dengan cara mencicil. Akan tetapi sudah banyak derita yang ditanggung oleh rakyat Indonesia saat ini. Seperti harga kebutuhan pokok yang terus naik dan biaya kuliah anak yang meninggi. Harga rumah semakin mahal, dan tidak terjangkau dengan gaji guru PNS.

Kebijakan ini terus terang tidak populis dan ditentang oleh banyak orang. Guru PNS yang merupakan abdi negara saja teriak, apalagi yang bukan PNS. Jadi jangan lagi ada banyak potongan dari gaji yang kecil ini. Biarlah anak dan istri menikmati gaji suaminya. Iya kan?

Dimana potongan gaji guru PNS dilakukan?

Gaji guru PNS langsung dipotong oleh bendahara sekolah. Suka atau tidak suka bendahara akan memotong gaji guru PNS. Balada guru PNS terasa ketika yang diterimanya kecil. Bahkan sangat kecil. Anak dan istrinya hanya bisa menangis sesenggukan di malam-malam tahajud mereka.

Bagaimana rakyat bisa bertahan dengan banyaknya potongan gaji PNS?

Bersabarlah dan jadikan sabar serta sholat yang khusyuk menjadi penolongku, dan penolongnya. Rakyat pasti bisa bertahan di masa penjajahan maupun di masa kemerdekaan. Mereka belajar atau belajar merdeka memang harus terus disuarakan.

Sekolah dan sekolahkan SK PNS yang engkau dapat. Bank pemerintah akan menjadi penolongku dan penolongnya. Jadilah kita gali lubang timbun lubang. Kita nyanyikan bersama bang haji Rhoma Irama. Inilah Tapera dan balada guru PNS.

Penutup 

Demikianlah kisah Omjay tentang Tapera dan balada guru PNS. Semoga bermanfaat buat pembaca Kompasiana tercinta. Semoga semua guru baik yang PNS maupun tidak PNS sudah punya rumah sendiri. Mereka bahagia di hari tua. Nama mereka akan selalu terukir indah dalam hati presidennya.

Salam blogger persahabatan 

Omjay

Guru blogger Indonesia 

Blog https://wijayalabs.com

Sumber gambar dokpri
Sumber gambar dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun