Kemudiam beliau menuliskan ceritanya. Saya juga pernah memberikan pelatihan, dimana pesertanya adalah para kepala sekolah se-kab Meulaboh Aceh Barat (oktober 2009). Padahal yang jadi pembicaranya hanya seorang guru honor biasa. Dag dig dug der jadinya. Hehehe.
Wow, inilah hari yang begitu mendebarkan. Kini Omjay harus berdiri melakukan presentasi di depan para guru yang berprestasi. Masih lebih enak berdiri d depan dewan juri yang berjumlah 3 orang saat mengikuti final lomba inovasi pembelajaran kemdikbud.
Omjay menatap mereka satu persatu. Betapa mereka sudah menjadi guru berprestasi. Hal itu terbukti mereka sudah menjadi pimpinan di sekolahnya masing-masing.Â
Ehem, kalau mereka tidak berprestasi mana mungkin bisa diangkat menjadi kepala sekolah? Begitulah Omjay bertanya dalam hati kepada diri sendiri.
Omjay sangat yakin menjadi guru berprestasi tentu menjadi idaman seorang guru yang mengajar di sekolah. Guru bukan hanya berprestasi tetapi juga menginspirasi.
Dengan begitu para guru dapat saling memotivasi untuk menjadi guru tangguh berhati cahaya. Seorang guru yang selalu memberikan pelayanan terbaik kepada murid-muridnya.
Seorang guru yang memiliki kekuatan super untuk mengantarkan peserta didiknya menjadi seorang pemimpin. Minimal murid-muridnya bisa memimpin dirinya sendiri.
Pak Urip teman Omjay di Pangkalan Bun, Kalteng menambahkan cerita di facebook, "Cara sederhana berprestasi adalah guru memprestasikan siswa bukan memprestasikan diri sendiri".
Lalu Ibu D'alia Halmahera bertanya kepada Omjay, "Kenapa ya Omjay, kalau ada lomba guru berprestasi dari dinas, syaratnya harus PNS? Apakah guru2 GTT ga ada yang mampu berprestasi?"
Sebuah pertanyaan yang belum bisa Omjay jawab, karena Omjay bukan panitianya, hehehe. Pak Bahar Sungkowo, teman gupres di Sukabumi menuliskan di facebook, "Guru berprestasi itu bukan dirinya saja yang berprestasi, tapi bisa membuat rekannya berprestasi, siswanya berprestasi, anaknya berprestasi, masyarakat dan lingkungannya berprestasi.
Itulah hakekat guru berprestasi, bukan sekedar uang dan ketenaran semata". Pak Dris kawan di Bali juga menulis di facebook, "Cukup ikut lomba, saat presentasi dengarkan kata dewan juri, jangan pernah menyanggah atau membantah. Jadilah juara guru prestasi, hehehehe...