Bolehkah guru penggerak menolak dicalonkan menjadi kepala sekolah?
Boleh saja, sebab di sekolah swasta tidak perlu ada kepala sekolah yang berasal dari lulusan guru penggerak kemdikbudristek. Omjay belum tahu kalau di sekolah negeri. Di sekolah kami, sekarang ada penjaringan bakal calon kepala sekolah SMP dan SMA Labschool Jakarta dan Kebayoran. Kedua sekolah ini di bawah naungan yayasan pembina UNJ. Tentu saja sekolah swasta.
Kepala sekolah lama sudah habis masa jabatannya selama dua periode dan akan digantikan oleh kepala sekolah baru di lingkungan sekolah laboratorium Labschool Yayasan Pembina (YP) Universitas Negeri Jakarta atau UNJ.
Panitia seleksi dari Pengelola Sekolah Labschool (PSL) memberikan pedoman seleksi kepala sekolah yayasan pembina UNJ. Syarat dan mekanisme pemilihan calon kepala sekolah sudah dituliskan informasinya secara detail oleh pengelola sekolah laboratorium Labschool Yayasan Pembina UNJ. Tidak ada syarat pernah ikut pendidikan guru penggerak kemdikbudristek selama 6 bulan.
Dalam hati Omjay ingin sekali mendaftarkan diri dan ikut seleksinya. Namun, istri tidak mendukung dan katanya lebih baik fokus untuk menjadi kepala keluarga yang baik saja di rumah. Kalau nanti menjadi kepala sekolah malah sibuk mengurusi sekolah, dan akhirnya tidak fokus mengurus keluarga di rumah. Kata istri "rumahku adalah surgaku."
Kedua Omjay pernah terkena serangan stroke dan istri khawatir akan ada serangan stroke kedua. Bila dipaksakan akan sangat bahaya bagi kesehatan Omjay. Istri ingin suaminya tidak terlalu lelah, dan hidup sederhana apa adanya. Penghasilan Omjay sudah lebih dari cukup selama menjadi guru di SMP Labschool Jakarta.
Ketiga, selama ini belum pernah ada kepala sekolah terpilih yang berasal dari guru biasa. Rata-rata pernah menjabat sebagai wakil kepala sekolah. Jadi kata seorang kawan yang sudah lama mengajar di Labschool UNJ, belum pernah ada kepala sekolah yang terpilih dari guru biasa, dan ikut tes kepala sekolah, kemudian lulus.
Seorang kawan yang baik hati menasehati Omjay untuk tidak ikut seleksi bakal calon kepala sekolah. Sebab ada saudaranya terkena serangan stroke. Kalau sudah pernah terkena serangan stroke, maka akan ada serangan stroke kedua. Jadi sebaiknya hindari jabatan atau amanah yang dapat menimbulkan serangan stroke.
Omjay menjadi teringat ketika pertama kali menjadi guru. Omjay diminta mengajar keterampilan komputer di SMP dan SMA IKIP Jakarta. Waktu itu kepala sekolahnya bapak Arief Rachman, dan wakil kepala sekolahnya pak Marsudiono, dan pak Fakhrudin.
Omjay melihat tidak mudah menjadi seorang kepala sekolah. Apalagi ketika ada masalah di sekolah, dan memimpin rapat kenaikan kelas. Omjay perhatikan kepala sekolah harus tegas mengambil keputusan, dan kemudian keputusan tersebut diterima oleh semua guru di Labschool. Kepala sekolah harus mampu memimpin sekolahnya dengan baik.
Sore ini semua guru di SMP Labschool Jakarta dikumpulkan dalam rapat penjaringan bakal calon kepala sekolah. Bapak kepala sekolah memberikan pengarahan tentang penjaringan bakal kepala sekolah di lingkungan Yayasan Pembina UNJ.
Sebagai salah seorang yang telah lulus menjadi guru penggerak angkatan 7 Kemdikbud ristek, Omjay sempat menjadi bingung antara mencalonkan diri dan tidak mencalonkan diri. Alhamdulillah sekarang Omjay semakin mantap untuk tidak mencalonkan diri.
Dari hasil pemilihan di sekolah, ternyata Omjay kurang mendapatkan dukungan suara dari teman-teman sejawat. Dari sana Omjay harus tahu diri. Kemampuan saja tidak cukup, perlu dukungan dari banyak pihak. Sebab jabatan kepala sekolah adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT.
Bolehkah seorang guru penggerak menolak dicalonkan sebagai kepala sekolah? Boleh dan tidak pernah ada pemaksaan untuk menjadi kepala sekolah. Hal itulah yang Omjay ketahui. Bagaimana menurut anda?
Seorang kawan yang sekarang menjadi kepala sekolah dan pengurus PGRI memberikan komentar di WA Group PGRI.
"Boleh koq menolak omJay, malah di sekolah negeri. Ini terjadi saat tahun 2021 digulirkannya program guru penggerak. Seorang guru SMA di Kota Palu menolak menjadi kepala sekolah, saat pelantikan dia tak hadiri. Alasannya, "saya mengikuti program guru penggerak untuk cari ilmunya, bukan cita-cita jadi kepsek". Sampai saat ini ybs tetap menjadi guru, dan tak ada intervensi apapun utk dia."
Salam blogger persahabatanÂ
Omjay
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H