Jadilah manusia yang pandai bersyukur kepada Allah SWT. Itulah pesan Omjay dalam kisah Omjay kali ini. Bila kita bersyukur, maka akan ditambah nikmat itu. Bila kita kufur, maka azab Allah sangatlah pedih.
Sahabat Omjay dari Solo yang bernama aki Tri mengirimkan gambar berbuka puasa di rumahnya. Makanan dan minumannya terbilang sederhana. Namun terasa nikmat bila kita bersyukur dan menikmati makan dan minuman berbuka puasa. Tak harus mewah dan makanan mahal seperti di restoran hotel bintang lima. Sudah bisa berbuka puasa bersama keluarga tercinta adalah kenikmatan yang tak ternilai harganya.
Setiap kali diminta menjadi narasumber pelatihan guru, Omjay selalu berpesan kepada semua peserta untuk bersyukur kepada Allah SWT. Sebagai bukti rasa syukur kita adalah bersedekah lewat tulisan.Â
Bagikan tulisan kita kepada semua orang melalui media sosial. Dengan begitu akan banyak orang tercerahkan dari apa yang kita tuliskan. Oleh karena itu, tulislah apa yang engkau sukai dan kuasai. Kemudian bagikan kepada keluarga dan teman-teman dekatmu. Â
Dengan begitu kita bisa tumbuh bersama dalam kebaikan. Hadiah dari melakukan kebaikan adalah kebaikan itu sendiri. Jadilah orang baik dengan selalu berbuat baik.
Setiap kali habis sholat berjamaah dan melaksanakan sholat tarawih di bulan Ramadan, Omjay selalu berdoa kepada Allah SWT agar mampu menjadi manusia yang pandai bersyukur. Dengan pandai bersyukur kita akan menjadi manusia yang bertakwa. Itulah sebenarnya tujuan kita berpuasa di bulan Ramadan. Allah SWT mewajibkan setiap orang muslim untuk berpuasa agar dapat menjadi orang yang bertakwa.
Omjay bersyukur kepada Allah SWT. Kami punya keluarga besar yang saling berbagi ilmu dan pengalaman masing-masing. Setiap ada informasi kebaikan selalu dibagikan ke wa group keluarga atau family.Â
Kami saling melengkapi dalam melakukan kebaikan demi kebaikan. Kami berharap keluarga kami menjadi keluarga yang sakinah dan mawadah warahmah. Saling sayang menyayangi dan tercipta kasih sayang yang mendalam antar sesama anggota keluarga.
Dalam kegiatan tadarus edukasi APKS PB PGRI, Omjay diminta menjadi salah satu narasumber. Omjay diminta memberikan materi tentang menciptakan guru di masa depan. Tentu ini bukan materi yang mudah. Omjay harus mempersiapkan diri agar bisa berbagi ilmu kepada semua anggota PGRI.
Bulan Ramadan membuat kita saling introspeksi diri. Kita harus bersimpuh dan menangis di hadapan Allah SWT. Kita akui kelemahan dan dosa yang telah dilakukan.
Kita harus belajar dari ulat yang berubah menjadi kepompong dan kemudian menjelma menjadi kupu-kupu yang indah. Kepompong ramadan harus membuat kita menjadi manusia yang lebih takwa dari tahun sebelumnya. Menjadi manusia yang kembali suci dan saling memaafkan kepada sesama.
Dunia dan alam sekitarnya terus berputar dengan cepat. Rasanya baru kemarin kita menyambut kedatangan bulan Ramadan. Kini kita sudah memasuki hari keenam di bulan Ramadan. Semoga semakin banyak bacaan Al-Qur'an yang sudah kita baca. Target satu juz setiap hari semoga dapat diwujudkan dengan pandai berkelahi dengan waktu dan diri sendiri.
Banyak sekali godaan datang ke dalam diri untuk berbuat baik. Godaan selalu datang silih berganti. Hanya keimanan kepada Allah SWT yang membuat kita kuat dalam menghadapi semua halangan dan rintangan yang ada di depan mata kita. Nah, seringkali kita kalah melawan diri sendiri.
Menaklukan ribuan orang belum tentu disebut sebagai seorang pemenang. Namun, mampu mengalahkan dirinya sendiri itulah yang disebut penakluk gemilang.
Jadikan Ramadan tahun ini menjadi bulan yang penuh Rahmat dan maghfirah dengan banyak beribadah kepada Allah SWT.
Demikianlah kisah Omjay kali ini di bulan suci Ramadan. Semoga bermanfaat buat pembaca Kompasiana.
Salam blogger persahabatan
Omjay
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H