Nampaknya masih banyak guru yang terjebak dengan pola lama, dimana para guru sibuk mencari dan mengumpulkan banyaknya sertifikat bukti pengembangan kompetensi.Â
Mereka berbondong-bondong ikut diklat online dan menyebarkan informasi adanya diklat online gratis 40 jam atau 32 jam dengan syarat menyebarkannya kelima wa group yang diikutinya.Â
Contohnya seperti flyer di bawah ini. Pada akhirnya para guru tidak bisa lagi melindungi data pribadinya atau privasi data. Hal ini bisa disalahgunakan datanya untuk mencari uang. Ada oknum yang mencoba mencari kesempatan untuk mencari uang lewat diklat online.
Perlu diingatkan kembali bahwa unsur utama penilaian kinerja terdiri atas Praktik Kinerja dan Perilaku Kerja. Praktik Kinerja berupa perbaikan pemberian layanan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Jadi fokus ke murid atau siswa kita di sekolah.
Perbaikan pembelajaran dimaksud fokus pada satu dari delapan pilihan indikator sesuai keadaan pada rapor pendidikan satuan pendidikan masing-masing.
Sedangkan, pengembangan kompetensi bukanlah unsur utama penilaian kinerja. Pengembangan kompetensi hanya menjadi variabel pertimbangan saja dalam pemberian predikat kinerja.
Pengembangan kompetensi dengan batas minimal 32 poin tidaklah sama dengan pencarian angka kredit sebagaimana berlaku pada mekanisme sebelumnya.
Tegasnya, poin hasil pengembangan kompetensi bukanlah angka kredit. Jadi, fokus peningkatan kinerja bukan pada bagaimana guru sibuk mengikuti seminar dan/atau pelatihan saja, melainkan memperbaiki layanan pembelajaran dan perilaku kerja di sekolah.
Penentuan bentuk pengembangan diri harus dipastikan dalam rangka upaya peningkatan kinerja dalam bentuk perbaikan proses pemberian layanan pembelajaran sesuai fokus satu dari delapan indikator yang telah dipilih.