Tiongkok di mata saya adalah sebuah negara yang menginspirasi. Tidak pernah membayangkan akan pergi langsung ke negara Tiongkok tahun 2019. Waktu itu usia Omjay belum sampai 50 tahun. Kisahnya ada dalam buku kisah Omjay 50 tahun menjadi manusia.
Apa yang menyebabkan Omjay bisa pergi ke negara Tiongkok atau China tersebut?Â
Alhamdulillah Omjay terpilih menjadi salah satu guru yang mendapatkan tugas belajar atau kursus singkat tentang STEAM (Sain, Technology, Enginering, Art and Mathematic di negara Tiongkok.
Waktu itu Omjay dihubungi lewat telpon oleh mas Heri dari Kemdikbud dan diminta untuk menyiapkan pasport untuk berangkat ke Tiongkok. Omjay sangat senang sekali mendengarkan berita gembira ini. Omjay terpilih karena menjadi juara ketiga lomba inovasi pembelajaran tingkat nasional kemdikbud tahun 2017.
Kemudian Omjay meminta izin pimpinan sekolah dan pimpinan yayasan pembina UNJ Rawamangun Jakarta Timur. Alhamdulillah disetujui Pak Ahmad Husein, pimpinan badan pengelola sekolah (BPS) UNJ. Omjay berangkat ke Tiongkok selama masa waktu 21 hari. Dari perjalanan itu lahirlah buku baru berburu ilmu di negeri panda yang lucu dan kisah seru dibalik tirai bambu.
Siapa saja yang Omjay temui selama di negara Tiongkok China?
Omjay bertemu dengan banyak orang baik di negara Tiongkok. Termasuk juga di dalamnya dosen CUMT (China University of Mining Technology) dan guru-guru sekolah Tiongkok yang sangat ramah dan membantu kami belajar STEAM.
Rasanya antara cerita dan berita yang kami temui secara langsung sangat beda dengan apa yang kami baca di internet. Penduduk di sana sangat ramah dan kami menikmati perjalanan belajar kami selama di negeri tirai bambu.
Semua itu berawal dari mimpi yang berwujud nyata. Dahulu Omjay hanya mengenal Tiongkok dari cerita banyak orang. Sekarang Omjay menyaksikan sendiri secara langsung bagaimana orang Tiongkok belajar dan bekerja. Etos kerja mereka memang luar biasa. Pantas saja sekarang orang Tiongkok sudah bisa membuat mobil listrik dengan baterai yang dapat ditempuh selama 1024 km.
Hal itu Omjay dengar beritanya tadi pagi setelah mendengarkan acara batik di radio elshinta Jakarta. Ada Bagas Sumarlan dan Adelia Artanti yang menjadi penyiarnya. Nama acaranya batik yang disingkat bincang Indonesia Tiongkok.
Refleksi adalah salah satu dari jutaan kata yang Omjay sangat sukai. Hampir semua aktivitas yang Omjay lakukan tak lepas dari kata refleksi. Oleh karena itu selama berada di negara Tiongkok atau China, Omjay menuliskan kisahnya setiap hari di blog pribadi dan Kompasiana. Hasil refleksi tersebut akhirnya menjadi buku Solo dan buku antologi.
https://terbitkanbukugratis.id/wijaya/09/2020/kisah-seru-dibalik-tirai-bambu/
Dari apa yang Omjay tuliskan, Omjay melihat orang Tiongkok itu banyak yang cerdas dan telah menjadi kekuatan atau super power menjadi negara maju di dunia. Amaerika Serikat dibuat ketar-ketir oleh Tiongkok.
Tiongkok di mata Omjay adalah sebuah negara yang mau terus belajar dari masa lalu. Mereka sudah berhasil mewujudkan impian menjadi kenyataan. Salah satu yang masih Omjay ingat ketika naik kereta cepat di sana.
Omjay belajar dari cara guru Tiongkok mengajar murid-muridnya. Dengan jumlah murid yang sangat banyak (sekitar 50 orang), guru-guru di Tiongkok mampu menguasai kelas dan menjadi pemimpin pembelajaran yang sangat menyenangkan.
Kapan Omjay berkunjung ke negara Tiongkok?
Omjay berkunjung ke negara China sekitar bulan Maret 2019. Jadi Omjay ke Tiongkok sebelum pandemi covid-19.
Pada hari kedelapan Omjay belajar di negara Tiongkok, hari Minggu tanggal 10 Maret 2019, Omjay telah menulis di Kompasiana dengan judul hari kedelapan belajar di negara China.
https://www.kompasiana.com/wijayalabs/5c84f70e43322f518e436c84/hari-kedelapan-belajar-di-negara-china
Saat itu Omjay dan kawan-kawan belajar di universitas Jiangsu. Kami mendengarkan ceramah dari Yuan Jingyu, Ph.D, deputy director of education departement of Jiangsu Provinsial Government.
Sebenarnya ada sepuluh masalah mengenai pengembangan pendidikan kejuruan di berbagai negara dan menjadi isu penting termasuk juga di negara Tiongkok. Dengan jumlah penduduk yang jauh lebih besar dari negara Indonesia, Tiongkok memperbaiki sedikit demi sedikit pendidikannya. Itulah mengapa Tiongkok sekarang menjadi salah satu negara maju di dunia.
China memperbaiki lulusannya dengan keterampilan vokasional yang siap kerja dan selalu bekerja sama dengan dunia industri. Selain itu China juga bekerjasama dengan universitas lainnya di negara lain dan membuka cabangnya di setiap negara. Bahkan china menyiapkan beasiswa untuk mahasiswa yang bisa Bahasa mandarin dan Bahasa Inggris dengan baik.
Demikianlah sedikit kisah Omjay tentang negara Tiongkok di mata saya. Semoga bermanfaat buat pembaca kompasiana. Mohon doa dari pembaca semoga Omjay bisa kembali belajar di negara Tongkok dan menikmati kulinernya yang lezat.
Salam blogger persahabatan
Omjay
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H