Pagi ini Omjay sengaja jalan kaki mengelilingi desa wisata Taraju. Omjay mau ngobrol dengan penduduk setempat. Sampai warung tanjakan, Omjay mampir makan kacang open atau bakar.Â
Harga sebungkus hanya Rp.2000 dan Omjay beli dua bungkus dan cemilan anak-anak. Plus air putih hangat dari pemilik warung. Ketika mau pulang hanya minta goceng. Omjay pun mendapatkan banyak informasi kuliner dari pemilik warung.
Kalau agak siangan dikit,nanti ada lotek dan rujak. Harganya juga murah. Cuma goceng sebungkus. Jadi uang sepuluh ribu rupiah sudah bisa beli lotek dan rujak. Murah sekali kan harganya?
Di pasar Taraju Tasikmalaya, Omjay beli topi baru. Harganya murah sekali. Hanya dua puluh ribu rupiah saja. Kalau di Jakarta bisa di atas seratus ribu rupiah. Â Apalagi kalau bermerek dengan brand terkenal.
Jajanan makanan dan minuman warung di desa Taraju Tasikmalaya juga murah meriah. Masih banyak yang dijual dengan harga lima ratus rupiah dan membuat suasana menjadi meriah.
Rasanya Omjay tak percaya melihat harga makanan dan minuman di desa Taraju Tasikmalaya. Semuanya serba murah buat kami yang terbiasa tinggal di kota besar. Kabarnya harga oleh-oleh dari desa Taraju Tasikmalaya juga murah. Omjay tadi tanya istri. Uang Rp. 50.000 sudah banyak dapat oleh-oleh khas Taraju Tasikmalaya. Ada kripik singkong, ubi Cilembu, gula merah, teh hijau dan aneka makanan lainnya.
Istri Omjay sedang memegang sepiring nasi lengkap dengan lauk pauk dan siap dimakan. Dengan uang goceng sudah kenyang.nkami makan berempat hanya bayar rp.20.000 saja.