Oleh karena itu, lomba blog yang dilaksanakan kompasiana dan kemdikbudrietek ini menarik untuk dikritisi. Sebab untuk mewujudkan kurikulum merdeka tidak hanya didominasi sekolah negeri saja tapi juga sekolah swasta. Tidak hanya untuk sekolah di bawah naungan kemdikbudrsitek saja, tapi juga sekolah di bawah naungan kemenag.
Kurikulum merdeka bikin pembelajaran jadi berkualitas adalah akal-akalan pemerintah agar kurikulum ini bisa diterima oleh semua. Lihat saja kritik pedas yang disampaikan pakar pendidikan karakter Indonesia. Bapak Doni Koesuma memberikan kritik pedas untuk Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) di youtubenya di bawah ini.
Omjay sangat suka dengan masukan yang kontruktif dari pakar pendidikan yang satu ini. Terutama tentang konsep kenaikan kelas dalam kurikulum merdeka. Salah satu konsep di dalam Kurikulum Merdeka yang paling absurd, tidak jelas maksud, fungsi, dan tujuannya adalah Konsep tentang Fase. Mengapa konsep fase ini sulit dipahami fungsi dan relevansinya? Â Anda perlu memahami penjelasannya di https://youtu.be/Se31WLFC09k. Masya Allah, Pembentukan karakter tak terbentuk jika tidak ada kriteria kenaikan kelas. Pengamatan yang luar biasa dari pak Doni.Â
Ada 3 tema dalam lomba blog dalam menjalankan praktik baik di sekolah.
1. Menggerakkan Komunitas belajar
2. Pemanfaatan Platform PMM
3. Dukungan manaajemen sekolah dan dukungan dinas pendidikan
Dari ketiga tema di atas, tema yang pertama sangat menarik dan sudah kami lakukan untuk menggerakkan komunitas belajar. Sedangkan untuk aplikasi PMM, nampak jauh panggang dari api. Guru-guru di sekolah kami belum ada yang mencoba aplikasi tersebut. Mereka baru dengar adanya aplikasi ini dari Omjay dan mereka mulai mencoba aplikasi ini setelah Omjay perkenalkan lewat HP jadul yang Omjay bawa. Akhirnya Omjay putar saja pesan mas menteri Nadiem Makarim di link https://youtu.be/T2-s6yY9yoI.