Budaya positif dan pembelajaran berdiferensiasi membuat guru menjadi lebih tahu bagaimana melakukan proses pembelajaran yang menyenangkan. Hal ini telah Omjay tuliskan dalam buku guru penggerak yang Omjay tuliskan bersama ibu Tuti Alawiyah.
Omjay banyak belajar dari kawan-kawan guru di SMP Labschool Jakarta. Mereka memang belum mendaftarkan diri sebagai guru penggerak. Namun sesungguhnya mereka sudah menjadi guru penggerak di hati semua siswa dan orang tua siswa. Cara mereka mengajar dan melayani siswa dengan sepenuh hati membuat sekolah SMP Labschool Jakarta selalu berprestasi di tingkat nasional dan internasional.
Jadi ledekan teman kepada guru penggerak itu sebagai pamacu dan pemicu kita untuk maju. Ledekan itu membuat kita lebih tahu diri bahwa kita harus mampu memberikan contoh yang baik. Menjadi guru penggerak Kemdikbudristek adalah sebuah pilihan dan kami menikmati pilihan itu dengan sama-sama belajar hal-hal baru dan menggerakkan orang lain untuk belajar.
Tak ada gading yang tak retak. Tak ada guru yang sempurna. Program guru penggerak setidaknya sudah membuat kami para guru untuk melakukan refleksi diri dari apa yang sudah dilakukan selama ini. Tak ada benar atau salah. Hal yang ada adalah keinginan untuk menjadi guru tangguh berhati cahaya.
Salam blogger persahabatan
OmjayÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H