Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tak Ada Pelajaran

21 Oktober 2022   18:00 Diperbarui: 21 Oktober 2022   18:21 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta mulai disirami hujan deras. Jalanan lebih macet dibanding biasanya yang juga sangat macet. Berada di jalanan menuju rumah menjadi sangat menyebalkan bagi banyak orang yang terjebak kemacetan panjang. Kendaraan, bahkan motor sangat sulit beranjak. Inilah fakta Jakarta masa kini. Macet bertambah-tambah. Bertambah parah, bertambah panjang.

Lama tak beranjak dan hujan makin deras, supir taksi yang kutumpangi membelokkan pembicaraan. Tadinya kami berbincang tentang Jakarta yang bertambah macet. 

Tiba-tiba ia katakan, saya sekarang sangat khawatir dengan anak-anak saya. Aku tanya, anaknya umur berapa? Nomor satu laki-laki kelas dua SMP, adiknya perempuan kelas empat SD, jawabnya. Apa yang membuat khawatir? tanyaku. Televisi, jawabnya. Memang kenapa dengan televisi? tanyaku lagi.

Dokpri 
Dokpri 
Isinya tak ada pelajaran, tegasnya. Apa maksudnya? aku mencari tahu. Sementara aku baru saja melihat siswa presentasi menyampaikan produk program website di sekolah Labschool Jakarta.

Beliau melanjutkan ceritanya.

Sinetron-sinetronnya cuma berisi cerita cinta murahan, ceritanya tentang anak sekolah, tapi isinya penuh iri hati, kebencian, jor-joran kekayaan, dan berantem terus. Bukannya menonjolkan prestasi.

Ada lagi cerita tentang mantan preman, ya begitu juga. Preman pada bersaing melakukan kejahatan, ya nyopet, menipu dan kerjaannya cuma malakin orang. Ujung-ujungnya berantem, balas dendam. Gak ada bagus-bagusnya, gak ada pelajaran.

Aku sama sekali tak pernah nonton si netron. Jadi sama sekali tidak paham cerita yang dijelaskannya. Rajin nonton juga ya, komentarku. Terpaksa, nememin anak. Kalo tivinya dimatiin, dia ngambek, pergi nonton ke rumah tetangga. Nyaknya juga pagi-pagi udah nonton gosip, tiap pagi. Pusing saya. Koq acara tivi gak ada yang bagusan dikit, yang bikin kita pinter.

Banyak acara yang isinya cuma ledek-ledekan pembawa acara, yang diomongin sama sekali gak ada yang penting. Mereka saling menghina dan merendahkan. Maunya sih menghibur, tapi jadinya malah nyontohin yang gak bener. Anak-anak jadi pada ikutan.

Mungkin berita agak lumayan, bisa bikin pinter, kataku. Ah... malah berita sekarang pada ngaco. Susah bedain berita ama fitnah. Berita tivi gak bisa dipercaya. Kayak gosip artis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun