Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenang Prof. Conny Semiawan sebagai Pahlawan Nasional

10 Juli 2022   03:43 Diperbarui: 10 Juli 2022   05:24 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam ini saya belum bisa tidur. Setiap kali mau memejamkan mata, selalu teringat almarhumah ibu Prof. Dr. Conny Semiawan. Beliau adalah salah satu pembimbing tesis S2 Omjay di pascasarjana UNJ.

Saat baru sampai di kota Istanbul Turki, Omjay ditelpon ibu Prof. Dr. Diana Nomida. Beliau adalah dosen pembimbing tesis S2 saya. Beliau memberi kabar bahwa Prof. Conny Semiawan akan diusulkan sebagai pahlawan nasional. Sebab jasa beliau dalam memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa tak diragukan lagi. Kami para mahasiswa beliau diminta untuk menulis tentang kenangan dan perjuangan beliau selama hidup.

Tentu saja saya merasa senang. Sebab Prof. Dr. Conny Semiawan adalah salah satu dosen favorit kami di IKIP Jakarta waktu itu dan kemudian berubah nama menjadi Universitas Negeri Jakarta yang disingkat UNJ.

Beliau pernah menjadi Rektor IKIP Jakarta selama dua periode dan kebijakan beliau sangat membantu aktivis mahasiswa di IKIP Jakarta. Beliau juga yang mendukung kegiatan mahasiswa untuk kritis dan mau bersuara lantang melawan kebijakan presiden Suharto dengan kesantunan. 

Saat saya mendapatkan beasiswa S2 di kampus Pascasarjana UNJ, saya beruntung bisa ikut mata kuliah Prof.Dr. Conny Semiawan. Semua mahasiswa yang ikut kuliah dengan beliau, wajib membuat resume kuliahnya. Bila tidak membuat, maka tidak boleh ikut masuk dalam pertemuan berikutnya. Saya ditunjuk kawan-kawan sebagai ketua kelas dan mengumpulkan resume tersebut.

Kami mahasiswi dan mahasiswa beliau tidak boleh datang terlambat. Kalau terlambat satu menit saja tidak diperbolehkan masuk dan beliau sangat disiplin soal waktu. Kami juga diminta untuk presentasi dalam bahasa Inggris dengan tema yang sudah ditentukan.

Beliau datang mengajar di kampus UNJ tidak pernah terlambat dan kalau tidak masuk, beliau akan mengutus asisten beliau yaitu ibu Prof. Dr. Yufiarti.

Selama mengajar kuliah, beliau enak sekali cara mengajar mahasiswa. Kami tak pernah mengantuk dibuatnya. Walaupun sudah tua dan menjadi profesor emiritus, beliau tidak mengalami kepikunan seperti yang dialami para orang tua berusia senja. Setiap tahun ada saja buku terbaru beliau untuk menjadi pegangan mahasiswa Pascasarjana.

Saya selalu mengikuti semua kuliahnya dan selalu ikut seminar-seminar beliau di tingkat nasional. Bahkan kami pernah meminta beliau intuk menjadi salah satu narasumber yang kami kagumi kepakarannya.

Saat saya mengantarkan resume teman-teman dan memberikan makalah ke asisten beliau, saya dipanggil oleh beliau. Saya diminta masuk ke ruang kerja beliau di lantai dua yang ada di fakultas ilmu pendidikan UNJ

Saya ditanya, dimana saya bekerja, dan saya ceritakan kalau saya mendapatkan beasiswa S2 dari UNJ dan Labschool Jakarta. Saya bekerja dan mengajar TIK di SMP Labschool Jakarta.

Mendengar nama Labschool saya ucapkan, beliau langsung antusias dan mengajak saya untuk ngobrol yang cukup lama. Beliau cerita bagaimana dulu membangun dan mendirikan Labschool. Lengkap dengan sejarahnya. Sekolah laboratorium kependidikan ternyata ada di 10 IKIP di seluruh Indonesia.

Tentu saja saya senang sekali mendengarnya. Lambat laun kami sering bertemu dan saya meminta beliau secara pribadi untuk menjadi pembimbing tesis S2 saya. Sebab penelitian tesis saya tentang minat dan kreativitas siswa.

Alhamdulillah beliau setuju. Kami akhirnya saling bertemu setiap hari Senen, Rabu dan Jumat. Setiap kali bertemu, saya selalu mendapatkan ilmu baru dari beliau. Terutama tentang action research yang belum banyak orang yang menguasai ilmunya.

Ilmu action research atau penelitian tindakan yang beliau sampaikan, saya tuliskan kembali ke dalam sebuah buku yang berjudul mengenal penelitian tindakan kelas bersama bapak Dedi Dwitagama. Alhamdulillah Prof. Conny Semiawan bersedia memberikan kata pengantar ke dalam buku tersebut.

Buku mengenal penelitian tindakan kelas akhirnya menemukan takdirnya. Buku tersebut ternyata banyak disukai para guru dan menjadi rujukan para dosen di perguruan tinggi yang mengajar mata kuliah penelitian tindakan kelas atau biasa disingkat PTK 

Pertemuan demi pertemuan dengan Prof. Conny Semiawan terus berjalan semakin sering. Beliau sering menelepon saya untuk dibuatkan slide presentasi. Beliau sangat suka dengan slide presentasi yang saya buat.

Sayapun akhirnya banyak mendapatkan ilmu baru dari beliau saat membuat slide presentasi. Bahkan saya sempat tidak enak ketika beliau memberikan saya uang sebagai rasa terima kasih, karena sudah dibuatkan slide presentasi. Padahal saya yang seharusnya berterima kasih. Sebab banyak ilmu baru yang saya dapatkan dari beliau.

Saat saya berkonsultasi untuk penyelesaian tesis yang berjudul meningkatkan minat dan kreativitas menulis siswa melalui blog di internet, beliau selalu bertanya tentang Labschool Jakarta saat itu.

Saya ceritakan apa adanya dan beliau merasa sedih ketika mendengar tokoh pendidikan seperti Prof. Dr. Arief Rachman tidak dilibatkan dalam pengelolaan sekolah Labschool. Padahal beliau salah satu tokoh pendidikan yang banyak berjasa dalam mengembangkan Labschool Jakarta.

Pimpinan badan pengelola Labschool yang baru nampaknya tak ingin ada matahari kembar. Padahal Labschool dibangun selama ini berkat jasa-jasa mereka dan adanya kolaborasi semua pihak. Baik guru dan karyawan serta elemen yang ada di dalamnya.

Ketika pertama kali masuk sekolah Labschool di SMP dan SMA IKIP Jakarta, keduanya masih sekolah negeri. Sekolah SMP bernama SMP negeri 236 yang sekarang pindah ke lokasi di Cakung dan sekolah SMA bernama SMA negeri 81 Jakarta yang sekarang pindah lokasinya ke Kalimalang Jakarta Timur.

Saya termasuk salah seorang guru yang mengalami proses perpindahan itu dan dibalik perpindahan sekolah itu ada tangan dingin Prof. Dr. Conny Semiawan dan Prof. Dr. Arief Rachman. Kedua tokoh itu malah tidak dilibatkan ketika mereka berusia senja dan memasuki masa pensiun. Sungguh sebuah kebijakan yang menurut saya kurang bijak dan tepat.

Namun, kami hanyalah seorang guru yang tidak menentukan kebijakan. Saat itu kami mulai mendirikan Forum Guru Labschool atau disingkat fgl yang digagas oleh pak Deden Arifian. Guru sejarah di SMA Labschool Jakarta dan kawan-kawan lainnya. FGL kami jadikan sarana untuk berdiskusi sesama guru Labschool.

Rektor UNJ dan pimpinan badan pengelola sekolah berganti. Alhamdulillah kedua tokoh pendidikan yang telah membangun dan mendirikan Labschool UNJ diberikan amanah sebagai penasehat Labschool sesuai dengan surat keputusan rektor UNJ.

Labschool UNJ semakin kuat dengan mulainya dibuka cabang-cabang Labschool yang ada di Kebayoran dan Cibubur. Kemudian berlanjut kepada pembukaan Labschool di setiap daerah.

Prof. Dr. Conny Semiawan diminta menjadi narasumber untuk membuat buku yang bernama metaforming. Bagus sekali isi bukunya dan diterbitkan oleh penerbit Rajagrafindo. Isinya tentang bagaimana otak bekerja dan melahirkan kreativitas tiada batas.

Prof. Conny Semiawan termasuk salah satu tokoh pendidikan yang mendukung program akselerasi atau percepatan dimana anak anak cerdas berbakat diberikan kesempatan untuk bersekolah di SMP dan SMA selama masing-masing dua tahun. Biasanya sekolah di SMP dan SMA masing-masing hanya 3 tahun.

Kepakaran Prof. Dr. Conny Semiawan memang tidak diragukan lagi. Berkat pemikiran dan saran-saran beliau, sekolah Labschool menjadi maju seperti sekarang ini. Bahkan sekolah labschool banyak dijadikan contoh dan rujukan oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan.

Itulah sedikit kisah Omjay tentang mengenang Prof. Dr. Conny Semiawan. Lain waktu akan omjay sambung lagi kisahnya. Semoga beliau dapat diusulkan sebagai salah satu pahlawan Nasional Indonesia berikutnya. Sebab bukan hanya Labschool Jakarta saja yang beliau bina. Tetapi sepuluh Labschool yang ada di kota lainnya di Indonesia.

Salam blogger persahabatan

Omjay

Guru blogger Indonesia

Blog https://wijayalabs.com

Omjay (Dokpri)
Omjay (Dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun