Hari pertama PTM 100 persen di DKI Jakarta membuat suasana ibukota Jakarta menjadi ramai. Terjadi kemacetan kembali di Jakarta. Kalau sudah begini enakan PJJ saja, karena tak ada kemacetan di jalan. Begitulah kata anak anak dengan polosnya.
Saat PJJ, anak-anak sudah merasa bosan dan ingin segera ada PTM. Tapi begitu ada kemacetan sepanjang jalan menuju ke sekolah, mereka mengatakan enak PJJ. Berangkat harus pagi. Apalagi yang rumahnya jauh seperti saya. Perlu perjuangan sampai ke sekolah.
Beda saat PJJ. Saya jarang pakai celana. Maksudnya pakai celana panjang. Saya lebih suka pakai sarung. Jadi bisa langsung sholat dhuha di jam istirahat. Sayapun dekat dengan toilet bila ingin buang air kecil.
Beda saat PTM. Saya harus pakai celana panjang. Lengkap dengan kemeja dan dasi. Juga pakai sepatu. Semprot badan dengan minyak wangi agar tak ada bau badan. Kemudian sarapan pagi di ruang guru. Alhamdulillah bu iin yang baik hati membawakan lontong dan gorengan.
Jadi begitulah yang terjadi hari ini. Semoga anda rasakan juga yang ikutan PTM 100 persen di DKI Jakarta. Saya merasakan sekolah sudah kembali ramai. Siang hari ada pembagian raport siswa kelas 9. Sehari sebelumnya ada sosialisasi PTM untuk orang tua siswa dan guru. Kami semua menyambut PTM dengan riang gembira.
Jalan pemuda Rawamangun Jakarta timur di depan sekolah labschool sudah mulai ramai lagi dipadati kendaraan pribadi. Banyak orang tua yang akan mengambil raport anaknya. Untunglah baru kelas 9 saja. Kelas 8 besok dan kelas 7 lusa. Jadi pembagian raport dibagi dalam 3 angkatan. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerumunan yang terlalu banyak orang. Semoga virus Corona bisa dikendalikan. Aamiin.
Hore PTM 100 persen sudah dimulai di semester kedua ini. Liburan telah usai. Rasanya ingin berlibur lagi. Semoga kegiatan PTM berjalan lancar dan sesuai dengan harapan semua. Virus Corona hilang di seluruh dunia dan kita kembali belajar di sekolah. Ayo ke sekolah. Kita belajar bersama-sama. Sekolah menjadi rumah keduaku.
Salam blogger persahabatan