Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajarlah dari Penghapusan Matpel TIK yang Digantikan Prakarya

19 September 2020   18:11 Diperbarui: 19 September 2020   18:14 1090
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa hari ini kita diramaikan dengan adanya berita akan dihapuskannya mata pelajaran sejarah dalam kurikulum. Tentu saja terjadi pro dan kontra di mana-mana. Ada yang mendukung dan ada yang menolak. 

Saya sendiri mendukung perjuangan kawan kawan guru sejarah di sekolah dan juga para dosen di perguruan tinggi. Dulu saya dan kawan-kawan guru TIK merasakan hal yang sama ketika mata pelajaran TIK benar-benar dihapus dalam kurikulum 2013 dan digantikan dengan mata pelajaran baru yang bernama prakarya. 

Tentu saya akan menolak dengan tegas penghapusan mata pelajaran sejarah dalam kurikulum, sebab peserta didik kita harus mengetahui sejarah bangsa dan dunia. Sehingga kejadian di masa lampau tidak terulang lagi di masa depan.

Mereka yang muda harus belajar dari sejarah perjuangan bangsanya. Juga sejarah prjuangan bangsa lainnya di dunia. Kita akan masuk pada satu titik tatkala sertifikasi sudah tidak berbasis jam dan tidak berbasis mapel karena konten pelajaran sudah tematik integratif (STEAM) .

Pada titik itulah keberadaan asosiasi yang basisnya mapel akan Diuji dan Teruji.

Kurikulum 2021 akan MENYENGAT banyak pihak, benarkah ?

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berencana membuat mata pelajaran sejarah menjadi tidak wajib dipelajari siswa SMA dan sederajat. 

Di kelas 10, sejarah digabung dengan mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS). Sementara Bagi kelas 11 dan 12 mata pelajaran sejarah hanya masuk dalam kelompok peminatan yang tak bersifat wajib.

Hal itu tertuang dalam rencana penyederhanaan kurikulum yang akan diterapkan Maret 2021. CNNIndonesia.com memperoleh file sosialisasi Kemendikbud tentang penyederhanaan kurikulum dan asesmen nasional.

Dalam file tersebut dijelaskan bahwa mata pelajaran sejarah Indonesia tidak lagi menjadi mata pelajaran wajib bagi siswa SMA/sederajat kelas 10. Melainkan digabung di mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Padahal, dalam kurikulum 2013 yang diterapkan selama ini, mata pelajaran Sejarah Indonesia harus dipelajari dan terpisah dari mata pelajaran lainnya.

Berikut mata pelajaran wajib bagi siswa SMA kelas 10 dalam kurikulum yang disederhanakan.

Pendidikan AgamaPPKnBahasa IndonesiaMatematikaIPAIPSBahasa InggrisSeni dan PrakaryaPendidikan JasmaniInformatikaProgram Pengembangan Karakter

Kemudian untuk siswa kelas 11 dan 12 SMA/sederajat, mata pelajaran sejarah juga tidak wajib dipelajari. Berikut mata pelajaran wajib bagi siswa kelas 11 dan 12 kelompok IPA, IPS, bahasa dan vokasi.

Agama dan Kepercayaan kepada Tuhan YMEPPKNBahasa IndonesiaMatematikaBahasa InggrisSeni dan PrakaryaPendidikan Jasmani

Mata pelajaran sejarah bisa dipelajari siswa kelompok peminatan IPA, IPS, bahasa dan vokasi. Namun, tidak bersifat wajib.

Siswa kelompok peminatan IPS akan diberi pilihan 5 mata pelajaran tambahan, yakni Geografi, Sejarah, Sosiologi, Ekonomi dan Antropologi. Siswa hanya akan diminta memilih 3 dari 5 mata pelajaran tersebut.

Dengan kata lain, siswa diperkenankan untuk tidak memilih mata pelajaran sejarah untuk dipelajari. Misal, siswa boleh memilih geografi, sosiologi, dan ekonomi.

Di kelompok siswa peminatan IPA, sejarah juga tidak termasuk mata pelajaran wajib. Siswa bisa memilih untuk mempelajari atau tidak mempelajari sejarah.

Siswa kelompok peminatan IPA diberi pilihan 7 mata pelajaran tambahan, yaitu Biologi, Fisika, Kimia, Informatika Lanjutan, Ilmu Kesehatan, Matematika Lanjutan, dan Matematika Terapan.

Kelompok siswa peminatan IPA harus mengambil salah satu mata pelajaran pilihan yang ada di kelompok IPS. Sejarah bisa dipilih, namun tidak bersifat wajib. Ada pilihan mata pelajaran IPS lainnya yang bisa dipilih siswa.

Dengan kata lain, siswa kelompok IPA bisa mengambil 2 mata pelajaran IPA plus 1 mata pelajaran IPS. Siswa juga bisa mengambil 1 mata pelajaran IPA plus 2 mata pelajaran IPS.

"Di kelas 11 dan 12, siswa diwajibkan untuk mengambil minimal 3 mata pelajaran pilihan dengan syarat minimal 1 mapel kelompok MIPA dan 1 mapel kelompok IPS, 1 mapel kelompok bahasa dan satu vokasi," mengutip data paparan Kemendikbud.

Di kelompok siswa peminatan bahasa dan vokasi. Kelompok siswa peminatan bahasa diberi pilihan 3 mata pelajaran tambahan, yaitu Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra Inggris, dan Bahasa dan Sastra Asing.

Kemudian untuk pendidikan kecakapan hidup dan vokasi terdapat tiga mata pelajaran, yakni Pengalaman Dunia Kerja, Mata Pelajaran Vokasional, dan Kewirausahaan.

Kelompok siswa peminatan bahasa dan vokasi harus memilih 1 pelajaran IPA dan 1 pelajaran IPS.

Sumber CNNIndonesia.com, pegiat pendidikan yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwa Kemendikbud sudah menyampaikan rencana penyederhanaan kurikulum itu dalam pertemuan dengan guru dan para pegiat edukasi.

CNNIndonesia.com telah berupaya mengkonfirmasi paparan tersebut kepada Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud Maman Fathurrahman dan Kepala Biro Humas dan Kerjasama Kemendikbud Evy Mulyani. Namun belum mendapat jawaban.

Skg guru sejarah sdg bangun kekuatan dan kami dukung penuh.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus mengkaji rencana penyederhanaan kurikulum pendidikan guna meningkatkan kualitas pendidikan nasional. 

Kajian yang terus dilakukan tersebut memperhatikan berbagai hasil evaluasi implementasi kurikulum baik yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat serta perubahan paradigma keragaman, bukan keseragaman dalam implementasi kurikulum.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kemendikbud Totok Suprayitno mengatakan penyederhanaan kurikulum masih tahapan awal karena membutuhkan proses dan pembahasan yang panjang.

"Rencana penyederhanaan kurikulum masih berada dalam tahap kajian akademis," ujar Totok dalam keterangan tertulisnya, Jumat (18/8/2020).

Totok juga menegaskan bahwa kabar pelajaran sejarah akan keluar dari kurikulum tidak benar. Menurutnya, pelajaran sejarah tetap akan diajarkan dan diterapkan di setiap generasi.

"Kemendikbud mengutamakan sejarah sebagai bagian penting dari keragaman dan kemajemukan serta perjalanan hidup bangsa Indonesia, pada saat ini dan yang akan datang," imbuh Totok.

"Sejarah merupakan komponen penting bagi Indonesia sebagai bangsa yang besar sehingga menjadi bagian kurikulum pendidikan. Nilai-nilai yang dipelajari dalam sejarah merupakan salah satu kunci pengembangan karakter bangsa," sambungnya.

Totok menambahkan, penggodokan penyederhanaan kurikulum dilakukan dengan prinsip kehati-hatian serta akan melibatkan seluruh pemangku kepentingan pendidikan.

"Dalam proses perencanaan dan diskusi ini, tentunya Kemendikbud sangat mengharapkan dan mengapresiasi masukan dari seluruh pemangku kepentingan pendidikan, termasuk organisasi, pakar, dan pengamat pendidikan, yang merupakan bagian penting dalam pengambilan kebijakan pendidikan," terang Totok.  

Draf yang Beredar

Sebelumnya beredar dokumen mengenai Sosialisasi Penyederhanaan Kurikulum dan Asesmen Nasional. Dalam draf yang bertuliskan rahasia tersebut mengungkapkan bahwa mata pelajaran Sejarah di jenjang SMA/sederajat tak menjadi mata pelajaran dasar. Melainkan menjadi mata pelajaran pilihan.

Bukan hanya sejarah, mata pelajaran di rumpun eksakta pun demikian. Dalam draf tersebut, rumpun mata pelajaran IPA yang terdiri dari Biologi, Fisika, Kimia, Informatika Lanjutan, Ilmu Kesehatan, Matematika Lanjutan, dan Matematika terapan juga menjadi mata pelajaran pilihan di kelas 11 dan 12.

"Di kelas 11 dan 12, siswa diwajibkan untuk mengambil minimal tiga mata pelajaran pilihan dengan syarat minimal satu mapel (mata pelajaran) kelompok MIPA dan satu mapel kelompok IPS, satu mapel kelompok bahasa dan atau vokasi. Bagi sekolah yang tidak membuka kelompok Bahasa dan Vokasi bisa mengambil dua mapel pada kelompok IPA atau IPS," bunyi draf tersebut.

Mantap kawan kawan guru sejarah. Ayo teruskan perjuangan. Jangan sampai seperti TIK yg diganti Prakarya. Kami dukung perjuanganmu. Arahkan ke mendikbud dan presiden Jokowi. 

Berjuang lewat tulisan itu manjur dan harus banyak  yg ikut menulis pentingnya sejarah dalam kurikulum sehingga akan ramai di media sosial. Mulailah jadi pemain utama dan bukan penonton. Teruslah bergerak dan bertindak sebelum keputusan Mendikbud disahkan oleh permendikbud.

Jangan ditanggapi isue isue separti itu.  Tenang saja belum waktu kita bicara kurikukum saat ini yang penting jadikan indonesia zina hijau.

Nah ini yg keliru, dulu kami begitu dan ternyata terbukti benar. TIK diganti Prakarya.

Isu itu sengaja dibangun dan diciptakan utk membangun opini publik.  Kalau guru sejarah diam saja maka dianggap setuju dihapus.

Perjuangan ini bukan semata2 kepentingan guru sejarah, ini adalah kelangsungan eksistensi suatu bangsa...kalau kita tdk dukung, itu artinya kita setuju sejarah dihapus dalam kurikulum. 

Saya setuju sekali dengan perjuangan pak @Sumardiansyah Dkk dan hati hati akan ada pemain yg akan menghianati perjuangan anda. Perjuangan membutuhkan pengorbanan dan kami sudah merasakannya ketika TIK diganti menjadi Prakarya.

Kalau Kabalitbang Kemdikbud dan kepala puskurbuk sudah siaran pers dan mengatakan sesuatu di media masa, itu berarti ada sesuatu yang harus diluruskan.

Bola panas ada di tangan guru sejarah. Ayo rapatkan barisan dan jangan terpecah belah.Dalam sebuah perjuangan akan didapatkan pro dan kontra. Siapkan amunisi dengan menyiapkan naskah akademik yg menarik. Kami dulu lsg menghadap pak Muhajir dan saya bertemu lsg dgn presiden Jokowi. Perubahan kurikulum selalu dibarengi dengan isu-isu yang tak sedap. Isu ini sengaja digoreng agar dapat melihat pendapat publik.

Pak Sumardiansyah , maju terus , ini momentum perjuangan. Kami dukung dengan doa, semoga Allah mengabulkan perjuangannya. Kekuatan doa itu dahsyat.

Sumber: Ikatan Alumni Pendidikan Sejarah
Sumber: Ikatan Alumni Pendidikan Sejarah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun