Sebuah era dimana kaum kolonial harus banyak belajar kepada kaum milenial. Banyak mendengar dan sedikit bicara. Mulailah memberikan keteladanan, karena seharusnya semakin menua semakin bijaksana.
Saya sempat takjub ketika yang muda diberikan kesempatan bicara. Sayangnya, para tetua sudah meninggalkan arena diskusi. Untunglah masih ada yang bertahan sampai acara selesai. Pak Munir contohnya. Usia lanjut masih aktif untuk belajar mendengar.
Hari ini saya belajar. Sungguh benar benar belajar. Saya pikir kuliah S3 semakin pintar, tapi ternyata saya semakin bodoh. Sebab semakin banyak ilmu yang belum saya ketahui.
Semoga ada rangkuman penting yang bisa disusun dengan kalimat yg efektif dari diskusi hari ini.
Sehebat apapun kita, ketika mati hanya selembar kain kafan yang dibawa ke liang kubur. Hanya amal kebaikan yang akan mengantarkan kita ke pintu surga.
Ada satu hal yang menarik untuk kita diskusikan bersama. Prof. Arief Rachman mengusulkan agar 8 standart nasional pendidikan ditambah standar kesehatan dan keamanan. Sehingga menjadi 10 standart nasional pendidikan. Sebab menjadi guru dan dosen itu harus sehat dan aman. Saya pun langsung setuju. Walaupun saya tahu tidak mudah mewujudkannya.
Diskusi hari ini di pgri membuat saya lebih mawas diri untuk menjadi guru yang mampu memberikan teladan kepada sesama.
Menyiapkan guru dan dosen memasuki era revolusi industri harus diimbangi dengan lptk yang modern dan sekolah berkarakter. Lain waktu kita diskusikan bersama sama.
Salam blogger persahabatan
Omjay, guru blogger Indonesia
Blog http://wijayalabs.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H