Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hari Keduabelas Belajar di Negara China

14 Maret 2019   23:10 Diperbarui: 15 Maret 2019   04:10 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya bersyukur dapat berkunjung ke tempat yang banyak dikunjungi orang ini. Walaupun usia tempat ini sudah ratusan tahun, bahkan mungkin ribuan tahun, tempat ini selalu ramai dikunjungi turis domistik dan mancanegera. Di tempat ini kami juga bertemu rombongan anak sekolah yang sedang belajar di tempat wisata ini. Kalau di Indonesia, namanya kegiatan kunjungan museum atau kunjungan wisata ke keraton Yogyakarta.

Konfusianisme mementingkan akhlak yang mulia dengan menjaga hubungan antar-manusia di langit dengan manusia di bumi dengan baik. Penganutnya diajar supaya tetap mengingat nenek moyang seolah-olah roh mereka hadir di dunia ini. Ajaran ini merupakan susunan falsafah dan etika yang mengajar bagaimana manusia bertingkah laku.

Konfusius tidak menghalangi orang Tionghoa menyembah keramat dan penunggu tetapi hanya yang patut disembah, bukan menyembah barang-barang keramat atau penunggu yang tidak patut disembah, yang dipentingkan dalam ajarannya adalah bahwa setiap manusia perlu berusaha memperbaiki moral.

Awalnya saya belum mengerti kenapa kami berkunjung ke tempat wisata ini. Namun, setelah mendapatkan penjelasan dari pemandu wisata, barulah saya paham mengapa rombongan kami diajak ke tempat tokoh yang bersejarah ini. Terutama tentang ajaran agama mereka yang mengajarkan kebaikan dan kebajikan. 

Kami diajak berkeliling tempat wisata tersebut. Ada banyak buku-buku sejarah dijual di sana, juga berbagai souvenir yang siap dibeli dan dibawa pulang oleh pengunjung sebagai oleh-oleh. Hanya saja, harga souvenir di dalam lebih mahal daripada yang ada di luar.

Rombongan kami disambut dengan tarian dan lagu selamat datang. Suasananya mirip kerajaan China tempo dulu. Kalau anda sering menonton film china, pasti anda tak akan asing lagi dengan tarian yang mereka mainkan.

Usai melihat tarian dan drama kolosal budaya china, kami foto bareng dan kemudian diajak kembali berkeliling ke istana pra bangsawan dan istri raja-raja. Capek juga melihat-lihat bangunan dan isinya di tempat ini. Saya banyak memotret isinya. Tapi belum tahu isinya. Nanti kalau sudah bisa memakai google translate, akan saya bagikan isinya.

Setelah puas berkeliling, saya diberitahu seorang kawan. Ada berbagai warna papan nama pohon. Kalau Merah artinya, pohon sudah berusia limaratus tahun, kalau warnanya hijau sudah berusia 300 tahun dan kalau warnanya biru sudah berusia seratus tahun. Saya belum tahu kebenarannya, nanti saya akan tanya ke pemandu kami. Bila anda tahu, tolong beritahu saya untuk direvisi.

Kami diajak berkeliling tempat wisata ini. Pemandu wisata Nampak sangat detail menjelaskannya dalam Bahasa china, sedangkan Mr. Paterson menterjemahkannya ke dalam Bahasa Inggris. Kendala Bahasa ini sangat saya rasakan, sehingga saya belum mampu menyerap ilmu dan informasi yang diberikan pemandu wisata. Terkadang saya malah asyik memotret tempat-tempat sampah yang unik di tempat wisata ini.

Dari tempat itu, kami keluar dulu dan masuk ke tempat pemakaman. Di sana kami naik bus kecil dengan kapasitas sekitar 15 orang. Senang juga melihat makam orang china di kanan kiri jalan. Tempatnya luas sekali, kalua di Indonesia mirip pemakamana Sandiago Hill yang di Karawang Jawa Barat.

Usai dari tempat pemakaman, kami belanja souvenir. Waktu makan siang telah tiba dan kami diajak untuk makan siang di restoran muslim. Di sana kami makan siang enak sekali. Ada ikan, ayam, daging dan sayuran. Sayangnya, nasinya muncul belakangan, sehingga kami sudah banyak yang kenyang duluan. Setiap meja bundar diisi 10 orang, dan disipkan makanan banyak sekali sehingga kami tak mampu menghabiskannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun