Kisah Lebaran Hari ke 20 dan 21
Tak terasa lebaran idul fitri sudah melewati hari ke 20 dan 21. Selama 2 hari itu saya gunakan untuk silahturrahim. Pergi berkunjung ke tempat-tempat yang belum sempat dikunjungi saat lebaran.
Hari ke-20 saya isi dengan ikut rapat di gedung Guru PGRI Jl. Tanah Abang III, Jakarta Pusat. Dari rumah di Jatibening Bekasi meluncur naik motor ke stasiun Bekasi. Dari stasiun Bekasi naik kereta menuju stasiun Tanah Abang. Tukang ojek di stasiun mengantar saya ke tempat acara rapat.
Hari itu ibu Rachmawati koordinator APKS PGRI Â pusat mengundang kami untuk rapat persiapan penyambutan menteri dan wakil presiden jusuf kalla. Rencana hari selasa pak JK akan datang ke gedung guru PGRI bersama menteri lainnya. Ada 2 menteri akan hadir yaitu menteri dikti dan mendikbud.
Kami berbagi tugas dan siap menyambut kedatangan menteri dan wakil presiden dalam acara halal bihalal dan dialog publik PGRI. Ikatan Guru TIK PGRI kebagian tugas untuk membantu di ruang Smart Learning Center PGRI yang dipimpin oleh Prof. Eko Indrajit.
Rapat selesai sebelum sholat jumat. Saya sholat di gedung BTN dekat gedung PGRI. Banyak sekali jamaahnya, Khotib berpesan agar kita tetap menjaga kualitas sholat berjamaah dan terus meningkatkan ibadah kita di bulan syawal.
Setelah sholat Jumat, Ibu Rachmawati membelikan kami nasi padang. Lezat sekali rasanya. Saya langsung habis satu bungkus besar. Maklumlah lapar, dari rumah belum sempat sarapan. Nasi padang yang lezat langsung habis disantap.
Sebelum pulang, kami sempat mampir ke ruang ibu ketua umum PGRI. Bunda Unifah senang kami datang dan siap bekerjasama mensukseskan kegiatan halal bihalal PGRI dan dialog publik. Luar biasa kegiatan PGRI, dari bulan Ramadhan hingga hari ini tiada henti. Kesibukan di kantor PGRI menunjukkan hal itu. Teman-teman pengurus PGRI Nampak sibuk menyiapkan acara.
Pulang rapat di PGRI, kami naik mobil grab menuju stasiun Tanah Abang. Pak Kiki dari Asosiasi Guru Bahasa Asing (AGBA) PGRI membayari ongkos mobilnya. Di stasiun kami langsung berpisah.Â
Saya naik gerbong kereta comuter line arah manggarai, lalu dari sana naik kereta yang ke Bekasi. Bu wiwin langsung naik ke gerbong wanita dan pak Kiki langsung naik kereta jurusan depok. Sementara bu betti langsung belanja di pasar Tanah Abang.
Saat dalam perjalanan, sempat juga bikin tulisan enaknya naik kereta api. Ribuan penumpang berada di kereta rel listrik (KRL). Mereka asyik menikmati perjalanan sambal eh sambil membuka ponselnya masing-masing. Naik KRL sangat murah. Tanah Abang ke Bekasi hanya Rp. 3.000, - saja.
Jadi pergi pulang (PP) naik KRL hanya bayar Rp. 6.000 doang, lalu ditambah bayar sewa jasa penitipan sepeda motor Rp. 5.000,-. Pergi ke Jakarta tidak lebih dari Rp. 11.000 pergi pulang. Murah dan hemat! Bandingkan bila kita naik bus kota atau bawa kendaraan pribadi. Belum ditambah macet selama dalam perjalanan.
Alhamdulilah perjalanan kereta lancar. Tak ditemui kemacetan. Sampai rumah sudah capek. Mandi segera dan kemudian pergi ke masjid untuk sholat magrib. Habis sholat magrib diajak ngopi sama tetangga. Kami ngobrol masa SMP, karena kebetulan dulu sekelas di SMPN 30 Jakarta. Adzan Isya berkumandang, kamipun ke mushollah Al Hamzah untuk sholat berjamaah.
Pulang dari mushollah, sempat janjian sama teman sekelas waktu di STM Negeri 3 Jakarta via WA. Rencana besok pagi kita bareng untuk kondangan ke Bogor. Saya lelah sekali dan sayapun langsung tertidur saat menonton bola.Â
Rasa lelah membuat diri ini tak sempat menonton siaran sepakbola piala dunia di televisi. Saya tidak tahu siapa yang menang dan siapa yang kalah. Kabarnya  Brasil kalah sama Belgia.
...............................................
Di hari ke 21, bangun pagi seperti biasa. Sholat subuh berjamaah di mushollah Al Hamzah. Jamaahnya sudah mulai banyak kembali. Bapak-bapak ada yang langsung mengajak jalan-jalan keliling komplek. Saya memilih tidur lagi. Masih mengantuk mata ini. Tidak ada kompromi untuk bermimpi.
Pukul 07.30 wib saya sudah siap berangkat ke kondangan. Anaknya Pak Jumendra teman waktu sekolah di STM Negeri 3 Jakarta menikahkan anaknya. Saya janjian sama pak Efendi di halte bus UKI jam 8 pagi. Alhamdulillah kami datang bertemu tepat waktu. Mobil pak Efendi yang juga teman sekelas di STM dulu langsung meluncur ke tol Jagorawi. Pak Efendi ditemani sama istrinya.Â
Ada kisah lucu. Sewaktu mau naik mobil, istri pak Efendi pindah ke belakang. Saya diminta duduk di depan dekat supir. Rupanya pak effendi lupa kalau istrinya belum masuk mobil. Hampir saja istrinya tidak kebawa, hahaha. Rupanya pak Efendi sedang asyik menerima telpon. Lupa kalua istrinya belum naik ke mobil, hehehe.
Mobil biru telur asin Xenia Daihatsu meluncur pelan pelan ke arah bogor. Jalan tol jagorawi macet, semua mobil bergerak padat merayap. Saya sempat tertidur selama di perjalanan. Ternyata cukup jauh juga tempatnya. Dari terminal baranangsiang Bogor masih satu jam lagi.
Tempat acara memang bagus sekali pemandangannya. Di dekat sana ada hotel bintang lima. Saya sempat menginap di sana. Kalau tak salah namanya the highlight resort Bogor. Sebuah hotel yang megah dan mewah, alias mepet sawah hahaha. Di sana juga ada curug cinangka, tempat rekreasi terkenal di Bogor.
Kami datang ketika akad nikah baru dimulai. Pak Jumendra nampak gugup menjadi wali nikah anaknya. Demam panggung nampak dari wajahnya yang ganteng. Dulu waktu kami sekelas di STM Negeri 3 Jakarta kelas 3 Listrik 4, Pak Jumendra adalah laki-laki paling ganteng di kelas. Wajar saja banyak gadis mengejar-ngejarnya, hahaha. Mungkin mau menagih hutang hahaha.
Hmmm....Masakan pestanya enak juga. Ada semur daging dan sayur nangka saya nikmati bersama karedok. Pisang emas dan pisang kuning khas bogor bergelayut di tenda pesta. Saya memetiknya dan makan sedikit demi sedikit. Tak terasa hampir satu sisir saya memakannya. Pisangnya manis dan kecil-kecil. Saya seperti monyet yang doyan makan pisang, hahaha
Pulang dari kondangan, mampir ke masjid dekat lokasi pesta. Kami sholat jamak qoshor di masjid itu. Bagus sekali masjidnya dan dikelola dengan sangat baik oleh pengurusnya.
Mobil xenia terus melaju arah Jakarta. Saya diturunkan di pool bus Primajasa Ciliitan. Rencana mau langsung ke purwakarta. Namun di tengah jalan saya berubah pikiran. Saya putuskan turun di tol jatibening dan pergi ke purwakarta esok hari saja setelah sholat subuh. Badan endut ini tak bisa dibohongi. Letih dan lelah terasa sudah.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H