Jadi pergi pulang (PP) naik KRL hanya bayar Rp. 6.000 doang, lalu ditambah bayar sewa jasa penitipan sepeda motor Rp. 5.000,-. Pergi ke Jakarta tidak lebih dari Rp. 11.000 pergi pulang. Murah dan hemat! Bandingkan bila kita naik bus kota atau bawa kendaraan pribadi. Belum ditambah macet selama dalam perjalanan.
Alhamdulilah perjalanan kereta lancar. Tak ditemui kemacetan. Sampai rumah sudah capek. Mandi segera dan kemudian pergi ke masjid untuk sholat magrib. Habis sholat magrib diajak ngopi sama tetangga. Kami ngobrol masa SMP, karena kebetulan dulu sekelas di SMPN 30 Jakarta. Adzan Isya berkumandang, kamipun ke mushollah Al Hamzah untuk sholat berjamaah.
Pulang dari mushollah, sempat janjian sama teman sekelas waktu di STM Negeri 3 Jakarta via WA. Rencana besok pagi kita bareng untuk kondangan ke Bogor. Saya lelah sekali dan sayapun langsung tertidur saat menonton bola.Â
Rasa lelah membuat diri ini tak sempat menonton siaran sepakbola piala dunia di televisi. Saya tidak tahu siapa yang menang dan siapa yang kalah. Kabarnya  Brasil kalah sama Belgia.
...............................................
Di hari ke 21, bangun pagi seperti biasa. Sholat subuh berjamaah di mushollah Al Hamzah. Jamaahnya sudah mulai banyak kembali. Bapak-bapak ada yang langsung mengajak jalan-jalan keliling komplek. Saya memilih tidur lagi. Masih mengantuk mata ini. Tidak ada kompromi untuk bermimpi.
Pukul 07.30 wib saya sudah siap berangkat ke kondangan. Anaknya Pak Jumendra teman waktu sekolah di STM Negeri 3 Jakarta menikahkan anaknya. Saya janjian sama pak Efendi di halte bus UKI jam 8 pagi. Alhamdulillah kami datang bertemu tepat waktu. Mobil pak Efendi yang juga teman sekelas di STM dulu langsung meluncur ke tol Jagorawi. Pak Efendi ditemani sama istrinya.Â
Ada kisah lucu. Sewaktu mau naik mobil, istri pak Efendi pindah ke belakang. Saya diminta duduk di depan dekat supir. Rupanya pak effendi lupa kalau istrinya belum masuk mobil. Hampir saja istrinya tidak kebawa, hahaha. Rupanya pak Efendi sedang asyik menerima telpon. Lupa kalua istrinya belum naik ke mobil, hehehe.
Mobil biru telur asin Xenia Daihatsu meluncur pelan pelan ke arah bogor. Jalan tol jagorawi macet, semua mobil bergerak padat merayap. Saya sempat tertidur selama di perjalanan. Ternyata cukup jauh juga tempatnya. Dari terminal baranangsiang Bogor masih satu jam lagi.
Tempat acara memang bagus sekali pemandangannya. Di dekat sana ada hotel bintang lima. Saya sempat menginap di sana. Kalau tak salah namanya the highlight resort Bogor. Sebuah hotel yang megah dan mewah, alias mepet sawah hahaha. Di sana juga ada curug cinangka, tempat rekreasi terkenal di Bogor.
Kami datang ketika akad nikah baru dimulai. Pak Jumendra nampak gugup menjadi wali nikah anaknya. Demam panggung nampak dari wajahnya yang ganteng. Dulu waktu kami sekelas di STM Negeri 3 Jakarta kelas 3 Listrik 4, Pak Jumendra adalah laki-laki paling ganteng di kelas. Wajar saja banyak gadis mengejar-ngejarnya, hahaha. Mungkin mau menagih hutang hahaha.