Seorang kawan menuliskan di group wa. "Hanya Mengakses informasi lewat internet?..inikah harapan Tik terintegrasi ke dalam mapel...!!!!!" Apakah integrasi tik ke semua matpel hanya dipahami sebatas guru bisa internetan?
Kebijakan yg salah ini perlu dikaji dengan data penelitian yg otentik. Guru dan dosen dpt melakukan penelitian ttg ini. Tdk seperti yg dilakukan puskurbuk. Dimana monitoring dan evaluasi kurikulum 2013 dilakukan hanya utk memperkuat kurikulum 2013.
Akibatnya masukannya hanya sebatas merevisi kurikulum 2013. Pengertian tik terintegrasi dan melekat ke semua matpel masih terbatas kpd tik sbg alat bantu dan bukan tik sbg ilmu.
Seorang kawan menimpali. "Monitoring karena ada proyek....K 13...dah telan dana 5.5 T...kedepan lebih banyak lagi....hasilnya ? Uang Rakyat di hambur hamburkan".
Pada akhirnya.generasi emas indonesia hanya tahu tik sbg alat bantu saja dan tik sbg ilmu kurang dikembangkan dgn baik. Mereka kelak hanya menjadi bangsa pengguna dan bukan pencipta tik.
Seorang kawan guru TIK menuliskan, "sejak k13 diberlakukan siswanya hanya pintar buka facebook utk chating, buka internet, pegang dan mengoperasikan hp android itulah kenyataannya, coba klau sudah mengerjakan suatu kasus/permasalahan ttg buat surat pakai word, presentasi, tabel, dll.Â
Apakah bisa pembelajaran TIK itu hanya alami saja tanpa diajarkan....Coba kita bayangkan klau mereka nantinya sudah bekerja, apa bisa mengerjakan kasus tersebut...pembodohan jadinya...."
Seharusnya TIK juga diperlakukan sebagai sebuah ilmu. Sekolah swasta melihat peluang ini. Kami di sekolah swasta justru mengembangkannya. Hanya saja regulasi dari kemdikbud kurang memudahkan langkah kami. Sebab sekolah swasta harus taat pada aturan akreditasi dan regulasi dari kemdikbud.
Uang rakyat begitu banyak keluar dan hasilnya kurang maksimal. Kurikulum hanya menghabiskan uang rakyat yang hasilnya belum bisa digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Saya teringat ketika pertama kami kali ikut diklat k13 di hotel bintang 5 kawasan lembang bandung. Nampak sekali panitia tdk siap dan jumlah waktu yg digunakan hanya efektif 3 hari sedangkan 2 hari hanya utk pembukaan dan penutupan.
Seorang kawan di luar jawa menuliskan, "Ya betul om itupun tidak semua mapel melaksananan kira2 kalau diprosentase 10% yg lain bp ibu gurunya masih gaptek itu yg menjadi masalah sebagai buah simalakama berlakunya k13"