Kurikulum 2013 masih menyisakan berbagai persoalan. Namun pemerintah nampaknya tak mau mendengarkannya. Akibatnya, kurikulum 2013 akan berjalan dengan banyak masalah. Salah satu masalahnya adalah masalah hilangnya mata pelajaran TIK dalam struktur kurikulum 2013. Ada mata pelajaran yang ditambah, dan ada mata pelajaran yang dihilangkan dalam kurikulum 2013. Kemdikbud hanya menanggap TIK sebagai alat bantu pembelajaran saja dan tidak perlu menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri.
[caption caption="Perwakilan KOGTIK bertemu anggota dewan pertimbangan presiden"][/caption]
Tentu saja hal itu menuai protes dimana-mana. Dari para orang tua yang menyekolahkan anaknya, sampai para guru yang mengajarnya. Terutama kawan-kawan guru TIK yang peduli dengan keberadaan mata pelajaran TIK, Teknologi Informasi dan Komunikasi. Mereka yang merasa sudah tidak mendapatkan apresiasi dari kinerjanya sebagai guru TIK, pindah pekerjaan ke dunia industri yang lebih menjanjikan gajinya. Sebagian lagi kembali ke matpel asal, dan menjadi pegawai struktural karena guru PNS. Kurikulum 2013 banyak memakan korban guru TIK yang tidak jelas nasibnya hingga kini. Solusi yang ditawarkan kemdikbud masih belum menyesaikan masalah yang dihadapi. Permen 45 tahun 2015 tentang peran guru TIK dalam kurikulum 2013 banyak ditolak oleh para guru di sekolah. Guru TIK dan KKPI hanya ingin TIK dan KKPI masuk kembali ke dalam struktur kurikulum 2013 seperti dalam kurikulum 2006. Mereka ingin ada perubahan struktur kurikulum dan keluar permendikbud perubahan struktur kurikulum di kurikulum 2013 yang akan direvisi.
Kurikulum 2013 seharusnya memasukkan mata pelajaran TIK ke dalam struktur kurikulum. TIK adalah sebuah keniscayaan yang sangat dibutuhkan oleh banyak orang di dunia ini. Oleh karena itu, penguasaan TIK menjadi sangat penting dalam pembelajaran abad 21. Generasi emas Indonesia harus terdidik TIK dengan baik melalui materi TIK yang terstruktur dan sistematik dari mulai jenjang SD sampai SMA atau sederajat dengannya. TIK tidak bisa diberikan materinya kepada semua guru mata pelajaran, karena belum semua guru matpel di Indonesia menguasai TIK dengan baik dan benar. Selain itu, siswa Indonesia amsih ingin TIK sebagai mata pelajaran.
Berikut ini adalah pernyataan siswa di youtube.
Pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atau information and communication technology (TIK), serta meluasnya perkembangan infrastruktur informasi global telah mengubah pola dan cara kegiatan yang dilaksanakan di industri, perdagangan, dan pemerintahan serta sosial politik. Generasi emas Indonesia perlu menguasainya dengan baik.
Perkembangan ekonomi berbasis TIK dan masyarakat informasi (information society) telah memunculkan paradigma baru yang dominan. TIK bukan hanya sebagai alat bantu, tetap sudah menjadi ilmu baru yang terus berkembang dan sangat dibutuhkan generasi emas Indonesia.
Kemampuan untuk terlibat secara efektif dalam revolusi jaringan TIK akan menentukan masa depan bangsa. Berbagai keadaan menunjukkan bahwa Indonesia belum optimal mendayagunakan potensi secara baik, sehingga Indonesia terancam kesenjangan digital (digital gap) dan semakin tertinggal dari negara-negara maju. Banyak pakar TIK tidak diajak diskusi saat dihilangkan mata pelajaran ini. Bahkan mereka para pengembang kurikulum lebih percaya dengan pendapat konsultan dari luar negeri dari pada pakar TIK Indonesia.
Kesenjangan prasarana dan sarana TIK antara perkotaan dan pedesaan, juga memperlebar jurang perbedaan itu sehingga terjadi pula kesenjangan digital di dalam negara kita sendiri. Selain itu pemanfaatan TIK belum efektif dan efisien di pemerintahan maupun pelayanan publik. Padahal tata kelola pemerintahan Indonesia saat ini membutuhkan suatu sistem yang baik atau sering disebut Good Corporate Governance atau Good Goverment.
TIK dapat diperankan sebagai fasilitator dalam konteks pembangunan pemerintahan yang bersih, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Proses pemerintahan yang kompleks dapat dimodelkan dengan TIK yang sistematis. Oleh karena itu materi TIK harus diajarkan secara sistematis dan terstruktur mengikuti jenjang pendidikan di sekolah kita. Bila mereka lulus sangat bermanfaat sekali kemampuan TIK buat mereka.
Selain untuk pemerintahan, TIK juga bisa sebagai fasilitator dalam peningkatan proses pendidikan, pelayanan publik, perpajakan, pertanian, berbisnis, dan lain-lain. Untuk itu, Indonesia perlu melakukan terobosan agar secara efektif dapat mempercepat pendayagunaan TIK yang potensinya sangat besar melalui pendidikan dengan memasukkannya ke dalam kurikulum sekolah sebagai mata pelajaran.