Bacalah! Itulah perintah Allah kepada nabi Muhammad Saw ketika menerima Wahyu untuk pertama kalinya.
Ayat pertama yang diturunkan dari Allah kepada manusia adalah membaca. Allah meminta Rasulullah membaca. Dengan membaca akan ada ilmu pengetahuan yang dapat kita peroleh. Itulah mengapa perintah membaca sangat penting buat umat manusia.
Mereka yang tak membaca biasanya akan lumpuh dalam menulis. Rabun membaca lumpuh menulis. Mereka yang banyak membaca pasti akan mendapatkan banyak ilmu pengetahuan lebih banyak daripada yang tidak membaca. Kampanye membaca setiap hari harus terus kita sampaikan kepada anak-anak didik kita. Ajak mereka membaca dimana saja berada.
Setiap selesai sholat subuh, saya melihat para ustadz dan para kyai selalu membaca buku. Kalimat dan perkataan yang keluar dari bibirnya adalah manfaat dari membaca.Â
Mereka membaca buku suci yang berasal dari kalam ilahi dan disusun oleh mereka yang berilmu pengetahuan. Allah SWT meninggikan derajat orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat.
Itulah mengapa mereka seperti mata air yang tak pernah habis diambil airnya. Mereka sangat mumpuni di bidangnya karena banyak membaca. Segala macam pengetahuan khususnya pengetahuan di bidang keagamaan pasti diketahui oleh mereka karena kebiasaan membaca yang tak pernah ditinggalkan.Â
Olah pikir, olah rasa, dan olah karya seolah menyatu dalam raga mereka. Manusia yang mau terus belajar dan banyak membaca akan mendapatkan pengetahuan lebih banyak dari mereka yang tidak membaca.
Saya melihat budaya membaca sudah mulai bergeser dalam kehidupan kita. Mungkin arus globalisasi dan kemajuan teknologi membuat orang merubah gaya membaca.Â
Mereka tidak lagi membaca lewat buku secara langsung. Tetapi lewat ponsel pintar mereka. Dunia serasa berada dalam genggamannya. Jendela dunia dengan mudah dapat dibukanya.
Berbagai macam buku digital ada di sana. Bahkan berbagai kitab suci dengan berbagi versi dapat dibuka dan dibaca secara online dan offline. Teknologi memudahkan semuanya. Dimana saja dan kapan saja kita bisa membaca. Teknologi seharusnya memudahkan kita dalam membaca. Bukan justru membuat kita menjadi malas membaca.
Sayangnya, teknologi yang semakin canggih ini terkadang tidak digunakan untuk meningkatkan kompetensi membaca kita. Lihatlah anak-anak kita lebih senang bermain games daripada membaca.Â
Oleh karena itu perlu dicari solusi agar budaya baca tetap menjadi budaya kita. Mungkin perlu dibuat games yang membuat anak senang membaca. Mereka yang senang membaca biasanya akan pandai menata bahasa. Para ahli TIK ditantang untuk membuatnya.
Ketika budaya baca tak menjadi budaya kita, maka tunggulah kehancurannya. Anak-anak kita menjadi rabun membaca, dan pada akhirnya lumpuh menulis. Mereka tak lagi kompeten di bidangnya dan kurang menguasai ilmunya. Mereka yang lahap membaca biasanya akan lancar dalam menulis.
Mari kita belajar dari para ustadz dan para kyai yang selalu menjadi contoh teladan para santrinya. Mereka sudah seperti mata air pengetahuan yang tak pernah habis.Â
Hobi dan minat membaca mereka sangat tinggi. Tak heran bila perkataan yang keluar dari bibirnya banyak mengandung hikmah, karena mereka banyak membaca. Baik sesuatu yang tersurat maupun yang tersirat. Mereka mampu meramunya dalam bahasa yang mudah dipahami oleh semua.
Budaya baca harus menjadi budaya kita sebagai bangsa. Mari kita perbanyak membaca dalam kehidupan sehari hari. Dengan membaca anda seperti berkeliling dunia. Mari kita membiasakannya. Bacalah!
Salam Blogger Persahabatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H