Sayangnya, teknologi yang semakin canggih ini terkadang tidak digunakan untuk meningkatkan kompetensi membaca kita. Lihatlah anak-anak kita lebih senang bermain games daripada membaca.Â
Oleh karena itu perlu dicari solusi agar budaya baca tetap menjadi budaya kita. Mungkin perlu dibuat games yang membuat anak senang membaca. Mereka yang senang membaca biasanya akan pandai menata bahasa. Para ahli TIK ditantang untuk membuatnya.
Ketika budaya baca tak menjadi budaya kita, maka tunggulah kehancurannya. Anak-anak kita menjadi rabun membaca, dan pada akhirnya lumpuh menulis. Mereka tak lagi kompeten di bidangnya dan kurang menguasai ilmunya. Mereka yang lahap membaca biasanya akan lancar dalam menulis.
Mari kita belajar dari para ustadz dan para kyai yang selalu menjadi contoh teladan para santrinya. Mereka sudah seperti mata air pengetahuan yang tak pernah habis.Â
Hobi dan minat membaca mereka sangat tinggi. Tak heran bila perkataan yang keluar dari bibirnya banyak mengandung hikmah, karena mereka banyak membaca. Baik sesuatu yang tersurat maupun yang tersirat. Mereka mampu meramunya dalam bahasa yang mudah dipahami oleh semua.
Budaya baca harus menjadi budaya kita sebagai bangsa. Mari kita perbanyak membaca dalam kehidupan sehari hari. Dengan membaca anda seperti berkeliling dunia. Mari kita membiasakannya. Bacalah!
Salam Blogger Persahabatan