Sebagai akibatnya, kekerasan menjadi tidak terhindarkan (data KPAI menunjukkan tingkat kekerasan di sekolah di sekolah menduduki peringkat 2 setelah kekerasan dalam rumah tangga) dengan dalih sekolah tahu cara terbaik dalam mendidik murid, termasuk dengan cara-cara kekerasan, dan guru pada khususnya memahami betul apa yang diperlukan anak didik untuk masa depannya.
Mengacu pada kenyataan di atas, dialog amatlah penting untuk menciptakan situasi egaliter dalam memaknai kembali hubungan murid dengan sekolah dan murid dengan guru. Dialog adalah cara yang sederhana namun berdaya dalam membangun dunia pendidikan yang bernafaskan Pancasila. Dialog jugalah sebuah jembatan komunikasi yang dapat ditempuh murid, dan guru dalam membangun kembali jiwa nasionalis murid-murid Indonesia yang suatu hari nanti akan memainkan peran penting dalam membangun negeri kita tercinta Indonesia.
Akhirnya, saya balajar banyak dari buku pesan dari Murid untuk Guru. Kekerasan  akan dikalahkan dengan ketegasan. Biasakan menulis untuk membuat orang memahami apa yang ingin disampaikan. Sebab menulis itu lebih tajam dari sebilah pedang, dan William telah menemukan alam bawah sadarnya untuk mengkritisi sekolahnya sendiri dan memberikan masukan kepada gurunya dengan cara-cara terhormat dan bijaksana. Terima kasih William, peserta didik seperti anda harus lebih banyak lagi di bumi Indonesia, agar para guru menyadari bahwa kekerasan tak menyelesaikan persoalan. Dialog dan komunikasi dua arah harus dikembangkan dan budaya keterbukaan harus senantiasa hadir dalam sekolah-sekolah kita. Peserta didikpun menjadi happy, karena mendapatkan cinta dan kasih sayang dari para gurunya yang luar biasa.
Salam Blogger Persahabatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H