Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kisah Nyata: Sehari Dapat Duit Rp. 20 Juta!

1 Oktober 2012   12:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:25 12937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi anda yang merasakan hidup menderita, cobalah baca tulisan saya ini. Semoga kisah nyata saya ini menginspirasi anda untuk maju dan senantiasa bersyukur kepada Allah. Sebab orang yang bersyukur senantiasa ditambah rezekinya oleh Allah pemilik kerajaan langit dan bumi.

Ada sebuah cerita yang mungkin sudah pernah saya ceritakan kepada anda melalui tulisan-tulisan saya terdahulu. Waktu itu saya benar-benar dalam keadaan kesulitan. Atap rumah saya baru saja roboh. Kayu penyangga genting sudah keropos di makan rayap. Begitu saya melihat ke atas, hampir semua kayu penyangga sudah keropos di makan rayap.

Tentu saya harus segera pindah dari rumah bersama keluarga. Kalau tidak segera pindah, maka salah seorang anggota keluarga kami akan tertimpa genteng beton BTN dari atap rumah.

Sayapun langsung mencari rumah kontrakan dekat rumah di Jatibening Bekasi, dan alhamdulillah saya dapatkan rumah kontrakan mungil satu pintu dan satu kamar. Kamipun sempat sebulan tinggal di rumah kontrakan yang sangat sederhana itu. Sebulan saya membayar Rp. 200.000,-.

Dalam tidur di rumah kontrakan saya bermimpi bertemu dengan almarhum ayah. Di dalam mimpi itu ayah berkata kalau saya akan mendapat rezeki yang cukup banyak. Saya pun terbangun di malam hari yang sunyi. Seolah almarhum ayah benar-benar hadir dalam kehidupan nyata saya.

Saya langsung ke kamar mandi mengambil air wudhu, kemudian melaksanakan sholat tahajud. Di malam itu saya berdoa. Semoga Allah memberi saya rezeki yang melimpah. Bila saya dapat rezeki, uang itu akan saya pakai untuk memperbaiki rumah peninggalan almarhum ayah.

Usai sholat tahajud, saya pun tertidur, dan almarhum ayah datang lagi dalam mimpi sambil tersenyum. Entah apa yang beliau rasakan. Ayah hanya bilang, " terima kasih sudah merenovasi rumah ini".

Pagi hari saya terbangun dari mimpi. Adzan subuh terdengar dari masjid di dekat rumah. Saya pun segera meluncur ke masjid untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah. Rasanya damai, bisa melaksanakan sholat subuh berjamaah. Sayapun tak lupa berdoa semoga hari ini diberikan rezeki yang melimpah.

Pulang dari masjid, saya langsung mandi, berpakaian dinas seorang guru, dan langsung berangkat ke sekolah dengan motor jadul saya. Satu jam kemudian, saya pun sampai di sekolah.

Di parkiran motor, pak satpam sekolah memanggil saya. "pak Wijaya, ada surat dari pusat perbukuan", begitu katanya. Sayapun langsung mengambil surat itu di meja satpam.

Sesampai di ruang guru, saya buka isi amplop itu. Ternyata isinya adalah pemanggilan saya sebagai salah satu finalis pemenang lomba naskah buku pengayaan tahun 2009.  Saya pun diminta untuk hadir di sebuah hotel berbintang di Jakarta.

Beberapa hari kemudian, saya sudah berada di sebuah hotel mewah di bilangan jakarta barat. Saya bertemu dengan teman-teman finalis lainnya. Satu demi satu para finalis di wawancarai. Tak terkecuali saya sendiri yang sangat dagdigdug ketika diwawancarai oleh dewan juri.

Malam hari, dewan juri mengumumkan pemenangnya. Saya terpilih menjadi juara pertamanya. Saya mendapatkan uang Rp. 20.000.000,-. Sungguh sebuah kejutan yang tak pernah terbayangkan. Saya pun menangis dalam kebahagiaan. Saya bersyukur dan sangat bersyukur atas terkabulnya doa.

[caption id="" align="aligncenter" width="331" caption="menangis dalam kebahagiaan"][/caption]

Di dalam hotel kami hitung duit itu. Bersama Pak Johan Wahyudi teman sekamar yang juga mendapatkan uang yang sama, saya nikmati saat-saat menjadi seorang jutawan baru. Seorang guru yang tiba-tiba menjadi seorang jutawan. Seorang guru yang sehari dapat duit cash Rp. 20.000.000. Sebuah kisah nyata yang harus saya bagikan kepada semua orang. Bukan untuk menyombongkan diri, tetapi untuk berbagi.

Itulah sebuah kisah nyata seorang guru. Kini rumah saya sudah direnovasi. Pak Johan Wahyudi teman saya sekamar waktu itu sudah sempat bermalam dii rumah kami. Saya pun semakin menyadari, bahwa menulis bukanlah pekerjaan yang sia-sia. Akan banyak kejutan yang akan kita dapatkan, seiring dengan semakin banyaknya kita berbagi melalui tulisan-tulisan kita. Saya pun mengalami kisah nyata: Sehari dapat duit Rp. 20 juta!

Seminggu kemudian, bertepatan di hari guru, 25 Nopember 2009, saya kembali mendapatkan hadiah uang cash Rp. 4.000.000, - sebagai juara pertama lomba blog dari pusat bahasa.  Bahagia rasanya.

salam Blogger persahabatan

Omjay

http://wijayalabs.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun