Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Catatan Harian Seorang Guru: Kolaborasi Guru akan Menghasilkan Prestasi Tinggi

22 Agustus 2011   07:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:34 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya tak pernah menduga kalau hasil kolaborasi saya dengan pak Dedi Dwitagama menghasilkan sebuah buku yang bermutu bagi para guru. Awalnya hanya sekedar berbagi informasi antar sesama blogger di dunia maya, dan tiba-tiba kami merasakan hal yang sama bahwa banyak guru yang belum memahami penelitian tindakan kelas (PTK). Sebuah penelitian nyata yang sebaiknya dilakukan oleh para guru untuk meningkatkan mutu pembelajarannya di kelas.

Waktu itu, pak Dedi mengatakan kalau di blog pribadinya banyak teman-teman guru yang sering mampir dalam postingan PTK dan bertanya tentang PTK. Itulah awal yang membuat blog pak Dedi Dwitagama digemari oleh para guru di Indonesia. Bahkan banyak dari para guru yang bertugas di kedutaan besar di luar negeri, seperti Saudi Arabia, Malaysia, Australia, dan lain-lain.

Gayung pun bersambut, pada waktu itu saya pun mengalami hal yang sama. Belum memahami apa itu PTK. Saya baru denger istilah PTK ketika saya mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Pendidikan Luar Biasa di Yogyakarta tahun 2005.

Saya merasakan pada saat itu betapa bodohnya saya karena belum mengetahui kalau PTK itu adalah sesuatu yang mudah dilakukan oleh guru karena guru tak perlu meninggalkan kelasnya dalam melakukan penelitian. Semua hal itu dimulai dari PERENCANAAN pembelajaran yang matang, TINDAKAN perbaikan pembelajaran yang menantang, hasil PENGAMATAN yang tercatat dengan cemerlang, dan REFLEKSI diri dengan melakukan kolaborasi dengan teman sejawat yang akan menghasilkan prestasi yang gemilang. Hal itu telah saya buktikan sendiri dalam melakukan PTK dengan lolosnya karya tulis ilmiah saya, dan terpilih  menjadi salah satu finalis lomba keberhasilan guru dalam pembelajaran (LKGDP) di tingkat nasional tahun 2008 di Jakarta.

Hasil perenungan yang sangat mendalam tentang PTK, membuat kami berdua, saya dan pak Dedi, akhirnya menyatukan pikiran kami untuk saling berkolaborasi membuat buku tentang mengenal PTK lengkap dengan contoh-contohnya, dari tingkat TK, SD/MI, SMP, SMA, dan SMK. Juga dilampiri dengan contoh dari teman-teman guru yang telah berhasil mendapatkan juara pertama LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah) di tingkat Nasional.

Pada akhir tahun 2007 buku PTK itu sudah jadi, tetapi tak satu pun penerbit yang mau menerbitkannya, karena mereka menilai kami bukanlah dosen perguruan tinggi. Kami dianggap tak pantas membuat buku tentang penelitian. Waktu itu, saya dan pak Dedi tak berputus asa. Kami mengunjungi Prof. Dr. Conny. R. Semiawan, Guru besar UNJ dan pakar PTK. Melalui beliaulah kami diperkenalkan dengan penerbit Indeks, dan beliau bersedia untuk mengoreksi isi buku PTK kami sekaligus memberikan kata sambutan dalam buku kami tersebut.

Betapa bahagianya kami pada saat itu, seperti mendapatkan semangat baru, kami pun mulai mempermak kembali isi buku, lengkap dengan karikatur, dan gambar-gambar yang mendukung. Pak Agus Sampurno, guru SD Global Jaya membantu kami membuat gambar karikaturnya, sehingga buku PTK ini terkesan ringan dan enak di baca, serta berbeda dengan buku-buku penelitian pada umumnya yang text minded (semuanya serba teks). Biasanya kalau sudah isinya teks melulu, para guru akan malas membacanya. Itu pengalaman dan pengamatan kami.

Tak berapa lama, datanglah ke tempat kami pak Wiranto, bagian marketing PT. Indeks. Saya katakan pada beliau bahwa saya memiliki naskah yang masih di ketik dengan word dan belum di layout. Beliau cuma tersenyum pada saat itu dan mengatakan pada kami bahwa sudah ada mbak Novi, bagian layout dan editor yang akan memperindah isi buku PTK bapak. Senang sekali saya mendengarnya dan saya pun percaya penuh pada indeks, penerbit buku perguruan tinggi yang sudah terkenal di seluruh Indonesia.

Tidak sampai sebulan, jadilah buku itu. Lalu diperbanyak dengan jumlah terbatas dulu. Dengan desain cover yang dibuat oleh tim dari indeks. Bulan Januari 2009 buku ini di jual dan disebar ke seluruh Indonesia, dan baru dua bulan berjalan, seribu buah buku PTK telah habis terjual. Bahkan penjualannya telah melampaui target dari yang ditetapkan oleh PT indeks.

Kami pun menjadi sering diundang oleh teman-teman guru di daerah untuk menjadi pembicara PTK. Kami pun serasa menjadi seperti selebritis. Pergi dari satu kota ke kota lainnya dan menanda tangani isi cover buku dari para guru yang membeli buku kami. Karena buku kami laris, dan termasuk dalam jajaran  buku best seller, maka kami pun kini semakin sering diminta untuk mengisi materi tentang PTK dari satu kota ke kota lainnya di berbagai propinsi di Indonesia.

Kini buku PTK yang kami susun dari hasil kolaborasi guru telah memasuki cetakan ketiga. Sebuah prestasi dari hasil kolaborasi guru. Betapa indah dan nikmatnya bila para guru saling bekerjasama. Bekerjasama dalam meningkatkan kualitas pembelajarannya di kelas. Saya dan pak Dedi kini merasakan betapa enaknya berkeliling Indonesia dan menikmati benar wisata kuliner dengan potensi daerah yang beragam. Kami bersyukur kepada Allah, Tuhan pemilik bumi, berkat izin-Nya buku PTK yang kami susun diterima dengan baik oleh teman-teman guru, dan banyak guru yang kini tercerahkan dan telah bisa melakukan PTK di sekolahnya sendiri. Bahkan sudah banyak loh yang naik pangkat PNS setelah melakukan PTK secara benar sesuai dengan metodologi penelitian.

Membuat dan menyusun buku PTK telah mengantarkan kami berkeliling Indonesia berbagi ilmu PTK. Kami pun sadar, dan terus menerus memperbaiki isi buku kami yang kini telah menjadi buku best seller bagi para guru. Saya lihat di toko buku gramedia Jakarta, begitu banyak penulis yang berstatus dosen membuat buku tentang PTK, dan sangat sedikit guru yang membuat buku tentang PTK. Saya pun sempat bertanya kepada penjaga toko, ternyata buku saya dan pak Dedi banyak yang membeli, Alhamdulillah.

Suatu ketika pak Dedi mendapat SMS dari Pak Wardiman (Mantan Mendiknas) yang berada di toko buku Gramedia, beliau menuliskan bahwa dari sekian banyak buku tentang PTK, buku kamilah yang menarik dan lebih komunikatif. Bukan itu saja, pakar pendidikan seperti Prof. Dr. Arif Rahman turut juga memberikan kata sambutan dalam buku PTK ini. Juga ketua Jurusan Teknologi Pendidikan UNJ, Dra. Ibu Dewi S Prawiradilaga, M.Sc turut pula memberikan dukungannya. Kami sangat bahagia dengan berbagai dukungan ini. Setidaknya buku kami semakin kredibel di mata para akademisi.

Sambutan pun semakin banyak berdatangan, mulai dari Rektor UNJ, Prof. Dr. Bedjo Sujanto, Mantan Rektor UT, Prof. Dr. M. Atwi Suparman, M.Sc, dan juga Dirjen PMPTK, Dr. Baedhowi. Mereka telah memberikan kata sambutan dalam bentuk tertulis, dan memberikan selamat kepada kami atas keberhasilan menulis buku PTK ini, sekaligus memberi arahan PTK yang benar dan dalam berbagi ilmu tentang PTK yang sekarang ini tengah menjadi buah bibir di kalangan para guru. Membuat para guru menjadi tidak takut untuk melakukan PTK.

Tulisan saya tentang kenapa guru takut melakukan PTK telah dimuat oleh Tabloid Gocara pada tahun 2008, nomor terbitnya saya lupa. Mungkin bisa ditanyakan ke Mas Ray Kurniawan. Pimpinan Redaksi Tabloid Gocara. Berkat Tabloid Gocara pula, setiap kami menyelenggarakan seminar nasional PTK di kampus-kampus dan tampil menjadi pembicara, Tabloid Gocara selalu hadir mendukung kami dengan menjadi media partner.

Saya dan pak dedi mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam membuat buku PTK kami menjadi berarti untuk para guru. Juga ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mengundang kami untuk menjadi pembicara PTK. Mohon maaf kalau ada kekurangan di sana-sini selama kami menjadi pembicara PTK. Namun kami yakin, bapak dan ibu guru pasti tidak puas karena pelaksanaannya cuma satu hari. Idealnya, diklat PTK dilaksanakan selama dua hari dengan langsung praktek membuat proposal PTK.

Ada sebuah pembelajaran yang sangat berharga kami dapatkan dari proses pembuatan buku PTK, bahwa KOLABORASI guru akan menghasilkan PRESTASI Tinggi.  Dalam PTK, kolaborasi adalah salah satu unsur penting bila ingin PTK kita berhasil. Oleh karena itu, sudah saatnya para guru saling bekerjasama, bahu membahu, memperbaiki kinerjanya sebagai guru dan turut  memperkaya khasanah ilmu pendidikan di Indonesia.

Para pembaca yang budiman. Saya adalah seorang guru TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) yang berkuliah dan lulus S2 di jurusan teknologi pendidikan UNJ, dan Pak Dedi Dwitagama adalah seorang guru Matematika yang berkuliah di S3 jurusan Manajemen Pendidikan UNJ. Kolaborasi dari disiplin ilmu yang berbeda justru membuat kami merasakan betapa pentingnya kolaborasi antar disiplin ilmu.

Majulah terus wahai teman-teman guru. Ciptakan terus pembelajaran yang bermutu melalui PTK yang dilakukan sendiri oleh para guru. Kalau bukan guru yang melakukan PTK, lalu siapa lagi?

[caption id="attachment_126225" align="aligncenter" width="533" caption="Pak Dedi dan Omjay di Pascasarjana UNJ Jakarta"][/caption]

Salam Blogger persahabatan

Omjay

http://wijayalabs.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun