[caption id="attachment_168640" align="aligncenter" width="461" caption="Yuk Jadi Guru yang Kreatif dan Produktif!"][/caption]
Saat ini masih banyak guru yang belum kreatif dan produktif. Â Mereka hanya menjadi guru yang sebatas mengajar saja. Padahal banyak sekali yang bisa dikembangkan dari mata pelajaran yang diampunya. Bahkan guru bisa menjadi seorang entrepreneurship yang handal di bidang pendidikan. Mereka tak perlu berdagang, tetapi cukup menjadi guru yang kreatif dan produktif. Salah satu cirinya adalah mereka mampu merancang kegiatan pembelajaran yang efektif, dan berkualitas.
Apa sih guru yang kreatif itu? Lalu apa pula guru produktif? Mari kita jawab pertanyaan ini dengan sebuah senyuman manis terlebih dahulu di bibirmu. Siapa tahu anda dapat menjadi seorang edupreneurship yang mampu membuat model desain sistem pembelajaran yang menyenangkan sekaligus membahagiakan.
Guru kreatif adalah guru yang tak pernah puas dengan apa yang disampaikannya kepada peserta didik. Dia berusaha menemukan cara-cara baru untuk menemukan potensi atau bakat unik siswa. Baginya, setiap tahun harus ada kreativitas yang dikembangkan dalam dirinya. Sehingga materi yang disampaikannya tak melulu itu-itu saja setiap tahunnya. Bila dia mengajar sudah 10 tahun, maka 10 tahun itulah dia mengulang materi yang itu-itu saja tanpa ada kreativitas di dalamnya. Padahal setiap tahun tentu kita akan mengalami peserta didik yang tidak sama dengan tahun sebelumnya. Di situlah guru dituntut harus kreatif dalam menyampaikan bahan ajarnya sehinggsa sampai ke otak siswa dengan cara-cara menyenangkan.
Hanya guru-guru kreatiflah yang bisa melakukan itu. Dia kan berusaha untuk berani mencoba cara-cara baru melalui penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dengan begitu guru diharapkan rajin untuk membaca buku dalam menemukan metode pembelajaran terbaru, dan tidak hanya ceramah melulu. Peserta didik benar-benar terlibat aktif dan terjadi inreraksi dua arah di dalamnya.
Guru produktif adalah guru kreatif yang tidak pernah puas dengan pembelajaran yang dilaksanakannya. Dia selalu melakukan refleksi diri melalui penelitian Tindakan Kelas (PTK) di kelasnya sendiri. Melalui kolaborasi dengan teman sejawat, dia akan memperbaiki kekurangannya dalam pembelajaran, dan segera dituliskannya. Hal itulah yang membuatnya menjadi produktif. Apa yang dikerjakannya selalu dituliskan.
Guru produktif akan menuliskan apa yang dikerjakan dan mengerjakan apa yang dituliskan. Konsisten dan komitmen dalam menjaga diri untuk menulis membuatnya menjadi guru yang produktif. Salah satu contoh yang paling mudah adalah buku pelajaran yang diampunya sudah dibuatnya sendiri dengan perbaikan terus menerus. Diapun belajar dari penulis buku lainnya. Dengan begitu terjadi edupreneurship dimana guru dilatih dan berlatih untuk membuat buku yang berkualitas.
Edupreneurship akan menumbuhkan kebiasaan guru untuk menulis. Menghasilkan tulisan yang kreatif, menarik, dan memiliki nilai komersial dengan dukungan sarana TIK. Selain itu guru akan mampu menumbuhkan jiwa kewirausahaan untuk dapat ditularkan kepada anak didik melalui metode pembelajaran. Pada akhirnya akan merubah guru dari sekedar user (pengguna) buku pelajaran menjadi writer/producer (penghasil/penulis) buku dan materi pelajaran yang dikuasainya.
Pembelajaran merupakan sebuah upaya yang dilakukan untuk memperoleh kompetensi atau berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam melakukan suatu pekerjaan. Upaya untuk meningkatkan efektifitas proses pembelajaran selalu dilakukan tanpa henti. Proses pembelajaran dapat dipandang sebagai sebuah sistem dengan komponen-komponen yang berinterfungsi satu sama lain. Dalam sebuah sistem, komponen yang satu akan menjadi masukan bagi komponen-komponen yang lain dalam mencapai tujuan.
Guru kreatif akan dapat menangkap peluang itu dan membuatnya menjadi guru produktif. Selalu saja ada ide-ide segar yang membuatnya menemukan sistem pembelajaran dengan berbagai model. Bahkan, dia mampu membuat media pembelajarannya sendiri untuk membantu para peserta didiknya menerima materi pelajaran dengan baik. Tak salah, bila guru seperti itu menjadi guru yang kaya. Guru yang tak pernah kehabisan ide kreatifnya, dan membuatnya menjadi semakin produktif dalam menjadi guru di era baru.
Guru di era baru adalah guru yang mampu melihat perubahan yang terus terjadi. Dia menempatkan siswa sebagai komponen penting dalam sitem pembelajaran di sekolah, karena siswa merupakan subyek dari proses dan aktivitas pembelajaran. Pembelajaran harus menjadi sebuah aktivitas yang berfokus pada siswa, dan bukan pada guru yang terlalu dominan di kelas.
Setiap siswa  merupakan individu yang unik dengan potensi kemampuan yang berbeda-beda. Howard Gardner-psikolog dan ilmuwan dari Harvard University mengemukakan sebuah dimensi baru tentang kecerdasan manusia. Kecerdasan itu adalah matematis-Logis, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan kinestetis, kecerdasan musikal ritmis, kecerdasan verbal-linguistik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalistik.
Guru kreatif akan mampu menemukan kecerdasan setiap peserta didiknya. Diapun menjadi produktif karena apa yang ditemukannya menjadi bahan pembelajaran yang menarik. Kalau sudah begitu, edupreneurship atau pendidikan kewirausahaan tinggal disisipkan saja sebagai bumbu yang membuat peserta didik akhirnya mampu mandiri dan bermental pengusaha. Mental pengusaha akan membuatnya tak akan pernah menyerah dalam kondisi apapun. Dia akan terus berjuang secara mandiri dan mampu memotivasi dirinya sendiri.
Sudahkah kita sebagai guru merubah mind set mereka dari bermental pegawai menjadi bermental pengusaha? Bila jawabannya sudah, maka sekolah tak akan melahirkan lulusan yang menjadi pengangguran terdidik. Buat apa sekolah kalau para guru tidak mampu melahirkan peserta didik yang bermental enterpreneurship. Oleh karenanya para guru harus memiliki ilmu edupreneurship yang membuatnya terlatih menjadi guru yang kreatif, dan produktif.
Kreatif bukan ilmu yang bisa dipelajari tapi sesuatu yang bisa dilatih dengan mulai dari yang sederhana. Bagi siswa, peran guru atau pengajar mempunyai andil yang besar untuk keberhasilan masa depan siswanya. Semoga banyak Guru di Indonesia semakin kreatif, dan para edukator kita mempunyai "entrepreneurship mind set" untuk anak didiknya, Insya Allah ... amin.
Salam Blogger Persahabatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H