Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kotak Hitam Pendidikan Indonesia

14 Agustus 2011   16:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:47 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Seorang teman  yang bernama  Asep Gelar S Ramdhani mengirimi saya pesan. Begini tulisan pesannya:

Yth.Om Jay

Di Tempat.

Assalamualaikum Wr. Wb.

Salam Sejahtera.

Sebelumnya saya awali surat ini dengan permohonan maaf saya pribadi, mungkin dengan kehadiran surat ini mengganggu aktivitas sehari-hari Bapak/Ibu. Mungkin perlu saya sampaikan bahwa dalam waktu dekat ini saya akan menerbitakan sebuah buku berjudul "Kotak Hitam Pendidikan Indonesia" buku ini mengupas potret pendidikan di negara kita.

Guna menyempurnakan isi buku tersebut, dengan tidak mengurangi rasa hormat, saya berikan suatu kehormatan bagi Bapak/Ibu, untuk memberikan komentar-komentar terkait potret pendidikan di negara kita. Adapun pertanyaan dari saya yang bisa Bapak/Ibu berikan komentar antara lain:

1. Sejauh mana wajah pendidikan di Indonesia saat ini?

2. Mampukah pendidikan menjadi solusi berbagai masalah yang melanda bangsa ini?

============================================================================

Saya tertegun sesaat membaca dua pertanyaan tersebut di atas. Bagi saya ini pertanyaan  yang sulit dijawab, dan membuat saya harus berpikir keras tentang wajah pendidikan di Indonesia. Apalagi bila diminta menjawab tentang kemampuan pendidikan kita dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Wajah pendidikan kita memang masih berduka. Tetapi sebagai orang yang senantiasa berpikir positif, saya sangat optimis wajah duka itu akan berubah menjadi suka. Kita bisa merubahnya bila kita saling bergandengan tangan dan tidak saling menyalahkan. Ketika kita tahu wajah kita sedang berduka, segeralah cari kesibukan, dan lupakan tentang kesedihan. Isilah hari-harimu dengan penuh kegembiraan. Sebab kegembiraan akan membuatmu suka dengan semua orang. Bila itu masuk dalam ranah pembelajaran, maka guru senang muridpun senang. Itulah yang disebut pembelajaran yang menyenangkan.

Kenyataan di lapangan, orang yang berpendidikan tinggi seringkali melakukan korupsi. Jarang sekali kita dapatkan orang yang tidak berpendidikan melakukan korupsi. Jadi, menurut saya pendidikan di negeri ini tidak akan bisa mampu merubah suasana bangsa, bila sistem pendidikan yang digunakan adalah sistem yang berjalan sekarang ini. Perlu ada inovasi baru dalam pendidikan kita yang membawa bangsa ini menjadi bangsa yang bersuka ria. Sebuah bangsa yang mengedepankan etika, dan budi pekerti yang luhur. Kejujuran menjadi panglimanya, dan belajar sepanjang hayat menjadi motto hidupnya.

Kotak hitam pendidikan di Indonesia akan dengan sendirinya ditemukan bila kita saling bergandengan tangan, dan melakukan perbaikan terus menerus untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Masalahnya, belum semua guru paham bahwa belajar itu harus dua arah, dan terjadi interaksi antara murid dan guru. Pembelajaran harus berpusat kepada peserta didik, dan bukan lagi kepada guru. Pendidik tidak boleh lagi terlalu dominan di kelas, dan biarkan peserta didik aktif menemukan sendiri potensi dan kreativitasnya. Di sinilah peran guru sebagai fasilitator agar mampu menggiring peserta didiknya untuk menemukan potensi dan bakat sesuai dengan minat yang disukainya. Bila itu terjadi, jangan heran bila segudang prestasi akan diraih.

Belajarlah dari film laskar pelangi yang menginspirasi, dan ingatlah pesan pak Harfan, "Hiduplah dengan memberi sebanyak-banyaknya dan bukan menerima sebanyak-banyaknya". Anak didik kita harus diarahkan untuk mampu menjadi orang mulia yang terbiasa memberi, dan bukan menerima. Masalahnya adalah pendidikan kewirausahaan kurang terajarkan dengan baik, dan pendidikan karakter masih sebatas slogan dan bukan tindakan.

Dari siapa kita bisa membaca kalau bukan dari guru. Dari siapa kita bisa menulis kalau bukan dari guru. Dari siapa kita memperoleh pengetahuan kalau bukan dari guru.


Guru merupakan profesi yang sangat mulia. Karena ia memberikan ilmunya kepada kita. Gurulah yang mengajarkan kita berbagai ilmu pengetahuan. Lalu di balik aktifitas mengajarnya, tersimpan pengorbanan yang tiada tara. Tanpa guru apa artinya sebuah bangsa. Sebesar apapun bangsa itu. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati gurunya. Kita semua bisa menjadi saat ini dengan berbagai profesi (salah satunya) karena guru, bukan?

Akhirnya, saya ingin memberikan komentar tentang kotak hitam pendidikan di Indonesia. Mulailah dari dirimu, dan mulailah melangkah dengan sesuatu yang benar dalam pembelajaran di kelas-kelas kita. Bila itu dilakukan dengan penuh kesungguhan, niscaya akan didapati peserta didik yang berprestasi tinggi dan lebih dahsyat dari alumni negeri 5 menara yang novelnya sangat bagus dan menginspirasi para guru untuk maju.

salam Blogger Persahabatan

Omjay

http://wijayalabs.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun