[caption id="attachment_101097" align="aligncenter" width="533" caption="Pedagang Tahu Gejrot Khas Cirebon"][/caption]
Minggu Sore, 10 April 2011 saya bersama keluarga memangggil pedagang tahu gejrot keliling yang biasa lewat di depan rumah kami di Jatibening Bekasi. Hari itu kami ingin sekali mencoba jajanan khas Cirebon ini. Selain harganya murah, rasanya mak nyos banget. Saya sampai nambah 2 kali, karena per porsinya cuma Rp. 2.000,- (dengan isi 4 buah tahu gejrot yang dipotong-potong kecil-kecil).
Saya minta dibuat bumbu tahu yang pedas dengan 5 cabe rawit + bawang merah kepada pedagang tahu gejrot. Wow, pedes sekali rasanya. Mata saya pun sampai berair karena keluar air mata menahan pedas Tahu Gejrot memang nikmat sekali. Nikmatnya tahu gejrot itu bila dimakan sore hari sebagai makanan ringan atau selingan. Bila anda ingin tahu bentuknya, berikut ini saya beri anda fotonya saja , hehehe. (soalnya tahunya sudah habis dilahap anak pertama saya intan).
[caption id="attachment_101098" align="aligncenter" width="448" caption="Tahu Gejrot yang siap disantap tanpa cabe rawit"]
Sambil menikmati tahu gejrot khas Cirebon ini, saya sempat ngobrol-ngobrol dengan pedagangnya. Namanya mang Ardi. Beliau asli Plered. Di Bekasi ini dia masih ngontrak rumah. Dia berdagang tahu gejrot karena untungnya lumayan. Menurut beliau, dengan modal sekitar Rp. 70.000,- dia dapat keuntungan bersih minimal Rp. 50.000. Kalau tahunya laku semua, maka dia akan membawa uang sekitar Rp. 80.000,-. Wow! Sebuah jumlah yang cukup besar, karena menurutnya berdagang tahu gejrot itu tak memakan waktu lama. Paling lama 6 jam, semua tahunya sudah habis terjual. Beliau biasa berangkat berdagang jam 11.00 siang dan rata-rata sebelum jam 5 tahunya sudah habis terjual.
[caption id="attachment_101100" align="aligncenter" width="448" caption="Tempat Bumbu di dalam Gerobak Tahu Gejrot"]
Beliau juga bercerita kalau menjadi pedagang tahu gejrot tidak perlu bermodal besar. Gerobak yang dia bawa hanya bermodalkan uang sebesar Rp. 700.000,-. Itupun sudah lengkap dengan assesorisnya seperti tempat bumbu, dan alat pemukul untuk berdagang keliling. Jadi bisa dikatakan, modalnya tak sampai satu juta. Hanya sekitar Rp. 770.000,- dia sudah bisa berjualan tahu gejrot keliling.
[caption id="attachment_101101" align="aligncenter" width="448" caption="Tahu Gejrot di dalam Gerobak"]
Sore itu saya belajar banyak dari Mang Ardi. Beliau sanggup berwirausaha secara mandiri walaupun dia hanya tamatan SD saja.Dengan bumbu dari gula merah dan ditambah cabe + garam, serta bawang merah tahu gejrot mengundang selera siapa saja yang ingin menikmatinya. Harganya pun tidak mahal sebab harga tahu per buahnya cuma Rp. 500,-. Jajanan murah yang membawa berkah. Semoga mang Ardi dilancarkan rezekinya, dan tahu gejrotnya laris setiap hari. Bila dia bisa bawa uang setiap hari Rp. 50.000,- maka dalam sebulan dia bisa mengumpulkan uang sebesar Rp. 1.500.000,-. Sebuah penghasilan yang cukup besar bagi seorang pedagang kecil seperti mang Ardi ini. Berdagangpun cuma setengah hari, dan katanya setengah harinya digunakan untuk berjualan makanan yang lain. Nah Loh! Saya pun menjadi tersenyum dengan keuletan dan kemandirian pedagang tahu gejrot khas Cirebon ini. Ana-anak sayapun turut tersenyum di depan tahu gejrot. Hebat euy!
[caption id="attachment_101104" align="aligncenter" width="448" caption="Narsisnya Intan dan Berlian di depan Gerobak tahu Gejrot"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H