Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Lihatlah Wajah Asli Anak-anak Aceh Ini

22 Januari 2011   16:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:17 972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_86584" align="aligncenter" width="600" caption="Wajah Asli Anak-anak Aceh"][/caption]

Saya berdecak kagum dengan keadaan Aceh saat ini. Pembangunan gedung, dan rumah baru di mana-mana. Nampak sekali asri dan megah. Penduduk Acehpun nampak ramai di pusat kota. Seakan-akan menunjukkan kepada kami, para turis lokal ini bahwa Aceh tak pernah terjadi apa-apa. Aceh tetap tersenyum menatap masa depannya sendiri. Seperti senyum manis anak-anak asli Aceh ini yang saya temui disamping masjid Baiturrahim, Uleelheue, Meuraxa, Banda Aceh.

Lihatlah wajah asli anak-anak Aceh ini. Mereka terlihat penuh harapan tinggi untuk meraih masa depan yang lebih baik. Saya pun merasa bangga dengan mereka, padahal kami baru saja berkenalan singkat malam itu. Dari sinar mata mereka, saya melihat cahaya kebahagiaan untuk menjadikan Aceh lebih baik dari hari ini.

12957124851354994153
12957124851354994153
Siapapun tahu, bahwa di tempat ini dulu ratusan ribu orang mati diserbu tsunami. Tak berbekas sama sekali, dan hanya meninggalkan cerita pilu yang menyayat hati. Kini saya dapat melihat sendiri kalau Aceh sudah tak seperti dulu lagi. Banyak pendatang baru ada di sini, dan banyak pula orang kaya baru tiba-tiba saja ada di tengah-tengah mereka. Membuat Aceh saat ini menjadi semakin menggeliat seperti kota yang tak pernah tidur.

1295715249342438920
1295715249342438920
Masjid Baiturrahim di malam Hari

Bersama Abangda Mus Aceh, salah seorang kompasianer, saya dan pak agus diajak berjalan-jalan mengelilingi kota banda Aceh yang mempesona. Kami diajaknya sholat berjamaah di masjid raya Aceh yang terkenal itu. Di masjid ini, banyak nyawa terselamatkan dari tsunami. Itulah berita penting dari musibah tsunami yang masih saya ingat di tahun 2004.

1295712843551185046
1295712843551185046
Masjid Raya Aceh Saat ini

Di masjid raya ini saya termenung sebentar. Seolah-olah menyaksikan tsunami di masa lalu. Sebagai seorang blogger dan fotografer, saya abadikan saja gambar masjid raya Aceh yang makmur ini. Jumlah jamaahnya selalu penuh, dan kita pun melaksanakan sholat maghrib berjamaah di masjid ini.

12957130941663670940
12957130941663670940
Mus Aceh dan Agus Sampurno

Di depan masjid yang megah itu, kami berfoto sejenak. Menikmati keindahan masjid mendekati waktu maghrib. Kami pun menjadi tertawa bila mengingat sore itu. Sebab sebelumnya, saya dan pak Agus sudah langsung sholat maghrib di dalam kamar hotel ketika adzan magrib di televisi. Padahal jadwal maghrib di aceh, dan jakarta berbeda satu jam lamanya.

Kami pun tertawa-tawa sendiri bila mengingat itu. Sebab begitu kami keluar dari hotel, ternyata suasana sore masih terang benderang, dan belum terdengar adzan maghrib. Di masjid raya Aceh itulah akhirnya kami sholat kembali, dan saya saksikan wajah-wajah asli anak-anak Aceh yang senang mengaji.

12957134781559190985
12957134781559190985
Anak-anak Aceh Sholat Berjamaah di masjid raya Aceh

Betapa bahagianya melihat wajah asli anak-anak Aceh ini.  Saya bangga dengan mereka. Mampu berlaku tertib di saat-saat sholat maghrib berjamaah. Mereka mampu membuat shafnya sendiri, dan tak ada orang tua yang mengaturnya. Semua itu atas kesadaran mereka sendiri. Sungguh luar biasa! Saya kagum dengan anak-anak asli Aceh ini. Semoga bisa terus seperti itu, mampu berlaku tertib dan mengikuti imam ketika sholat berjamaah.

Jalan-jalan di kota Banda Aceh membuat saya terlupa, dan melupakan bahwa di sini pernah terjadi kisah yang memilukan. Melalui wajah asli anak-anak Aceh itulah saya dapatkan segenggam harapan kalau Aceh kelak akan jauh lebih baik dari hari ini. Asalkan, syariat Islam benar-benar mampu ditegakkan di kota Serambi Mekah ini.

12957139391025524918
12957139391025524918
Sholat Berjamaah di Masjid Raya Aceh

Setelah sholat berjamaah di masjid ini, sayapun berdoa kepada Allah agar kota Banda Aceh ini menjadi kota yang benar-benar menjadi Serambi Mekah. Kota yang diharapkan menjadi contoh bagi kota lainnya untuk menegakkan syariat Islam secara benar. Hukum Islam benar-benar ditegakkan, dan bukan hukum yang berlaku di negeri ini. Sebab hukum di negeri ini masih berpihak kepada yang kuat. Si lemah tak berdaya menjadi bulan-bulanan penguasa. Lihatlah kasus Gayus yang masih misterius.

1295714588821982487
1295714588821982487
Para Wanita Turut Melaksanakan Sholat Berjamaah di Masjid Raya

Para wanita di bagian belakang turut melaksanakan sholat maghrib berjamaah secara tertib. Tertib mengikuti gerakan imam dan mampu menjadi makmum yang baik. Seharusnya, presiden SBY mampu menjadi imam yang baik, dan kita sebagai makmumnya mampu pula berlaku baik. Namun sayangnya, ada yang salah dalam kepemimpinannya. Tak salah bila para tokoh agama menasehatinya. Presiden tidak boleh berbohong. Janji yang telah diucapkan harus dijalankan. Jangan sampai ada lagi kebohongan baru. Ikutilah nasehat para tokoh agama di negeri ini.

12957149891248964249
12957149891248964249
Senyum Manis Bang Mus Aceh

Akhirnya, melihat wajah-wajah asli anak-anak Aceh membuat saya percaya bahwa Aceh akan kembali tersenyum. Kembali membangun daerahnya dengan semangat yang tinggi. Dipimpin pula oleh para pemimpin yang jujur, dan amanah. Dengan begitu Aceh akan menjadi kota yang gemah lipah loh jinawi.

Saya pun tersenyum melihat bang Mus Aceh tersenyum manis, dan sambil menikmati jus jambu yang manis, saya mengucapkan terima kasih kepada abangda Mus Aceh yang telah membawa saya menemukan wajah asli anak-anak Aceh yang manis. Semoga mereka akan menjadi manusia yang berguna bagi bangsa dan negaranya. Amin.

Salam Blogger Persahabatan

Omjay

http://wijayalabs.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun