Tegallega memang kawasan ramai yang menarik hati pengunjung. Banyak orang berlalu lalang di sini, sehingga banyak pedagang kaki lima yang berjualan di sepanjang jalan ini. Akibatnya menimbulkan kemacetan di sana-sini dan tak membuat nyaman para pengendara kendaraan bermotor.
[caption id="attachment_82893" align="aligncenter" width="448" caption="Semakin banyak saja pedagang kaki lima di Tegallega"]
[caption id="attachment_82894" align="aligncenter" width="448" caption="Semakin banyak saja pedagang kaki lima di Tegallega"]
Semakin saya menyusuri jalan di sepanjang jalan Tegallega itu, semakin terlihatlah kesemerawutan terjadi. Belum lagi sampah-sampah yang terlihat berserakan di mana-mana menjadi lengkap sudah keadaan Tegallega yang mulai ditutup selama 2 minggu itu. Sayapun kembali menuju Pasir Koja dengan menumpang angkot kuning yang supirnya sangat baik hati. Saya banyak mendapatkan masukan tentang kedaan taman Tegallega di hari-hari biasa.
[caption id="attachment_82895" align="aligncenter" width="448" caption="Pak Supir yang baik hati mengantar saya pulang"]
Kawasan Konservasi Taman Tegallega Bandung untuk sementara memang ditutup. Semoga tak menutup pintu rezeki bagi orang-orang kecil seperti mereka. Biar bagaimanapun kawasan Tegallega menjadi incaran para pedagang yang ingin menjemput rezekinya di tempat itu. Tinggal pemerintah daerahlah yang harus membina mereka dan memaksa mereka untuk berjualan di tempat-tempat yang sudah disediakan.
[caption id="attachment_82896" align="aligncenter" width="448" caption="Pedagang ikan hias di jalan Peta"]
[caption id="attachment_82897" align="aligncenter" width="448" caption="Pedagang ikan hias di jalan Peta"]
Dari dalam angkot, saya foto-foto penjual ikan hias yang sudah mulai ramai dikunjungi orang di jalan Peta lingkar Selatan Bandung. Banyak sekali ikan hias dan makanannya dijual orang. Nampaknya kota Bandung merupakan surga bagi pedagang kaki lima. Benarkah???
Salam Blogger Persahabatan
Omjay