Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Laporan Ngopi Bareng Bersama Menkominfo, Tifatul Sembiring.

23 Desember 2010   02:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:28 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alhamdulillah, setelah sempat nyasar di daerah Mampang Jakarta Selatan akhirnya sampai juga saya di kantor Aldevco Octagon Building, Jl. Warung Jati Barat Raya No. 75. Malam itu, Rabu 22 Desember 2010 saya diundang oleh pengelola detik.com untuk mengikuti acara ngopi bareng atau diskusi bersama bapak Tifatul Sembiring, Menkominfo RI dengan tema kebijakan sensor internet.

Acara yang digelar dari pukul 19.00 WIB ini akhirnya selesai sampai pukul 21.00 WIB. Selain pak Tifatul Sembiring, hadir juga sebagai pembicara Ibu Lina Purbo dari komunitas wanita penggiat internet (komunitas air putih), dan mas Didin dari pengelola detik.com. Sedangkan sebagai moderator adalah mas wicaksana dari pengurus ngopi (ngobrolin peristiwa internet).

Saya datang ketika acara sudah dimulai. Pukul 20.00 WIB saya baru tiba di tempat acara. Di sana saya disambut dengan petugas resepsionis atau penerima tamu yag ternyata mantan murid saya di SMP Labschool Jakarta. Lebih kaget lagi, ketika saya disapa oleh pak Onno W Purbo, mantan orang tua murid yang merupakan pakar internet yang bersahaja. Ramah kepada semua orang termasuk saya yang dicoleknya ketika mengambil gambar pak menteri.

Maklumlah, semenjak menjadi seorang blogger, saya juga mulai merangkap menjadi fotografer. Mencari muka orang menjadi keasyikan tersendiri.

Termasuk malam ini, saya langsung saja mengambil posisi di depan, dan dengan penuh percaya diri, mulailah saya jepret sana, jepret sini. Lagaknya kayak wartawan foto professional saja, hahahahaha. (Inilah enaknya punya kamera bagus, bisa narsis sedikit, hehehehehe)

Sudah datang terlambat, saya pun langsung bertanya pula kepada pak menkominfo. Kebetulan mas Wicaksana berbaik hati kepada saya untuk memberikan pertanyaan. Langsunglah kesempatan itu saya pergunakan dengan sebaik-baiknya. Namun sayang, banyak pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya, rupanya ketinggalan di sekolah. Jadilah saya bertanya apa adanya.

Saya bertanya kepada beliau tentang pentingnya sensor internet untuk dunia pendidikan. Sebab saya sedih juga ketika salah satu mantan peserta didik saya menjadi salah satu tersangka pengunduh video Ariel-Luna-Tari. Saya kaget bukan alang kepalang ketika foto mantan murid saya ada di berita detik.com. Tentu sebagai gurunya saya sedih juga. Sebab yang saya tahu dia adalah anak yang baik.

Oleh karena itu saya menyarankan kepada pak menteri adanya sosialisasi internet di kalangan dunia pendidikan. Bukan hanya anak sekolahan, tetapi juga kalangan perguruan tinggi. Saya pun bercerita tentang cepatnya internet di luar negeri, dan terproteksinya internet dari pornografi dan jauh dari jangkauan anak-anak. Terutama bagi mereka yang belum dewasa.

Pak menteri Tifatul Sembiringpun menjawab pertanyaan saya dengan sangat ramah. Sambil menanyakan kembali siapa nama saya.

Menteri yang suka berpantun ini menjawab dengan sangat santun dan rendah hati. Terlihat sekali ketawaduannya, dan membuat saya kagum kepada menteri yang satu ini. Tak salah kalau beliau pernah menjadi presiden partai keadilan sejahtera (PKS), dan dipilih pak beye menjadi menkominfo.

Beliau mengatakan, "sudah banyak gerakan internet sehat dilakukan. Diantaranya Gema Insan (Gerakan Masyarakat Internet Aman), dan grakan-gerakan sosialisasi internet lainnya. Sekarang ini polisi mudah saja menangkap pelaku kejahatan di internet, karena ada no IP yang mudah dilacak. Oleh karenanya apa yang telah dilakukan oleh masyarakat dengan kampanye internet sehat sangat didukung oleh pemerintah". Begitu sedikit perkataan pak menteri yang masih saya ingat. Mohon maaf bila keliru dalam menuliskannya.

Pak menkominfo juga mengatakan bahwa kita perlu mengajari mereka paragenerasi muda, dan terus menerus mengkampanyekan internet sehat dan aman. Apa yang telah dilakukan oleh Telkom dengan memproteksi 100 top rangking situs porno adalah langkah awal yang bagus. Sebab masalah pornografi ini adalah masalah tanggungjawab kita bersama. Kita pun berharap teknologi lancar, informasi pun benar.

Beliau juga menjelaskan kepada kami bahwa TIK bisa sebagai pilar pembangunan bangsa, penambah devisa baru, bisa menyerap tenaga kerja, sebagai alat pencerdas kehidupan bangsa, alat demokrasi, dan memperkokoh persatuan NKRI, serta dapat digunakan untuk keutuhan wilayah.

Oleh karena itu, beliau menyampaikan tak semua konten ditangani oleh pihak menkominfo sebagai pengontol dan pengawas media. Sudah ada dewan pers, Komisi penyiaran Indonesia (KPI), dan  lembaga lain yang ditunjuk oleh pemerintah. Tugas kita sebagai masyarakat adalah mampu mengontrol media, khususnya televisi agar lebih hati-hati dalam pemberitaan.

Pak menteri juga mengakui belum meratanya TIK di Indonesia, hal ini dikarenakan 60 % penduduk Indonesia ada di Pulau Jawa. Tentu ini menjadi bisnis sendiri bagi pasar yang menangkap peluang dari banyaknya penduduk. Namun demikian pemerintah telah berupaya melakukan desimenasi atau penyebaran informasi dan memberikan stimulasi ke berbagai desa. Terbukti sudah ada 50 % desa tersambung telepon, dan ini akan terus berlanjut di mana setiap ibukota kecamatan punya televisi dan telepon. Bahkan TVRI sudah diberikan 4 chanel dalam digital TV agar mampu ditangkap dengan jernih melalui TV handpone yang mungil.

Sebenarnya banyak hal yang disampaikan oleh beliau dari pertanyaan teman-teman yang hadir. Bahkan bunda Elly Risman, salah seorang pembicara psikologi terkenal bercerita kepada pak menteri bahwa 5 bagian otak rusak dengan 2 kali klik saja via blackberry, bila kita tak memanfaatkan internet dengan baik. Beliaupun menyarankan agara para ayah dan ibu kembali tersenyum dan lebih memperhatikan buah hatinya dalam pemanfaatan teknologi informasi khususnya internet.

Akhirnya, masih banyak sebenarnya yang disampaikan oleh pak menteri dalam diskusi itu. Namun karena memori otak saya sudah mengalami PDIP (Penurunan Daya Ingat Permanen), maka saya akhiri laporan ngopi bareng bersama pak menkominfo, Tifatul Sembiring semalam.

Sekaligus juga ada sedikit informasi dari pak Onno W Purbo, pakar internet kita. Bila ada dari teman-teman yang membutuhkan informasi seputar teknologi dapat mengunduhnya di http://inteknux.id.repo.or.id, dan bagi anda para orang tua yang ingin mendapatkan pelatihan gratis orang tua dalam mendampingi anak-anaknya berinternet dapat menghubungi email mas didin di didin@idsirtii.or.id. Sayapun mengucapkan selamat kepada peserta yang hadir dan mendapatkan doorprize dari sponsor.

Salam Blogger Persahabatan

Omjay

http://wijayalabs.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun