Kalau seorang siswa belajar dengan baik dalam mempersiapkan UTS, maka dia akan menjadi calon pemimpin masa depan yang unggul. Calon pemimpin yang sudah terbiasa berbuat jujur, mandiri, penuh percaya diri, dan tidak mencontek kepada teman pada saat ulangan. Tak terjadi kecurangan, karena kejujuran dan kepedulian senantiasa dijunjung tinggi. Mampu mengerjakan soal-soal dari 10 mata pelajaran yang diujikan dengan penuh ketenangan dalam waktu yang telah ditentukan.
Berbeda halnya untuk menjadi seorang pemimpin sebuah Negara. Untuk menjadi seorang pemimpin sebuah Negara (presiden, perdana menteri, raja, dan ratu) yang dipersiapkan bukan hanya kejujuran dan kepedulian saja, tetapi mampu menyiapkan "gizi" (baca dana) yang tinggi agar terpilih menjadi pemenangnya.
Seorang pemimpin negara bukan hanya pintar dan cerdas, tetapi juga mampu dalam hal status sosial ekonomi. Seorang pemimpin tak hanya kaya ilmu dan pengalaman, tetapi juga kaya harta. Sayangnya tak ada kurikulum pendidikan di negeri ini yang menuliskan agar peserta didik diarahklan untuk menjadi kaya ilmu dan pengalaman sekaligus karya harta, karena pendidikan kewirausahaan memang kurang diajarkan di sekolah-sekolah kita.
Saya pandangi  foto pak sby yang tersenyum manis kepadaku di dinding kelas. Di bawah fotonya tertuliskan dengan lengkap namanya. Dr. H. Susilo bambang Yudhoyono. Tanpa tahi lalat di pipinya lagi. Saya tak tahu kenapa foto pak sby -budiono, berbeda dengan foto pak sby-jk. Mungkin ini pekerjaan fotografer istana saja. Namun hal terpenting dari memandang wajah beliau yang ganteng melalui fotonya, membuat saya memiliki hasrat/keinginan yang luar biasa dalam diri ini untuk berjumpa dan saling menyapa secara langsung dengan presidenku. Mungkinkah ini dapat terjadi?
UTS hari ini, dengan pelajaran IPA dan PLKJ, telah menginspirasi saya menulis tentang kepemimpinan SBY. Kepemimpinan seorang kepala Negara yang dirindukan oleh segenap rakyatnya. Kepemimpinan yang seperti pohon pendidikan, berakar moral dan agama, berbatang ilmu, beranting amal, berdaun tali silahturahim , berbuah kebahagiaan dunia dan akhirat. Itulah pesan yang sering kali disampaikan oleh pak Arif kepada para guru di sekolahku. Bila Indonesia mendapatkan seorang pemimpin yang seperti  itu, alangkah bahagianya rakyat Indonesia.
Kepemimpinan pak SBY semoga juga seperti itu. Mampu menjadi pemimpin yang berkarakter. Seperti halnya nilai-nilai dasar karakter yang diajarkan kepada anak-anak di sekolah. Â Setidaknya kepemimpinan pak sby telah menemani diriku dalam ikut mengawasi anak-anak dalam mengerjakan soal-soal UTS., meskipun hanya lewat foto saja. Setidaknya senyum pak SBY pada foto itu telah membuatku menemukan sebuah jawaban kenapa lambang burung garuda pancasila menengok ke sebelah kanan, dan tidak menengok ke sebelah kiri. Â (hehehehehehe).
Ya Sudahlah!. Jangan terlalu banyak tertawa. Lagu mas Bondan Prakoso dari suara handphoneku membangunkan saya agar segera menyelesaikan tulisan ini. Akhirnya UTS dan kepemimpinan pak SBY telah menyadarkan saya sebagai seorang pendidik untuk mempersiapkan calon pemimpin masa depan yang bertakwa, berintegritas tinggi, mempunyai daya juang yang kuat, mempunyai kepribadian yang utuh, berbudi pekerti yang luhur, mandiri serta berprestasi. Semoga akan lahir seorang presiden dari para peserta didiku kelak. Amin
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H