Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Budaya Sekolah (School Culture)

22 Maret 2010   17:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:15 4855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_100044" align="aligncenter" width="448" caption="Salah satu bentuk Budaya Sekolah (School Culture)"][/caption]

Semuanya itu telah menyatu ke dalam kegiatan akademik dan kegiatan kesiswaan melalui kegiatan yang bersifat intrakurikuler dan ekstrakurikuler.

Pengelola sekolah membangun sebuah sistem yang di dalamnya mengutamakan kerjasama atau team work. Kesuksesan dibangun atas dasar kebersamaan dan bukan kerja satu orang kepala sekolah atau one man show. Pimpinan sekolah atau kepala sekolah boleh datang silih berganti, tetapi sistem akan terus berjalan mendampingi siapapun pemimpinnya.

Suatu sekolah harus dapat menciptakan budaya sekolahnya sendiri sebagai identitas diri, dan juga sebagai rasa kebanggaan akan sekolahnya. Kegiatan tidak hanya terfokus pada intrakurikuler, tetapi juga ekstrakurikuler yang dapat mengembangkan kreativitas, bakat dan minat siswa. Selain itu, dalam menciptakan budaya sekolah yang kokoh, kita hendaknya juga berpedoman pada misi dan visi sekolah yang tidak hanya mencerdaskan otak saja, tetapi juga watak siswa yang selalu disampaikan oleh tokoh pendidikan Indonesia Bapak Arief Rachman, serta mengacu pada 4 tingkatan kecerdasan yaitu : kecerdasan intektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan rohani (SQ) dan kecerdasan sosial.

Budaya sekolah harus dapat mencakup akademik, nonakademik, kerohanian, kesenian, keolahragaan, dan kemasyarakatan. Guru, orang tua, dan siswa harus menyatu menjadi tree in one yang memiliki tugas dan komitmen bersama untuk menggali dan menyuburkan budaya sekolah agar tetap eksis dan mencapai kesempurnaan. Budaya sekolah akan subur bila orang tua siswa dilibatkan dalam menjunjang kegiatan kesiswaan. Melalui kegiatan Indonesian Parenting Forum, orang tua diberi kesempatan melakukan kegiatan sekolah.

Kegiatan POMG telah menjadi budaya sekolah yang kental dan didukung penuh oleh pimpinan sekolah. Tanpa peran dari POMG, sekolah akan terasa seperti sayur tanpa garam. Namun demikian, kegiatan POMG tetap berjalan dalam koridor tidak 'mengobok-obok' kurikulum sekolah yang telah dibuat oleh sekolah.

Keterlibatan orang tua dalam menunjang kegiatan akademik dan kesiswaan, keteladan guru, dan prestasi siswa adalah tiga hal yang menyuburkan budaya sekolah.

Salam Blogger Persahabatan

Omjay

http://wijayalabs.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun