Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Beri Aku Alat Tulis!

28 Mei 2010   17:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:54 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

jangan beri aku alat tulis!

Kalau kau beri aku alat tulis, maka aku akan menulis. Menulis apa saja yang berkecamuk dalam otakku. Menggerakkan tangan ini untuk menulis apa yang kusukai dan kukuasai. Apa yang kusenangi dan apa yang kubenci. Tak peduli kalau akhirnya aku harus dibuih. Masuk jeruji besi yang ditakuti anak negeri.

jangan beri aku alat tulis!

Sebab dengan menulis aku merasakan menjadi seorang penulis. Penulis dadakan yang tak terkenal. Penulis dadakan yang sedang belajar menulis. Belajar berbagi pengalaman dan pengetahuan meski hanya sedikit. Walaupun sedikit, bila kau mau berbagi maka akan menjadi kekuatan maha dahsyat bila dilakukan terus setiap hari. Tak peduli mendapat caci, yang penting originalitas tetap terjaga dengan baik. jangan pernah menjad plagiat! Lebih baik menjadi terkenal dengan tulisan sendiri, daripada terkenal tapi mencuri karya tulis orang lain.

Jangan beri aku alat tulis!

karena alat tulis ini membuatku menjadi seorang pejuang demokrasi. Seorang pejuang yang hanya mampu menuliskan pokok-pokok pemikirannya untuk kemajuan bangsa. Seorang pejuang yang menginginkan kebebasan yang bertanggungjawab. Mampu mandiri dan tidak bergantung kepada bangsa lain. Sebab Indonesia adalah negara merdeka dan berdaulat. Dari sabang sampai merauke. Cukup sudah kita dijajah Belanda dan Jepang. janganlah lagi kita dijajah Amerika dalam bidang ekonomi dan perdagangan. Jangan kau ciptakan lagi penjajahan gaya baru karena arus globalisasi yang tak terbendung lagi. Indonesia harus berjaya dan diakui dunia.

jangan beri aku alat tulis!

Sebab tulisanku akan terbang kemana-mana melalui dunia maya. Selalu online 24 jam dan tak pernah tidur. Adanya dunia maya memudahkan aku mempublikasikan tulisan-tulisanku. Mungkin tidak bermutu bagimu, tapi bermanfaat untuk orang lain. Karena tulisanku pasti lolos untuk dipublish. Sebab aku sendirilah yang menjadi editor dan penuh tanggung jawab menjalankannya.

Mungkin tulisanku menjadi sampah informasi di internet. Namun mungkin saja tulisanku menjadi sampah yang membawa berkah. Mampu memberikan manfaat bagi siapa saja yang membaca tulisanku dengan empati dan membuatnya menjadi manusia berkarakter. Tidak menjadi manusia yang pelintat pelintut dan asal bapak senang.

Jangan beri aku alat tulis!

Meskipun rasa kantuk ini telah menyengatku, aku terus menulis. Sebab aku yakin, apa yang aku tulis bisa menjadi bas betot dan membuatku menyanyi dalam barisan kata-kata indah seperti lagu "jangan menyerah" dari dmasiv yang mempesona itu. Terangkai indah dalam kalimat mesra berisikan cinta. Karena kulihat ada cinta di bola matamu yang sangat indah. Membuatku teringat kembali akan kampanye pak SBY di Indosiar, dalam kampanye pertamanya menjadi seorang calon presiden beberapa tahun lalu. Lagu ada pelangi di bola matamu mengingatkan aku akan janji-janji pak SBY untuk menumpas korupsi sampai ke akar-akarnya. Tetapi kenapa markus semakin merajalela di masa pemerintahannya?

Jangan beri aku alat tulis!

Karena dalam tulisanku aku bisa menjadi orang yang romantis dan juga bengis. Tetapi tak seperti iblis yang selalu mengajak manusia berbuat keburukan. Aku harus menjadi malaikat yang mengajak manusia menunaikan kebaikan. Mengkampanyekan surga yang ada di depan mata manusia. Namun sayangnya, setan dan iblis dalam tubuhku selalu mengganggu dan mengajakku untuk ke gerbang pintu neraka.

jangan beri aku alat tulis!

Sebab itu akan membuatku asyik sendiri. Melakukan refleksi diri tentang apa yang telah aku lakukan. Membuatku malu  dengan diriku sendiri karena belum berbuat yang terbaik untuk negeriku. Sebab negeriku sekarang sedang sakit. Oleh penyakit yang belum ketemu obatnya. Lebih dahsyat dari penyakit aids dan virus flu burung. membuatku termenung dan mencari kawan sehati untuk membangun negeri. Sebab yang aku tahu, negeriku sudah dikuasai oleh para bedebah yang kebal hukum dan tak tahu diri. Menangislah dan teruslah tertawa, karena dunia tak seindah surga. Meski dunia kadang tak adil, mirip lagu laskar pelangi dari nidji yang mempesona itu.

Lumpur lapindo terus meluap. Apakah ini peringatan dari Tuhan yang menguasai Bumi?

Ada jerit tangis di sana. Ada penderitaan yang terlihat dengan mata telanjang. Tapi para pejabat tetap bungkam, karena mungkin mereka sudah tak bisa melihat, dan berbicara lagi atau jangan-jangan mereka tak punya alat tulis sepertiku, sehingga mereka menjadi bisu, buta, dan tuli atas penderitaan sebagian rakyatnya.

Wahai para korban lapindo, bersabarlah. Akan ada pertolongan Allah

Jangan Beri Aku Alat Tulis

bila kalian bertakwa.

salam Blogger Persahabatan

omjay

http://wijayalabs.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun